
Kapan RI Setop Impor Garam? Ini Kata Luhut
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
18 July 2019 19:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Realisasi impor garam untuk kebutuhan industri di semester I-2019 telah mencapai sekitar 1,2 juta ton dari alokasi impor yang diberikan di awal tahun sebesar 2,7 juta ton untuk 55 perusahaan. Sampai kapan Indonesia bakal mengimpor garam?
Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan Indonesia bisa berhenti mengimpor garam pada 2021. Kenapa? Karena lahan garam seluas 3.720 hektar di Kupang, NTT bakal mulai berproduksi.
Selama ini, lahan garam tersebut menjadi sengketa yang tak kunjung selesai. Bila lahan ini bisa digunakan, nantinya bakal memproduksi sekitar 800 ribu ton garam industri tiap tahun.
Garam yang akan diproduksi di sana berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan industri. "Jadi itu dapat kira-kira bisa 800 ribu ton garam industri high quality," kata Luhut ditemui di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (18/7/2019) seperti dilansir dari detikFinance.
Luhut memperkirakan, lahan tersebut akan siap memproduksi garam setelah satu tahun ke depan. Dia meyakini, dengan dukungan lahan garam di Kupang ditambah sentra-sentra produksi lainnya, Indonesia bakal setop impor di 2021.
"Belum dari daerah lain yang sedang kita garap. Jadi kita berharap janji kita 2021 tidak impor lagi mudah-mudahan terjadi," jelasnya.
Di tempat yang sama, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, Sofyan Djalil, mengatakan pihaknya telah membatalkan Hak Guna Usaha (HGU) lahan di Kupang seluas 3.720 hektar tersebut. Nantinya 40% dari lahan tersebut akan dibagikan ke rakyat dalam bentuk Tanah untuk Objek Reforma Agraria (TORA).
Artinya lahan yang akan dimanfaatkan oleh industri garam adalah sebesar 2.220 hektar ditambah 400 hektar yang sudah digunakan oleh PT Garam (Persero). Totalnya 2.620 hektar untuk industri.
"Jadi 2.600 hektar sekarang siap dikembangkan. Dan sudah ada mulai mengembangkan skala-skala kecil," tambah Sofyan.
(wed/dru) Next Article Tak Becus Tekan Impor Garam, RI Jangan Harap Jadi Negara Maju
Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan Indonesia bisa berhenti mengimpor garam pada 2021. Kenapa? Karena lahan garam seluas 3.720 hektar di Kupang, NTT bakal mulai berproduksi.
Selama ini, lahan garam tersebut menjadi sengketa yang tak kunjung selesai. Bila lahan ini bisa digunakan, nantinya bakal memproduksi sekitar 800 ribu ton garam industri tiap tahun.
Luhut memperkirakan, lahan tersebut akan siap memproduksi garam setelah satu tahun ke depan. Dia meyakini, dengan dukungan lahan garam di Kupang ditambah sentra-sentra produksi lainnya, Indonesia bakal setop impor di 2021.
"Belum dari daerah lain yang sedang kita garap. Jadi kita berharap janji kita 2021 tidak impor lagi mudah-mudahan terjadi," jelasnya.
Di tempat yang sama, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, Sofyan Djalil, mengatakan pihaknya telah membatalkan Hak Guna Usaha (HGU) lahan di Kupang seluas 3.720 hektar tersebut. Nantinya 40% dari lahan tersebut akan dibagikan ke rakyat dalam bentuk Tanah untuk Objek Reforma Agraria (TORA).
Artinya lahan yang akan dimanfaatkan oleh industri garam adalah sebesar 2.220 hektar ditambah 400 hektar yang sudah digunakan oleh PT Garam (Persero). Totalnya 2.620 hektar untuk industri.
"Jadi 2.600 hektar sekarang siap dikembangkan. Dan sudah ada mulai mengembangkan skala-skala kecil," tambah Sofyan.
(wed/dru) Next Article Tak Becus Tekan Impor Garam, RI Jangan Harap Jadi Negara Maju
Most Popular