
Pengakuan Mengejutkan Pedagang Pasar Soal Mati Listrik Massal
Efrem Siregar, CNBC Indonesia
05 August 2019 15:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemadaman listrik yang terjadi selama 8-9 jam di DKI Banten, Jakarta, Jawa Barat dan sekitarnya menimbulkan kerugian kepada pelaku usaha. Tidak terkecuali kepada para pedagang di pasar tradisional.
Dampak pemadaman listrik, kegiatan berdagang tidak berjalan maksimal. Di salah satu pasar di Cipinang, Jakarta Timur, suasana pasar terlihat sepi pada Minggu (4/8). Di dalam pasar, nyaris tidak ada aktivitas perdagangan, suasana di dalam bangunan pasar terlihat gelap gulita.
Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan para pedagang menderita kerugian materil maupun non materil.
"Banyak kerugian materil atau non materil. Akses komunikasi antara pedagang dan pengepul terputus karena pemadaman listrik terjadi bersamaan dengan gangguan (sinyal) komunikasi," kata Mansuri kepada CNBC Indonesia, Senin (5/8/2019).
Terputusnya komunikasi membuat pasokan barang terhambat ke pedagang.
Ia menjelaskan pemadaman listrik menyebabkan sebagian mesin operasional pedagang mati sehingga pedagang serut kelapa berhenti melakukan aktivitasnya.
Penerangan yang minim pun menjadi hambatan untuk aktivitas jual-beli di pasar.
"Pedagang ikan segar tidak mendapat penerangan, pompa air padam. Kios pedagang sayur juga menjadi gelap ," tambah Mansuri.
Ia menaksir penjualan yang dialami para pedagang tradisional turun 50% dibanding hari-hari tanpa gangguan listrik. Rata-rata pedagang mampu meraup penghasilan di antara Rp500.000 sampai Rp 10.000.000 per hari.
"Pendapatan harian kami menurun 50% dari hari-hari biasanya," kata Mansuri.
Menurutnya pemadaman listrik sampai setengah hari ini merupakan kejadian yang jarang dialami pedagang pasar tradisional. Apalagi pedagang atau pelanggan PLN sudah tidak mendapat pemeberitahuan sebelumnya.
Ia pun berharap kejadian serupa tidak terulang dan mencari solusi agar kerugian akibat pemadaman tidak terlampau tinggi manakala ada pemadaman serupa.
(hoi/hoi) Next Article Tidak Ada Listrik, Pusat Belanja Bisa Tutup Lebih Awal
Dampak pemadaman listrik, kegiatan berdagang tidak berjalan maksimal. Di salah satu pasar di Cipinang, Jakarta Timur, suasana pasar terlihat sepi pada Minggu (4/8). Di dalam pasar, nyaris tidak ada aktivitas perdagangan, suasana di dalam bangunan pasar terlihat gelap gulita.
Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan para pedagang menderita kerugian materil maupun non materil.
"Banyak kerugian materil atau non materil. Akses komunikasi antara pedagang dan pengepul terputus karena pemadaman listrik terjadi bersamaan dengan gangguan (sinyal) komunikasi," kata Mansuri kepada CNBC Indonesia, Senin (5/8/2019).
Terputusnya komunikasi membuat pasokan barang terhambat ke pedagang.
Ia menjelaskan pemadaman listrik menyebabkan sebagian mesin operasional pedagang mati sehingga pedagang serut kelapa berhenti melakukan aktivitasnya.
Penerangan yang minim pun menjadi hambatan untuk aktivitas jual-beli di pasar.
"Pedagang ikan segar tidak mendapat penerangan, pompa air padam. Kios pedagang sayur juga menjadi gelap ," tambah Mansuri.
Ia menaksir penjualan yang dialami para pedagang tradisional turun 50% dibanding hari-hari tanpa gangguan listrik. Rata-rata pedagang mampu meraup penghasilan di antara Rp500.000 sampai Rp 10.000.000 per hari.
"Pendapatan harian kami menurun 50% dari hari-hari biasanya," kata Mansuri.
Menurutnya pemadaman listrik sampai setengah hari ini merupakan kejadian yang jarang dialami pedagang pasar tradisional. Apalagi pedagang atau pelanggan PLN sudah tidak mendapat pemeberitahuan sebelumnya.
Ia pun berharap kejadian serupa tidak terulang dan mencari solusi agar kerugian akibat pemadaman tidak terlampau tinggi manakala ada pemadaman serupa.
(hoi/hoi) Next Article Tidak Ada Listrik, Pusat Belanja Bisa Tutup Lebih Awal
Most Popular