Tumpahan Minyak di Laut Jawa, Ternyata Ini Sebabnya!

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
26 July 2019 09:51
Tumpahan minyak dan gelembung gas menyebar di garis pantai laut utara Jawa.
Foto: Kondisi Kawasan desa Cemarajaya, Karawang, Jawa Barat, yang tercemar tumpahan minyak akibat bocornya pipa Pertamina Rabu (24/7). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Tumpahan minyak dan gelembung gas menyebar di garis pantai laut utara Jawa sejak 2 pekan lalu. Diketahui, tumpahan terjadi akibat insiden di blok migas milik anak usaha PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ).

Sampai saat ini indikasi sementara insiden terjadi karena anomali tekanan saat bor, sehingga mengakibatkan munculnya gelembung gas dan diikuti oleh tumpahan minyak.

"Dampaknya anjungan sebabkan pergeseran fondasi dan rencana produksi dari struktur YY [YYA-1 area sumur] ada 23 juta standar kaki kubik per hari gas [MMSCFD] dan 3.000 barel [minyak] per hari," ujar Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu saat menggelar konferensi pers di kantornya, Kamis (25/7/2019).

Pertamina Beberkan Musabab Tumpahan Minyak di Pesisir Pantai Foto: Upaya Maksimal, Tim Ahli Pertamina Tangani Peristiwa di Anjungan Laut Jawa/Doc.Pertamina

Dalam paparannya, terungkap kalau insiden sudah terjadi sejak Jumat 12 Juli 2019.

"Kronologi pada 12 Juli pada pukul 01.30 dini hari pada saat melakukan re-entry dari drilling activity [aktivitas bor] di sumur YYA 1 lalu muncul gelembung gas," tutur Dharmawan.


Lebih lanjut, ia mengatakan, Pertamina telah melakukan upaya untuk menangani tumpahan minyak yang menyebar di garis pantai Karawang tersebut.

"Kami bekerja sama dengan warga sekitar, mengangkut limbah dengan truk dan dibawa ke pengolahan limbah tersertifikasi, dan kami sedang diskusi untuk mendapatkan persetujuan agar dapat mengolah tumpahan ini dan dipastikan tidak menimbulkan efek lainnya," terang Dharmawan.

Selain itu, penanganan secara teknis juga telah dilakukan, yakni dengan pendekatan over react untuk mematikan sumber tumpahan minyak dan gas ini, yakni dengan mematikan sumur YYA-1.

"Perlu 8 minggu dari hari ini [Kamis, 25/7/2019] atau 10 minggu sejak dinyatakan kondisi darurat untuk mematikan sumur YYA-1," kata dia. Untuk memastikan sumur tersebut, dia menjelaskan, akan dibor relief well di dekatnya dengan menggunakan rig baru yang sedang didatangkan, yakni Rig Suhana.

Relief well ialah sumur pengeboran miring yang tersambung ke titik utama, biasanya untuk menghentikan semburan lumpur panas.

Nantinya, Rig Suhana akan melakukan pengeboran sumur secara horizontal hingga melintasi jalur sumur YYA-1, dan selanjutnya, akan dilakukan injeksi semen ke sumur YYA-1 ini hingga tertutup.

Pertamina Beberkan Musabab Tumpahan Minyak di Pesisir Pantai Foto: Kondisi Kawasan desa Cemarajaya, Karawang, Jawa Barat, yang tercemar tumpahan minyak akibat bocornya pipa Pertamina Rabu (24/7). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

"Artinya sumur ini setelah dipermanenkan ditutup, tidak untuk digunakan kembali," imbuh Dharmawan.

Saat ini, pihaknya tengah melakukan survei untuk menentukan di mana Rig Suhana akan ditempatkan. Sementara Rig Suhana akan dibawa ke lokasi pada Jumat (26/7/2019) dan diperkirakan tiba pada Sabtu (27/7/2019). Upaya penutupan sumur ini akan dilakukan Pertamina bersama dengan Boots and Coots, perusahaan AS yang disewa untuk menangani kejadian ini.

Terkait Proyek YY, Dharmawan menuturkan, pihaknya belum dapat memastikan apakah pengembangannya akan dilanjutkan setelah tumpahan minyak dan gas dihentikan. Pasalnya, perusahaan masih harus menunggu hasil investigasi terlebih dahulu untuk melihat penyebab kejadian ini.


"Struktur YY akan dievaluasi lagi untuk pengembangan berikutnya, masih ekonomis atau tidak. Ini kan salah satu potensi dari Blok ONWJ, jadi akan evaluasi subsurface [bawah permukaan] dan keekonomiannya secara mendalam," pungkas Dharmawan.


Pertamina jelaskan tumpahan minyak di Laut Jawa.


[Gambas:Video CNBC]
(tas) Next Article Tumpahan Minyak, Tak Lama Lagi Sumber Kebocoran Bisa Ditutup

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular