
KPC: Air Lahan Tambang Batu Bara Bisa Jadi Bahan Baku PDAM
Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
23 July 2019 19:02

Jakarta, CNBC Indonesia- Chief Operating Officer (COO) Kaltim Prima Coal Muhammad Rudy menyatakan air di pertambangan batu bara masih bisa digunakan asalkan memiliki sistem air yang terencana. Dia mencontohkan di kawasan pertambangan milik KPC yang memiliki sediment ponds atau kolam endap untuk mengendapkan bahan-bahan padat dari air buangan tambang.
"Kami juga melakukan water monitoring. Area kami punya beberapa pit aktif. Bahkan kami juga punya area eco tourism Telaga Batu arang, dan area konservasi area. Kami tidak bisa lakukan kalau manajemennya tidak dilakukan dari awal," kata Rudy saat CNBC Indonesia Conference Water Security and Sustainability di Auditorium Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (23/7/2019).
Saat ini KPC memiiki 96 Sediment Ponds dengan kapasitas 15 ribu hingga 450 ribu meter kubik. Dengan begitu air pun di kawasan tersebut tidak tercemar. Beberapa kolam endapan yang dimiliki KPC yakni Cempana, Bilakmata, Asparaga, dan Srigunting.
"Jadi dua sustem operasinya ada kontrol banjir di detention pond dan kolam pengendapan," katanya.
Salah satu dampak lingkungan yang dijaga oleh KPC adalah sumber air. Rudy menegaskan jika sumber air tidak dijaga maka yang terkena dampak pertama adalah karyawan KPC yang bermukim di sekitaran tambang. Saat ini pengaturan air yang dilakukan KPC menurutnya sudah berkelanjutan, bahkan bisa menjadi sumber air PDAM.
Menurutnya, kerusakan lingkungan akibat Penambangan batu bara biasanya karena kontrak yang bersifat jangka pendek. Biasanya perusahaan dengan kontrak jangka pendek tidak memiliki cukup waktu untuk melakukan perbaikan dari sisi lingkungan.
"Harus ada komunikasi dengan pemerintah pusat dan pemda, rencana awal harus benar-benar dikerjakan walaupun tidak bisa 100% tapi harus fleksibel dengan tantangan," kata Rudy.
[Gambas:Video CNBC]
(dob/dob) Next Article Kaltim Prima Coal, Pemenang The Best CSR
"Kami juga melakukan water monitoring. Area kami punya beberapa pit aktif. Bahkan kami juga punya area eco tourism Telaga Batu arang, dan area konservasi area. Kami tidak bisa lakukan kalau manajemennya tidak dilakukan dari awal," kata Rudy saat CNBC Indonesia Conference Water Security and Sustainability di Auditorium Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (23/7/2019).
Saat ini KPC memiiki 96 Sediment Ponds dengan kapasitas 15 ribu hingga 450 ribu meter kubik. Dengan begitu air pun di kawasan tersebut tidak tercemar. Beberapa kolam endapan yang dimiliki KPC yakni Cempana, Bilakmata, Asparaga, dan Srigunting.
Salah satu dampak lingkungan yang dijaga oleh KPC adalah sumber air. Rudy menegaskan jika sumber air tidak dijaga maka yang terkena dampak pertama adalah karyawan KPC yang bermukim di sekitaran tambang. Saat ini pengaturan air yang dilakukan KPC menurutnya sudah berkelanjutan, bahkan bisa menjadi sumber air PDAM.
Menurutnya, kerusakan lingkungan akibat Penambangan batu bara biasanya karena kontrak yang bersifat jangka pendek. Biasanya perusahaan dengan kontrak jangka pendek tidak memiliki cukup waktu untuk melakukan perbaikan dari sisi lingkungan.
"Harus ada komunikasi dengan pemerintah pusat dan pemda, rencana awal harus benar-benar dikerjakan walaupun tidak bisa 100% tapi harus fleksibel dengan tantangan," kata Rudy.
[Gambas:Video CNBC]
(dob/dob) Next Article Kaltim Prima Coal, Pemenang The Best CSR
Most Popular