Tak Cuma Indonesia, Negara Ini Juga Punya Kebiasaan Ngaret

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
09 August 2019 12:04
Ngaret atau datang terlambat telah menjadi kebiasaan yang tidak bisa dihindarkan oleh masyarakat Indonesia.
Foto: Grab Anti Ngaret
Jakarta, CNBC Indonesia- Ngaret atau datang terlambat telah menjadi kebiasaan yang tidak bisa dihindarkan oleh masyarakat Indonesia. Ya, ngaret sudah menjadi sesuatu yang sangat familiar didengar di tengah kehidupan masyarakat Indonesia.

Nyatanya, tak hanya Indonesia. Beberapa negara ini juga memiliki kesamaan dengan Indonesia.


Brasil

Mengutip detik.com, memiliki perilaku santai dalam hal menepati waktu, warga Brasil menganggap jika ngaret adalah hal yang sangat biasa. Apalagi di Rio de Janeiro. Kehidupan pantai yang tenang dan santai sangat berpengaruh dalam masyarakat.

Nigeria

Seperti dilansir bussinessinsider, negara di Afrika ini juga memiliki jam kerja yang bisa disebut ngaret. Dikutip dari Business Insider, seorang petani di pedesaan Nigeria tidak masalah jika bekerja pukul 07.00, 07.12 hingga 07.30. Sebab, yang penting dari pekerjaan tersebut adalah struktur kerja yang fleksibel dan bagaimana bisa beradaptasi dengan alam

Arab Saudi

Prinsip time is money tampaknya tidak berlaku di negara Arab. Dilansir CNN Indonesia, orang-orang Arab Saudi menganggap waktu bukanlah sesuatu hal yang berharga. Alhasil terlambat beberapa menitpun tidak masalah. Bahkan menunggu-nunggu kedatangan seseorang sembari melihat jam tangan dianggap hal yang tidak sopan.

4. Ekuador

Ada yang aneh di negara ini. Mereka yang datang terlambat dianggap sebagai orang yang tepat waktu. Penyebabnya adalah orang-orang di negara ini memang tidak terpaku dengan waktu. Sehingga telat 15-30 menit pun masih dibilang on time. Demikian dilansir dari CNN Indonesia. Tak heran, hampir semua hal di Ekuador memiliki keterlambatan dari mulai jam kerja, pernikahan, pesta hingga jadwal penerbangan.


Di sini, ngaret kerap dikaitkan sebagai budaya yang begitu melekat dengan orang Indonesia. Budaya tersebut menciptakan kebiasaan di mana banyak orang merasa terlalu nyaman dalam mengulur waktu dan hal ini menyebabkan berkurangnya produktivitas. Untuk meningkatkan produktivitas masyarakat Indonesia dan menjadi pendukung bagi para pejuang #AntiNgaret, layanan transportasi roda dua milik Grab, GrabBike menghadirkan kampanye #AntiNgaret!

"Mereka yang kami sebut sebagai pejuang #AntiNgaret ini selalu berusaha semaksimal mungkin agar bisa mencapai tujuan dengan on time. Karenanya, Grab menjadikan GrabBike sebagai armada pendukung untuk mereka yang terus mengejar berbagai hal yang berarti, tentunya dengan ketepatan waktu penjemputan," kata General Manager Marketing Grab Indonesia, Daniel Van Leeuwen.

Grab juga memiliki lebih dari 90 orang tim pemetaan di Indonesia yang akan membuat perjalanan para pejuang #AntiNgaret dengan GrabBike menjadi lebih optimal. Tim tersebut bertugas membangun point of interest (POI) dan titik hijau sebagai lokasi penjemputan untuk memudahkan proses perjalanan mitra pengemudi dan penumpang Grab.

"Dengan demikian, rute yang diarahkan juga lebih efisien dan estimasi waktu tiba menjadi lebih akurat," tutupnya.


(dob/dob) Next Article Bisakah Kita Meninggalkan Budaya Ngaret?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular