Pengakuan Mengejutkan Bos TransJakarta Soal 'Kuburan' Bus

Suhendra, CNBC Indonesia
30 July 2019 13:41
Dirut TransJakarta menegaskan pihaknya tak ada kaitan dengan 'kuburan' ratusan bus di Bogor.
Foto: Bus Transjakarta yang sudah tak beroperasi di di Kawasan Dramaga Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (25/7). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Beredarnya foto-foto 'kuburan' ratusan bus berlogo TransJakarta yang teronggok di areal rerumputan di kawasan Dramaga Bogor, Jawa Barat sempat bikin heboh di media sosial dan mengundang tanda tanya.

Direktur Utama PT TransJakarta Agung Wicaksono termasuk yang tak tahu sebelumnya dari keberadaan ratusan bus yang jadi 'bangkai' tersebut. 

"Saya belum tahu sebelumnya, tahunya dari media," kata Agung kepada CNBC Indonesia, Selasa (30/7).

Agung menegaskan pihak TransJakarta tak ada kaitan sama sekali dengan 'bangkai" ratusan bus di Bogor. Dalam catatan Dinas Perhubungan DKI Jakarta, ada 483 unit bus yang teronggok, sebagian sudah dipenuhi rumput di lahan di depan Rumah Sakit Karya Bakti Pertiwi, Jalan Raya Dramaga, Bogor.


"Bukan punya TransJakarta, tidak terkait sama sekali dengan TransJakarta," tegas Agung.

Ia bilang meski bus-bus tersebut bertuliskan TransJakarta, bukan berarti itu otomatis terkait dengan perusahaan TransJakarta. Ia juga mencermati logo yang ada di bus-bus terbengkalai itu beda dengan bus TransJakarta kini.

"Nggak tahu. Dulu yang pesen dulu seperti apa," katanya.

Keberadaan bus-bus tersebut tak terpisahkan dari para perusahaan penyedia bus TransJakarta era pemerintahan DKI Jakarta Jokowi-Ahok 2012 dan 2013 lalu. Namun, kini para perusahaan penyedia lelang itu statusnya sedang pailit dan aset-aset berupa bus dalam pengawasan kurator.


Tender bus TransJakarta periode 2013 bernilai setengah triliun rupiah lebih memang berakhir sengkarut. Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta saat itu harus dipenjara, dan tendernya diwarnai persekongkolan antar perusahaan penyedia bus.

Bahkan kini, uang Pemda DKI Jakarta sebesar Rp106 miliar, untuk uang muka pengadaan masih belum kembali, masih di tangan perusahaan pemasok bus yang kini banyak yang pailit. Sesuai rekomendasi BPK, uang tersebut harus kembali ke DKI Jakarta. Pasalnya, perjanjian pengadaan dengan pihak penyedia bus telah dinyatakan batal demi hukum. 


"Kita diminta untuk meminta kepada para pihak ketiga untuk mengembalikan uang muka yang sudah disetorkan, yang sudah ditarik oleh mereka," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo.

[Gambas:Video CNBC]

(hoi/roy) Next Article 'Kuburan' Bus TransJakarta dan Jejak Sekongkol Tender di DKI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular