
Blok Corridor Balik ke Conoco, WoodMac: RI Masih Ramah Asing
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
23 July 2019 17:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah lama ditunggu, akhirnya pemerintah mengeluarkan keputusan untuk kontrak blok terminasi, Blok Corridor, di Sumatra Selatan.
Persetujuan perpanjangan Kontrak Kerja Sama Wilayah Kerja Corridor telah ditetapkan dengan pemegang hak partisipasi (PI) ConocoPhillips (Grissik) Ltd sebesar 46% sebagai operator, Talisman Corridor Ltd (Repsol) sebesar 24%, dan PT Pertamina Hulu Energi Corridor sebesar 30%. Hak partisipasi yang dimiliki tersebut sudah termasuk Partisipasi Interes 10% yang akan ditawarkan kepada Badan Usaha Milik Daerah.
Ketiga kontraktor ini semula sama-sama mengincar untuk jadi pengelola di blok tersebut. Sebelumnya mereka memiliki porsi masing-masing 54% untuk Conoco, 10% Pertamina, dan 36% Repsol Energy.
Menanggapi hal ini, Direktur Riset Wood Mackenzie Andrew Harwood menuturkan, keputusan tersebut menunjukkan pragmatisme baru yang sedang dimainkan oleh pemerintah Indonesia setelah pemilu, dalam mengakui pentingnya pengalaman perusahaan minyak internasional (IOC).
Ditambah lagi, dengan persetujuan revisi rencana pengembangan terbaru untuk Lapangan Abadi di Blok Masela, itu menunjukkan bahwa mempertahankan keahlian dan modal IOC berada dalam radar pemerintah.
"Untuk ConocoPhillips, keputusan tersebut merupakan bentuk negosiasi yang berat, mengingat ini adalah aset terbesar kelima milik perusahaan. Operatorship akan ditransfer ke Pertamina paling tidak mulai 2026, tetapi transisi bertahap akan dilakukan untuk memastikan kesinambungan investasi dan menghindari gangguan pada produksi," ujar Andrew melalui keterangan resminya, Selasa (23/7/2019).
"Dan dengan perpanjangan sekarang diklarifikasi, rencana eksplorasi dan pengembangan di masa depan dapat ditingkatkan," tambahnya.
Di sisi lain, lanjut Andrew, Repsol juga akan berperan dalam diskusi ini. Sebab, mempertahankan kepemilikan di Blok Corridor penting tidak hanya untuk kelangsungan portofolio Asia-Pasifik perusahaan, tetapi juga dapat memfasilitasi pengembangan penemuan Kali Berau Dalam (KBD).
"Sumur itu ditemukan awal tahun ini di Sakakemang yang berdekatan, cara paling mudah menuju komersialisasi akan melalui infrastruktur Blok Corridor," tutupnya.
(gus/gus) Next Article Blok Corridor Akan Diperpanjang untuk ConocoPhilips?
Persetujuan perpanjangan Kontrak Kerja Sama Wilayah Kerja Corridor telah ditetapkan dengan pemegang hak partisipasi (PI) ConocoPhillips (Grissik) Ltd sebesar 46% sebagai operator, Talisman Corridor Ltd (Repsol) sebesar 24%, dan PT Pertamina Hulu Energi Corridor sebesar 30%. Hak partisipasi yang dimiliki tersebut sudah termasuk Partisipasi Interes 10% yang akan ditawarkan kepada Badan Usaha Milik Daerah.
Menanggapi hal ini, Direktur Riset Wood Mackenzie Andrew Harwood menuturkan, keputusan tersebut menunjukkan pragmatisme baru yang sedang dimainkan oleh pemerintah Indonesia setelah pemilu, dalam mengakui pentingnya pengalaman perusahaan minyak internasional (IOC).
Ditambah lagi, dengan persetujuan revisi rencana pengembangan terbaru untuk Lapangan Abadi di Blok Masela, itu menunjukkan bahwa mempertahankan keahlian dan modal IOC berada dalam radar pemerintah.
"Untuk ConocoPhillips, keputusan tersebut merupakan bentuk negosiasi yang berat, mengingat ini adalah aset terbesar kelima milik perusahaan. Operatorship akan ditransfer ke Pertamina paling tidak mulai 2026, tetapi transisi bertahap akan dilakukan untuk memastikan kesinambungan investasi dan menghindari gangguan pada produksi," ujar Andrew melalui keterangan resminya, Selasa (23/7/2019).
"Dan dengan perpanjangan sekarang diklarifikasi, rencana eksplorasi dan pengembangan di masa depan dapat ditingkatkan," tambahnya.
Di sisi lain, lanjut Andrew, Repsol juga akan berperan dalam diskusi ini. Sebab, mempertahankan kepemilikan di Blok Corridor penting tidak hanya untuk kelangsungan portofolio Asia-Pasifik perusahaan, tetapi juga dapat memfasilitasi pengembangan penemuan Kali Berau Dalam (KBD).
"Sumur itu ditemukan awal tahun ini di Sakakemang yang berdekatan, cara paling mudah menuju komersialisasi akan melalui infrastruktur Blok Corridor," tutupnya.
(gus/gus) Next Article Blok Corridor Akan Diperpanjang untuk ConocoPhilips?
Most Popular