
Bos PGN Buka-Bukaan Soal Harga Jual Gas, Perlu Diubah?
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
02 August 2019 11:30

Jakarta, CNBC Indonesia- Direktur Utama PT PGN Tbk Gigih Prakoso bicara soal peran harga gas dalam mendukung bisnis perusahaannya sebagai subholding gas.
Ia menjelaskan, dengan menjadi subholding gas PGN kini mengelola sebanyak 3 miliar kaki kubik gas per hari (BCFD) yang setara dengan 98% pangsa pasar bisnis transmisi gas. Tapi, jumlah ini baru 25% dari total pangsa pasar pemanfaatan gas domestik.
Artinya, masih ada sektor bisnis gas lainnya, selain transmisi gas, yang bisa jadi potensi untuk dikelola PGN.
Berdasarkan data SKK Migas, pemanfaatan gas domestik di Indonesia pada 2018 mencapai 60% dari produksi gas nasional. Namun, dengan menguasai dan mengoperasikan 96 % dari total infrastruktur gas di Indonesia, PGN baru memenuhi 20% kebutuhan infrastruktur gas bumi.
"Untuk memenuhi kebutuhan 80% pasar tersebut, diperlukan inisiatif dan sinergi baik dari pemerintah pusat dan daerah maupun badan usaha, termasuk seluruh stakeholder yang berkepentingan terhadap pemanfaatan gas bumi. Sebagai contoh untuk memperkuat perluasan jaringan gas bumi ke semua sektor, baik untuk sektor kelistrikan, industri, komersial, transportasi, UMKM dan bagi rumah tangga," jelasnya, dalam keterangan tertulis, Jumat (2/8/2019).
Selain perluasan bisnis gas yang masih butuh dukungan sinergi, Gigih juga menyinggung soal harga jual gas di dalam negeri. Menurutnya, pengaturan harga jual gas sudah sangat transparan dan akuntabilitas dengan berbagai regulasi yang sudah diterbitkan pemerintah.
Namun, ia juga menekankan perlunya mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan dan meningkatkan pelayanan.
"Yang tidak kalah penting, dengan negara hadir dalam menjaga akuntabilitas dan transparansi harga jual ke konsumen, hal tersebut juga sebaiknya memberikan kemampuan bagi subholding gas untuk mempertahankan layanan yang reliable dan pengembangan infrastruktur dalam rangka mendukung program pemerintah untuk pemerataan akses terhadap gas bumi," kata dia.
Potensi sumber daya alam Indonesia dalam bentuk gas bumi telah menarik perhatian Investor dunia. Di mana potensi pasar Indonesia dalam industri gas bumi masih terbuka lebar. Gas bumi memainkan peran penting dalam program bauran energi.
Pemerintah berencana untuk menaikkan porsi gas bumi sebesar 22 persen dalam bauran energi pada tahun 2025 dan 24 persen pada tahun 2050.
"Strategi jangka panjang kita adalah memperkuat basis pemanfaatan gas bumi secara nasional melalui infrastruktur yang terintegrasi. Untuk mewujudkannya dibutuhkan kolaborasi dan dukungan dari para stakeholders serta pelaku usaha lainnya," katanya.
(gus) Next Article Tarik Ulur Harga Gas PGN-Industri, Ini Kata ESDM
Ia menjelaskan, dengan menjadi subholding gas PGN kini mengelola sebanyak 3 miliar kaki kubik gas per hari (BCFD) yang setara dengan 98% pangsa pasar bisnis transmisi gas. Tapi, jumlah ini baru 25% dari total pangsa pasar pemanfaatan gas domestik.
Berdasarkan data SKK Migas, pemanfaatan gas domestik di Indonesia pada 2018 mencapai 60% dari produksi gas nasional. Namun, dengan menguasai dan mengoperasikan 96 % dari total infrastruktur gas di Indonesia, PGN baru memenuhi 20% kebutuhan infrastruktur gas bumi.
"Untuk memenuhi kebutuhan 80% pasar tersebut, diperlukan inisiatif dan sinergi baik dari pemerintah pusat dan daerah maupun badan usaha, termasuk seluruh stakeholder yang berkepentingan terhadap pemanfaatan gas bumi. Sebagai contoh untuk memperkuat perluasan jaringan gas bumi ke semua sektor, baik untuk sektor kelistrikan, industri, komersial, transportasi, UMKM dan bagi rumah tangga," jelasnya, dalam keterangan tertulis, Jumat (2/8/2019).
Selain perluasan bisnis gas yang masih butuh dukungan sinergi, Gigih juga menyinggung soal harga jual gas di dalam negeri. Menurutnya, pengaturan harga jual gas sudah sangat transparan dan akuntabilitas dengan berbagai regulasi yang sudah diterbitkan pemerintah.
Namun, ia juga menekankan perlunya mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan dan meningkatkan pelayanan.
"Yang tidak kalah penting, dengan negara hadir dalam menjaga akuntabilitas dan transparansi harga jual ke konsumen, hal tersebut juga sebaiknya memberikan kemampuan bagi subholding gas untuk mempertahankan layanan yang reliable dan pengembangan infrastruktur dalam rangka mendukung program pemerintah untuk pemerataan akses terhadap gas bumi," kata dia.
Potensi sumber daya alam Indonesia dalam bentuk gas bumi telah menarik perhatian Investor dunia. Di mana potensi pasar Indonesia dalam industri gas bumi masih terbuka lebar. Gas bumi memainkan peran penting dalam program bauran energi.
Pemerintah berencana untuk menaikkan porsi gas bumi sebesar 22 persen dalam bauran energi pada tahun 2025 dan 24 persen pada tahun 2050.
"Strategi jangka panjang kita adalah memperkuat basis pemanfaatan gas bumi secara nasional melalui infrastruktur yang terintegrasi. Untuk mewujudkannya dibutuhkan kolaborasi dan dukungan dari para stakeholders serta pelaku usaha lainnya," katanya.
(gus) Next Article Tarik Ulur Harga Gas PGN-Industri, Ini Kata ESDM
Most Popular