
Esemka Mencoba Bangkit: Tak Mau Ada di Ketiak Pemerintah
Efrem Siregar, CNBC Indonesia
15 August 2019 12:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Mobil Esemka mencuri perhatian publik karena kendaraan ini dipopulerkan oleh Presiden Joko Widodo saat dahulu menjabat Wali Kota Solo. Mobil ini sempat terlihat pada pameran Kreatif Anak Solo (Kreasso) pada tahun 2011.
Joko Widodo (Jokowi) kemudian menyatakan ketertarikan untuk menggunakan mobil Esemka tipe Rajawali sebagai mobil dinas yang merupakan jenis SUV.
Namanya kian dikenal sebagai mobil produksi anak bangsa. Namun, beberapa lama setelah itu, keberadaan Esemka perlahan hilang dari perbincangan publik.
Setelah sekian lama, akhirnya Esemka hadir kembali ke permukaan. Esemka berpartisipasi dalam pameran The Automotive Component Industry Expo 2019 di gedung Kementerian Perindustian. Namun, manajemen PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) hanya memamerkan komponen-komponen mobil, Selasa (13/8/2019)
Namun, Presiden Direktur PT SMK Eddy Wirajaya meyakinkan bahwa tenaga kerjanya saat ini tengah memproduksi sebuah mobil bertipe pick-up yang diberi nama BIMA. Sayangnya, ia tidak mengungkapkan kapan waktu peluncuran mobil tersebut.
"On going," kata Eddy, Selasa (13/8/2019).
Ia hanya menyiratkan harapan bahwa produksi mobil dapat terealisasi pada tahun ini.
Kabar baru tersebut beriringan dengan pernyataan Eddy yang menegaskan bahwa Esemka bukanlah mobil nasional. Menurutnya, ada salah persepsi mengenai mobil Esemka.
"Kami bukan mobil nasional, kami mobil yang diproduksi di Indonesia. Jangan salah persepsi mengenai mobil nasional. Cukup luas artinya," kata Eddy.
Dalam keterangan resmi, PT SMK mengklaim diri sebagai perusahaan swasta nasional yang telah beroperasi seperti pabrik mobil lainnya tanpa mendapatkan fasilitas khusus dari pemerintah. Pada dua dekade masa lalu, di Indoensia ada program mobnas, Timor yang dapat fasilitas pajak pemerintah, yang akhirnya kandas karena dinyatakan melanggar prinsip perdagangan oleh WTO.
Eddy juga tidak ingin keberadaan Esemka dihubungkan dengan nama Presiden Joko Widodo.
"Jangan hubung-hubungkan dengan Pak Jokowi, kasihan Pak Jokowi. Selalu Esemka dihubungkan dengan Pak Jokowi, kasihan beliau," ungkap Eddy di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (13/8/2019) seperti dikutip dari detikcom.
Soal status mobil nasional, Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan, Esemka pada dasarnya adalah produk merek nasional. Pemerintah hanya mendukung ekosistem industrinya, tak ada fasilitas pemerintah.
"Kita lihat, itu jawabnya merek mobil nasional. Jadi kalau merek itu kan macam-macam. Dan merek itu nanti market yang akan menilai," kata Airlangga, Rabu (14/8/2019).
(hoi/hoi) Next Article Komponen Lokal Esemka 60%, Avanza Cs Diklaim di Atas 90%
Joko Widodo (Jokowi) kemudian menyatakan ketertarikan untuk menggunakan mobil Esemka tipe Rajawali sebagai mobil dinas yang merupakan jenis SUV.
Namanya kian dikenal sebagai mobil produksi anak bangsa. Namun, beberapa lama setelah itu, keberadaan Esemka perlahan hilang dari perbincangan publik.
Setelah sekian lama, akhirnya Esemka hadir kembali ke permukaan. Esemka berpartisipasi dalam pameran The Automotive Component Industry Expo 2019 di gedung Kementerian Perindustian. Namun, manajemen PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) hanya memamerkan komponen-komponen mobil, Selasa (13/8/2019)
Namun, Presiden Direktur PT SMK Eddy Wirajaya meyakinkan bahwa tenaga kerjanya saat ini tengah memproduksi sebuah mobil bertipe pick-up yang diberi nama BIMA. Sayangnya, ia tidak mengungkapkan kapan waktu peluncuran mobil tersebut.
"On going," kata Eddy, Selasa (13/8/2019).
Kabar baru tersebut beriringan dengan pernyataan Eddy yang menegaskan bahwa Esemka bukanlah mobil nasional. Menurutnya, ada salah persepsi mengenai mobil Esemka.
"Kami bukan mobil nasional, kami mobil yang diproduksi di Indonesia. Jangan salah persepsi mengenai mobil nasional. Cukup luas artinya," kata Eddy.
Dalam keterangan resmi, PT SMK mengklaim diri sebagai perusahaan swasta nasional yang telah beroperasi seperti pabrik mobil lainnya tanpa mendapatkan fasilitas khusus dari pemerintah. Pada dua dekade masa lalu, di Indoensia ada program mobnas, Timor yang dapat fasilitas pajak pemerintah, yang akhirnya kandas karena dinyatakan melanggar prinsip perdagangan oleh WTO.
Eddy juga tidak ingin keberadaan Esemka dihubungkan dengan nama Presiden Joko Widodo.
"Jangan hubung-hubungkan dengan Pak Jokowi, kasihan Pak Jokowi. Selalu Esemka dihubungkan dengan Pak Jokowi, kasihan beliau," ungkap Eddy di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (13/8/2019) seperti dikutip dari detikcom.
Soal status mobil nasional, Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan, Esemka pada dasarnya adalah produk merek nasional. Pemerintah hanya mendukung ekosistem industrinya, tak ada fasilitas pemerintah.
"Kita lihat, itu jawabnya merek mobil nasional. Jadi kalau merek itu kan macam-macam. Dan merek itu nanti market yang akan menilai," kata Airlangga, Rabu (14/8/2019).
(hoi/hoi) Next Article Komponen Lokal Esemka 60%, Avanza Cs Diklaim di Atas 90%
Most Popular