
Kapal Patroli Awasi Pengamanan Tumpahan Minyak di Karawang
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
11 August 2019 12:15

|Jakarta, CNBC Indonesia - Kapal Patroli Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (Sea and Coast Guard) KN Alugara milik Pangkalan PLP Kelas I Tanjung Priok terus melakukan pengamanan dan pengawasan tumpahan minyak di Tanjung Karawang yang terjadi beberapa waktu yang lalu.
Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Ahmad menjelaskan, kapal KN Alugara sebagai salah satu kapal kelas satu dalam jajaran kapal patroli Indonesian Sea and Coast Guard terlibat dalam pengamanan sebagai salah satu antisipasi jika ada pihak-pihak luar yang dapat mengganggu kapal-kapal yang menggelar Oil Boom di lokasi tumpahan minyak tersebut.
Lebih lanjut, ia mengatakan, pangkalan PLP Tanjung Priok menyiapkan dua unit armada kapal kelas satu dan kelas dua yaitu KN Alugara dan KN Jembio untuk bergantian melaksanakan pengawasan dan pengamanan bersama dengan kapal-kapal kelas III KSOP Kepulauan Seribu.
"Dan untuk cadangan, Pangkalan PLP Tanjung Priok juga menyiapkan 1 kapal kelas II yaitu KN. Kujang yang saat ini berada di perairan Cirebon untuk setiap saat digerakkan ke lokasi tumpahan minyak," ujar Ahmad melalui keterangan resminya, Minggu (11/8/2019).
Ia menyebutkan, secara bergantian kapal-kapal patroli Sea and Coast Guard dari pangkalan PLP Priok dan KSOP Kepulauan Seribu melaksanakan pengawasan dan pengamanan di wilayah tumpahan minyak tersebut.
Ahmad menjelaskan, KSOP Kelas IV Kepulauan Seribu yang menjadi Mission Coordinator (MC) Tier 1 sesuai Perpres nomor 109 tahun 2006 tentang Penanggulangan Keadaan Darurat Tumpahan Minyak di Laut harus melakukan pengawasan secara terus menerus terhadap upaya penanganan kebocoran gas dan tumpahan minyak dari anjungan yang dioperasikan PT. Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONW) di Pantai Utara Jawa.
"Untuk penanganan offshore, hingga saat ini sudah melibatkan 46 kapal dan 937 orang personel yang dikerahkan untuk mengatasi tumpahan minyak dan oil boom yang digunakan sepanjang 5.700 meter," tutur Ahmad.
Adapun, total tumpahan minyak yang dikumpulkan sampai dengan 9 Agustus 2019 pukul 22.00 WIB secara akumulatif adalah sebanyak 4.803,42 barrel.
Sementara untuk penanganan onshore, oil boom yang terpasang sepanjang 2.070 meter dan personel yang terlibat sebanyak 2.856 orang yang terdiri dari KSOP Kepulauan Seribu, OSCT, masyarakat sekitar, Pokwasmas, TNI dan Polri.
Ahmad menyampaikan, tumpahan minyak terlihat di Pulau Rambut dan Pulau Untung Jawa yang masih dalam proses pembersihan. Untuk Pulau Kelapa, Harapan, Pramuka, Tidung, Pari, Lancang, Ayer dan Arco Ardjuna tidak ditemukan adanya tumpahan minyak.
"Ditjen Perhubungan Laut melalui KSOP Kepulauan Seribu akan terus melakukan pengawasan terhadap penanganan kebocoran gas dan tumpahan minyak dengan mengerahkan sumber daya baik personel maupun sarana prasarana yang ada agar penyebaran tumpahan minyak dapat dilokalisir dan cepat ditanggulangi," kata Ahmad.
Sementara itu, Kepala Kantor KSOP Kelas IV Kepulauan Seribu yang juga selaku Mission Coordinator (MC) Tier 1, Capt. Herbert Marpaung menjelaskan, dirinya telah mengkoordinasikan seluruh pihak yang terlibat dalam penanganan tumpahan minyak termasuk pergerakan kapal dan personel.
Selain dukungan kapal patroli Sea and Coast Guard, Kapal Negara Kenavigasian juga telah memasang 13 Buoy di sekitar lokasi kejadian tumpahan minyak dimana 1 buoy sebagai penanda dan 12 buoy sebagai Static Oil Boom.
"Secara aktif Stasiun Radio Pantai (SROP) Tanjung Priok menerbitkan Navigational Warning melalui Navigation Telegram dan KSOP Kepulauan Seribu juga mengaktifkan pos pantau di pulau-pulau yang berada di Kepulauan Seribu," ujar Herbert
"Dan sebagai bentuk dukungan, KSOP Kepulauan Seribu memberikan kemudahan dan prioritas serta percepatan perizinan untuk pergerakan kapal-kapal yang digunakan untuk menanggulangi pencemaran minyak tersebut," pungkasnya.
Simak video penjelasan Pertamina soal tumpahan minyak Karawang di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article Tumpahan Minyak Turun 10%, Bos Pertamina: Dampak Mengecil
Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Ahmad menjelaskan, kapal KN Alugara sebagai salah satu kapal kelas satu dalam jajaran kapal patroli Indonesian Sea and Coast Guard terlibat dalam pengamanan sebagai salah satu antisipasi jika ada pihak-pihak luar yang dapat mengganggu kapal-kapal yang menggelar Oil Boom di lokasi tumpahan minyak tersebut.
Lebih lanjut, ia mengatakan, pangkalan PLP Tanjung Priok menyiapkan dua unit armada kapal kelas satu dan kelas dua yaitu KN Alugara dan KN Jembio untuk bergantian melaksanakan pengawasan dan pengamanan bersama dengan kapal-kapal kelas III KSOP Kepulauan Seribu.
![]() |
Ia menyebutkan, secara bergantian kapal-kapal patroli Sea and Coast Guard dari pangkalan PLP Priok dan KSOP Kepulauan Seribu melaksanakan pengawasan dan pengamanan di wilayah tumpahan minyak tersebut.
Ahmad menjelaskan, KSOP Kelas IV Kepulauan Seribu yang menjadi Mission Coordinator (MC) Tier 1 sesuai Perpres nomor 109 tahun 2006 tentang Penanggulangan Keadaan Darurat Tumpahan Minyak di Laut harus melakukan pengawasan secara terus menerus terhadap upaya penanganan kebocoran gas dan tumpahan minyak dari anjungan yang dioperasikan PT. Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONW) di Pantai Utara Jawa.
"Untuk penanganan offshore, hingga saat ini sudah melibatkan 46 kapal dan 937 orang personel yang dikerahkan untuk mengatasi tumpahan minyak dan oil boom yang digunakan sepanjang 5.700 meter," tutur Ahmad.
Adapun, total tumpahan minyak yang dikumpulkan sampai dengan 9 Agustus 2019 pukul 22.00 WIB secara akumulatif adalah sebanyak 4.803,42 barrel.
Sementara untuk penanganan onshore, oil boom yang terpasang sepanjang 2.070 meter dan personel yang terlibat sebanyak 2.856 orang yang terdiri dari KSOP Kepulauan Seribu, OSCT, masyarakat sekitar, Pokwasmas, TNI dan Polri.
Ahmad menyampaikan, tumpahan minyak terlihat di Pulau Rambut dan Pulau Untung Jawa yang masih dalam proses pembersihan. Untuk Pulau Kelapa, Harapan, Pramuka, Tidung, Pari, Lancang, Ayer dan Arco Ardjuna tidak ditemukan adanya tumpahan minyak.
![]() |
"Ditjen Perhubungan Laut melalui KSOP Kepulauan Seribu akan terus melakukan pengawasan terhadap penanganan kebocoran gas dan tumpahan minyak dengan mengerahkan sumber daya baik personel maupun sarana prasarana yang ada agar penyebaran tumpahan minyak dapat dilokalisir dan cepat ditanggulangi," kata Ahmad.
Sementara itu, Kepala Kantor KSOP Kelas IV Kepulauan Seribu yang juga selaku Mission Coordinator (MC) Tier 1, Capt. Herbert Marpaung menjelaskan, dirinya telah mengkoordinasikan seluruh pihak yang terlibat dalam penanganan tumpahan minyak termasuk pergerakan kapal dan personel.
Selain dukungan kapal patroli Sea and Coast Guard, Kapal Negara Kenavigasian juga telah memasang 13 Buoy di sekitar lokasi kejadian tumpahan minyak dimana 1 buoy sebagai penanda dan 12 buoy sebagai Static Oil Boom.
"Secara aktif Stasiun Radio Pantai (SROP) Tanjung Priok menerbitkan Navigational Warning melalui Navigation Telegram dan KSOP Kepulauan Seribu juga mengaktifkan pos pantau di pulau-pulau yang berada di Kepulauan Seribu," ujar Herbert
"Dan sebagai bentuk dukungan, KSOP Kepulauan Seribu memberikan kemudahan dan prioritas serta percepatan perizinan untuk pergerakan kapal-kapal yang digunakan untuk menanggulangi pencemaran minyak tersebut," pungkasnya.
Simak video penjelasan Pertamina soal tumpahan minyak Karawang di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article Tumpahan Minyak Turun 10%, Bos Pertamina: Dampak Mengecil
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular