
Saat Anies Cerita Air Bersih Mahal, Hingga Rp 600 Ribu/Bulan
Muhammad Iqbal, CNBC Indonesia
23 July 2019 15:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan masyarakat di level ekonomi sosial rendah, terpaksa membayar lebih tinggi untuk air minum. Mereka harus menggelontorkan uang hingga Rp 600 ribu setiap bulan. Jumlah itu jauh dibandingkan pelanggan air pipa yang hanya mengeluarkan uang Rp 120 ribu hingga Rp 150 ribu.
"Ini salah satu tantangan besar yang dimiliki," ujar Anies di Jakarta, Selasa (23/7)
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengatakan, pemerintah provinsi DKI Jakarta tak tinggal diam merespons permasalahan itu. Salah satu langkah adalah memperluas jaringan pipa dari kisaran saat ini 57%.
Langkah lain adalah melakukan privatiasi. Seperti diketahui, pada 11 Februari 2019, Anies mengumumkan Pemprov DKI Jakarta akan segera mengambil alih pengelolaan air dari pihak swasta (PT Aetra Air Jakarta dan PT PALYJA) demi memperluas cakupan akses air.
"Proses negosiasi sedang berjalan. Semoga segera tuntas," kata Anies.
Ia membeberkan sejumlah hal yang menjadi perhatian Pemprov DKI Jakarta. Seperti pengelolaan air secara terintegrasi, pembangunan waduk di Jakarta, hingga revitalisasi taman.
"Kita harus memastikan kota ini airnya terkendali sehingga banjir tidak menjadi berita dan hanya menjadi masa lalu kita," ujar Anies.
Anies menghadiri acara CNBC Indonesia Conference Water Security and Sustainability di Auditorium Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (23/7/2019). Ia menyampaikan sejumlah hal terkait tata kelola air di ibu kota Jakarta. Salah satu masalah yang disinggung adalah kebutuhan air.
(hoi/hoi) Next Article Anies: Sungai Diurus Pusat, Kalau Banjir Ramai ke Gubernur
"Ini salah satu tantangan besar yang dimiliki," ujar Anies di Jakarta, Selasa (23/7)
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengatakan, pemerintah provinsi DKI Jakarta tak tinggal diam merespons permasalahan itu. Salah satu langkah adalah memperluas jaringan pipa dari kisaran saat ini 57%.
Langkah lain adalah melakukan privatiasi. Seperti diketahui, pada 11 Februari 2019, Anies mengumumkan Pemprov DKI Jakarta akan segera mengambil alih pengelolaan air dari pihak swasta (PT Aetra Air Jakarta dan PT PALYJA) demi memperluas cakupan akses air.
"Proses negosiasi sedang berjalan. Semoga segera tuntas," kata Anies.
Ia membeberkan sejumlah hal yang menjadi perhatian Pemprov DKI Jakarta. Seperti pengelolaan air secara terintegrasi, pembangunan waduk di Jakarta, hingga revitalisasi taman.
Anies menghadiri acara CNBC Indonesia Conference Water Security and Sustainability di Auditorium Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (23/7/2019). Ia menyampaikan sejumlah hal terkait tata kelola air di ibu kota Jakarta. Salah satu masalah yang disinggung adalah kebutuhan air.
(hoi/hoi) Next Article Anies: Sungai Diurus Pusat, Kalau Banjir Ramai ke Gubernur
Most Popular