Kerusakan Lingkungan di Tambang Akibat Kontrak Jangka Pendek

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
23 July 2019 14:14
Kerusakan lingkungan akibat Penambangan batu bara biasanya karena kontrak yang bersifat jangka pendek.
Foto: Chief Operating Officer (COO) PT Kaltim Prima Coal Subsidiary BUMI Resources, Tbk, Muhammad Rudy dalam diskusi CNBC Indonesia Conference mengenai peran sektor swasta dalam ketahanan air dari segi inovasi, teknologi dan usaha ketahanandi Auditorium Menara Bank Mega, Selasa, (23/7/2019). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia- Chief Operating Officer (COO) Kaltim Prima Coal Muhammad Rudy menyatakan kerusakan lingkungan akibat Penambangan batu bara biasanya karena kontrak yang bersifat jangka pendek. Biasanya perusahaan dengan kontrak jangka pendek tidak memiliki cukup waktu untuk melakukan perbaikan dari sisi lingkungan.

"Harus ada komunikasi dengan pemerintah pusat dan pemda, rencana awal harus benar-benar dikerjakan walaupun tidak bisa 100% tapi harus fleksibel dengan tantangan," kata Rudy dalam CNBC Indonesia Conference Water Security and Sustainability di Auditorium Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (23/7/2019).

Salah satu dampak lingkungan yang dijaga oleh anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI) adalah sumber air. Rudy menegaskan jika sumber air tidak dijaga maka yang terkena dampak pertama adalah karyawan KPC yang bermukim di sekitaran tambang. Saat ini pengaturan air yang dilakukan KPC menurutnya sudah berkelanjutan, bahkan bisa menjadi sumber air PDAM.



Untuk itu Rudy menegaskan upaya perbaikan yang dilakukan perusahaan harus dilihat ulang oleh pemerintah, termasuk komitmennya.

"Memang ada negara modern yang reklamasinya setelah tambang ditanggung pemerintah sampai membuat insititusi non profit untuk melakukan perbaikan. Tapi kan tidak bisa dilakukan di Indonesia," katanya.

Di Indonesia harus perusahaan sendiri yang melakukan perbaikan lingkungan. Rudi mengatakan harusnya hal ini tidak sulit, karena kondisi alam Indonesia yang bisa menetralkan kadar asam akibat pertambangan.

"Kalau di negara lain menetralkan acid ini susah tapi kalau kita punya kelebihan alamnya, jadi netralisirnya ini cepat," kata Rudy.




(dob/dob) Next Article Termasuk Destinasi Wisata, Inilah Potensi Lahan Pasca Tambang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular