Jakarta Makin Makin Macet, Ganjil-Genap Jadi Solusi?

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
07 August 2019 09:40
Berdasarkan hasil uji coba penerapan ganjil genap pada saat Asian Games, kecepatan rata-rata kendaraan di Jakarta terus turun.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), meminta masyarakat mendukung rencana perluasan ganjil genap yang tengah dikaji oleh Pemprov DKI Jakarta. Berdasarkan hasil uji coba penerapan ganjil genap pada saat Asian Games, kecepatan rata-rata kendaraan di Jakarta terus turun.

Bedasarkan data BPTJ, jika pada saat berlangsungnya Asian Games rekapitulasi kecepatan jalan arteri yang diberlakukan ganjil genap mencapai 36,83 km/jam, maka data pada bulan Juli 2019 menunjukkan bahwa kecepatan turun menjadi 30,85 km/jam.

Adapun untuk Volume Capacity Ratio (VC Ratio) pada jalan arteri tercatat mengalami kenaikan. Pada saat Asian Games berlangsung, VC Ratio menunjukkan 0,60, namun pada bulan Juli 2019 tercatat naik menjadi 0,69. VC Ratio merupakan perbandingan jumlah kendaraan dengan kapasitas jalan dalam satu waktu.

Untuk itu, penerapan sistem ganjil genap diharapkan bisa membuat kemacetan dan polusi di Jakarta berkurang. "Perluasan ganjil genap merupakan salah satu langkah yang saat ini memungkinkan untuk segera dilakukan dalam mengurangi kemacetan dan polusi udara," ujar Kepala BPTJ Bambang Prihartono melalui siaran pers yang disampaikan, Selasa (07/08/2019).
Bambang juga menyampaikan penerapan aturan ganjil genap ditujukan supaya masyarakat beralih moda transportasi dari menggunakan kendaraan pribadi ke angkutan umum massal.
Pemeritah, baik pusat maupun daerah kata Bambang, terus berusaha untuk meningkatkan kualitas layanan angkutan umum massal. Sebagai kepanjangan tangan dari pemerintah pusat, BPTJ juga menghadirkan layanan Transjabodetabek, JR (Jabodetabek Ressidence) dan JA (Jabodetabek Airport) Connexion.
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek, kinerja lalu lintas saat ini mengalami penurunan dibandingkan pada saat penyelenggaraan Asian Games 2018, saat uji coba ganjil genap pertama kali diterapkan.
Selain perluasan ganjil genap, kebijakan lain seperti ERP (Electronic Road Pricing) juga akan terapkan untuk untuk membatasi penggunaan kendaraan bermotor guna mengurai kemacetan ternyata membutuhkan proses yang tidak sebentar.
"Padahal, persoalan kemacetan dan polusi udara merupakan masalah yang harus ditangani saat ini. Apa nih yang bisa kita lakukan segera dan apa yang bisa kita lakukan saat ini? dan menurut saya ganjil genap adalah solusinya," kata Bambang.
Bambang menilai selama ini masyarakat sudah nyaman dengan penggunaan kendaraan pribadi. Tanpa disadari kenyamanan yang didapatkan ternyata turut berkontribusi pada kemacetan dan polusi udara.
"Tanpa kita sadari, kenyamanan yang selama ini kita dapat justru membuat kita sendiri dan juga orang lain menjadi susah karena terjebak kemacetan dan polusi udara yang ditimbulkan," jelas Bambang.



(hps/hps) Next Article Perhatian! Ini 16 Rute Baru Ganjil-Genap di Jakarta

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular