Asap Sampai Singapura & Malaysia, Jokowi: Saya Malu

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
06 August 2019 13:04
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pengarahan dalam rapat koordinasi nasional pengendalian kebakaran hutan dan lahan 2019
Foto: Kebakaran Hutan di Portugal (REUTERS/Rafael Marchante)
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pengarahan dalam rapat koordinasi nasional pengendalian kebakaran hutan dan lahan 2019 di Istana Merdeka, Jakarta.

Berbicara di depan ratusan peserta, Jokowi tak ragu menyebut bahwa ada rasa malu yang ada di benaknya ketika melakukan kunjungan kerja ke luar negeri terkait masalah kebakaran hutan dan lahan.

"Saya kadang-kadang malu. Minggu ini saya mau ke Malaysia dan Singapura. Tapi saya tahu, minggu kemarin sudah jadi headline. Cirebu masuk lagi ke negara tetangga kita," kata Jokowi.



"Saya cek ke Cirebu, ini apa? Ternyata asap. Hati-hati. Malu kita kalau enggak bisa menyelesaikan ini. Mereka udah seneng 4 tahun enggak pernah ada Cirebu," tegasnya.
Kebakaran hutan dan lahan memang sudah sejak lama dialami Indonesia. Selain imbasnya terkena negara tetangga, kerugian ekonomi dari kebakaran hutan dan lahan pernah mencapai Rp 221 triliun.

Jokowi cukup kecewa, lantaran angka kebakaran hutan tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun lau. Padahal, berbagai upaya yang sudah dilakukan seharusnya bisa menurunkan angka kebakaran.

"Aturan main kita tetap masih sama. Saya ingatkan kepada Pangdam, Danrem, Kapolda, Kapolres, aturan yang saya sampaikan 2015 masih berlaku," kata Jokowi.

"Saya kemarin sudah telepon Panglima TNI, saya minta copot yang tidak bisa mengatasi. Saya telepon lagi, 3 atau 4 hari yang lalu kepada Kapolri, copot kalau nggak bisa mengatasi kebakaran hutan dan lahan," tegasnya.

Jokowi meminta tak ada satupun pihak yang meremehkan titik panas kebakaran hutan dan lahan. Kepala negara lantas memberikan empat instruksi penting.

Pertama, memprioritaskan pencegahan melalui patroli terpadu deteksi dini dan kedua penataan ekosistem gambut dan kawasan hidrologi gambut oleh Badan Restorasi Gambut (BRG).


Ketiga, bertindak cepat untuk melakukan pemadaman api di titik panas, dan keempat Jokowi meminta langkah penegakan hukum tanpa kompromi bagi biang keladi kebakaran hutan.

"Sehingga bapak ibu dan saudara saudari semuanya saya kumpulkan untuk mengingatkan lagi pentingnya mengatasi kebakaran hutan dan kebakaran lahan," tegasnya.



(dob) Next Article Menhub: Asap Kebakaran Hutan Ancaman Serius Bagi Penerbangan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular