Ini Kronologi & Sederet Fakta Tumpahan Minyak Pertamina

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
26 July 2019 10:53
Berikut kronologi dan sederet fakta lengkap terkait tumpahan minyak Pertamina di pesisir Karawang.
Foto: Konferensi Pers Upaya Penanganan Peristiwa di Anjungan PHE ONWJ di Laut Jawa (CNBC Indonesia/Anastasia Arvirianty)
Jakarta, CNBC Indonesia - Insiden yang terjadi di lokasi pemboran lepas laut milik PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ) menyebabkan timbulnya tumpahan minyak dan gelembung gas menyebar di garis pantai laut utara Jawa.

Insiden ini terjadi sejak 12 Juli 2019, seperti diungkap oleh Direktur Hulu PT Pertamina (Persero) Dharmawan Samsu, akibat aktivitas re-entry saat pengeboran di sumur YYA-I. 

"Kronologi pada 12 Juli pada pukul 1.30 dini hari pada saat melakukan re-entry dari drilling activity di sumur YYA 1 lalu muncul gelembung gas," ujarnya saat menggelar konferensi pers di kantornya, Kamis (25/7/2019).



Kejadian itu mengakibatkan wilayah operasi berhenti, dan pada 14 Juli 2019 mulai dilakukan evakuasi pegawai.

Pada 15 Juli 2019, Pertamina menyampaikan keadaan darurat kepada SKK Migas dan Kementerian ESDM.

Kemudian, pada 16 Juli 2019, ada oil sheen atau lapisan minyak di permukaan laut, dan pada 17 Juli 2019 oil spill atau tumpahan minyak mulai terlihat di sekitar anjungan.

"Dan pada 18 Juli 2019, tumpahan minyak mencapai pantai ke arah barat, 2 km pantai," tutur Dharmawan.

Sebagai tambahan, lanjutnya, pada 15 Juli 2019, setelah dinyatakan keadaan darurat, pihaknya langsung berinteraksi dengan lembaga-lembaga terkait di pemerintah, seperti SKK Migas, Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), TNI dan Polri, Kemenko Bidang Kemaritiman, Basarnas, Walhi, dan KKKS lain yang telah membantu.

Dharmawan menegaskan pihaknya melakukan upaya maksimum untuk memastikan upaya intensif termasuk bantuan dari eksternal yang kapabilitas dalam hal ini. "Tugas sekarang adalah hentikan gas dan oil spill dengan mematikan sumur YYA-I secara intensif dan bersama-sama."

"Kami bekerja sama dengan warga sekitar, mengangkut limbah dengan truk dan dibawa ke pengolahan limbah tersertifikasi, dan kami sedang diskusi untuk mendapatkan persetujuan agar dapat mengolah tumpahan ini dan dipastikan tidak menimbulkan efek lainnya," terang Dharmawan.

Selain itu, penanganan secara teknis juga telah dilakukan, yakni dengan pendekatan over react untuk mematikan sumber tumpahan minyak dan gas ini, yakni dengan mematikan sumur YYA-1.

Kapan tumpahan minyak bisa kelar diatasi?
 
"Perlu 8 minggu dari hari ini (25/7/2019) atau 10 minggu sejak dinyatakan kondisi darurat untuk mematikan sumur YYA-1," kata dia.
 
Untuk memastikan sumur tersebut, dia menjelaskan, akan dibor relief well di dekatnya dengan menggunakan rig baru yang sedang didatangkan, yakni Rig Suhana. 

Nantinya, Rig Suhana akan melakukan pengeboran sumur secara horizontal hingga melintasi jalur sumur YYA-1, dan selanjutnya, akan dilakukan injeksi semen ke sumur YYA-1 ini hingga tertutup.
 
"Artinya sumur ini setelah dipermanenkan ditutup, tidak untuk digunakan kembali," imbuh Dharmawan.
 
Saat ini, pihaknya tengah melakukan survei untuk menentukan di mana Rig Suhana akan ditempatkan. Sementara Rig Suhana sendiri akan dibawa ke lokasi pada Jumat (26/7/2019) dan diperkirakan tiba pada Sabtu (27/7/2019). Upaya penutupan sumur ini akan dilakukan Pertamina bersama dengan Boots and Coots.

Ketika ditanya soal jumlah minyak yang tumpah, Dharmawan mengatakan puncaknya dua hari lalu produksi bisa lebih dari 3000 barel per hari. "Ini adalah angka perhitungan untuk pastikan berapa alat yang kita butuhkan, bukan pasti realisasi tapi untuk estimasi armada yang harus dibangun untuk antisipasi volume yang keluar," katanya. 

Angka ini memang penting diestimasi karena untuk mengetahui keberadaan material yang ada, bukan cuma dari Pertamina grup tapi juga bantuan lain agar bisa diketahui alat yang cocok untuk angkat tumpahan minyak. 
 
Terkait Proyek YY, Dharmawan menuturkan, pihaknya belum dapat memastikan apakah pengembangannya akan dilanjutkan setelah tumpahan minyak dan gas dihentikan. Pasalnya, perusahaan masih harus menunggu hasil investigasi terlebih dahulu untuk melihat penyebab kejadian ini.

"Struktur YY akan dievaluasi lagi untuk pengembangan berikutnya, masih ekonomis atau tidak. Ini kan salah satu potensi dari Blok ONWJ, jadi akan evaluasi subsurface dan keekonomiannya secara mendalam," imbuh Dharmawan.

Dampak Produksi

Ia pun mengakui, kejadian ini jelas akan berdampak pada target produksi secara keseluruhan.

"Jelas akan menimbulkan dampak ke produksi. Dia harusnya start up di September 2019, tapi di-take out dari rencana produksi tahun ini," kata Dharmawan di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Kamis (25/7/2019).

Lebih lanjut, ia mengatakan, tadinya rencana produksi dari struktur YY sebesar 23 juta kaki kubik (MMSCFD) untuk gas dan 3.000 barel minyak per hari (BOPD). 

"Kami sudah meminta tim untuk melihat potensi tempat lain untuk optimasi lebih cepat," jelas dia.

Kendati demikian, ia belum bisa membeberkan lebih detil di mana nantinya potensi sumur, sebab masih dalam tahap evaluasi dan investigasi.

"Saya tidak dalam kapasitas untuk bisa berikan detil terkait hal tersebut karena masih ada investigasi atau evaluasi subsurface yang mendalam. Sumur-sumur lain itu intact, masih dalam keadaan OK. Studi (untuk potensi sumur) ini setelah investigasi selesai. Potensi masih tetap ada," pungkas Dharmawan.

Sebagai informasi, proyek YY diperkirakan membutuhkan biaya US$ 85,4 juta. Proyek ini direncanakan mulai produksi pada September tahun ini dan diperkirakan menyumbang tambahan produksi minyak 4.065 barel per hari (bph) dan gas 25,5 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd). 

Produksi dari Lapangan YY akan digunakan seluruhnya untuk kepentingan dalam negeri sehingga menjadi pendorong roda perekonomian industri di sekitar wilayah kerja PHE ONWJ. Lapangan YY memiliki potensi cadangan minyak 4 juta barel dan gas 21,2 miliar kaki kubik. 

[Gambas:Video CNBC]


(gus) Next Article Kapan Tumpahan Minyak Pertamina Kelar? Ini Jawabnya

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular