Sat Set! RI Geber Produksi Garam dengan Anggaran 'Mini'

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (PRL) mulai menggeber produksi garam nasional. Targetnya, Indonesia bisa merdeka garam di 2024. Tak ada lagi impor garam di tahun tersebut.

Hal ini sesuai dengan permintaan Presiden Joko Widodo. Lewat, Peraturan Presiden (Perpres) No 126 Tahun 2022 Tentang Percepatan Pembangunan Pergaraman Nasional yang ditetapkan pada 27 Oktober 2022, Jokowi mau seluruh kebutuhan garam baik konsumsi maupun industri dipenuhi dari dalam negeri.

Direktur Jasa Kelautan Ditjen PRL KKP Miftahul Huda mengungkapkan pihaknya telah menganggarkan Rp50 miliar untuk peningkatan produksi garam. Dengan anggaran 'mini' itu, KKP menyiapkan beberapa strategi.

Baca: Bikin Iri Dunia! RI Simpan Harta Karun Gas, 2 Kalinya Masela

"Kesiapan teknis, mulai dari proses pra produksi, produksi, pasca produksi, pengolahan dan pemasaran," kata Miftahul kepada CNBC Indonesia, Senin (30/1/2023).

KKP telah menetapkan 10 SEGAR (Sentra Ekonomi Garam Rakyat) nasional berbasis wilayah provinsi yang nantinya akan menjadi pusat pertumbuhan dan perkembangan komoditas garam. Nantinya, KKP akan melakukan berbagai pendekatan seperti dengan menaikkan produktivitas melalui intensifikasi dan ekstensifikasi. Selain itu implementasi teknologi, baik produksi di lahan maupun pengolahan garam pasca-panen.

Untuk intensifikasi yaitu melalui program integrasi lahan garam nasional yang telah dilakukan dan terus dilakukan di lahan-lahan eksisting. Sedangkan ekstensifikasi dilakukan di lahan-lahan yang masih berpotensi untuk digarap, seperti di NTT dan NTB. Adapun luas lahan garam saat ini adalah 25 ribu Ha, yang tersebar di Aceh, Pulau Jawa, Pulau Madura, Nusa Tenggara, dan Sulawesi.

Foto: Garam yang terkena abu vulkanik yang disebabkan oleh letusan gunung berapi Cumbre Vieja, di Fuencaliente, di Pulau Canary La Palma, Spanyol. (REUTERS/JUAN MEDINA) Garam yang terkena abu vulkanik yang disebabkan oleh letusan gunung berapi Cumbre Vieja, di Fuencaliente, di Pulau Canary La Palma, Spanyol. (REUTERS/JUAN MEDINA)

"Pembangunan ini didasarkan pada prinsip regional based development. Rencana perluasan lahan garam sudah dimulai sejak tahun 2018 di Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat," tuturnya.

Tidak hanya produksi, kualitas garam terutama kandungan natrium klorida (NaCL) ditingkatkan. Ini agar garam lokal bisa memenuhi spesifikasi kebutuhan industri.

Sebagai gambaran, rata-rata garam lokal hanya memiliki kadar NaCL sebesar 87%-92%. Sedangkan industri membutuhkan garam dengan NaCL di atas 97%.

Baca: Gawat! Krisis di Depan Mata, Stok Beras DKI Cuma Kuat 6 Hari

"Peningkatan kadar NaCl oleh KKP dilakukan dengan 2 pendekatan, yaitu di sisi produksi lewat metode integrasi lahan dan di sisi pengolahan melalui pembangunan pabrik, untuk pengolahan garam lokal," sebutnya.

Berbagai strategi ini akan dimulai pada 2023 ini. Pada 2022 lalu, produksi garam lokal sangat rendah, hanya 700 ribu ton. Sedangkan kebutuhan nasional adalah sekitar 4,9 juta ton. Sisanya harus dipenuhi dari impor.

"Kebutuhan (garam) ini dipenuhi dari garam lokal maupun impor," katanya.

Sebelumnya, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), dalam 5 tahun terakhir, Indonesia rutin mengimpor garam. Jumlah garam yang didatangkan juga sangat besar, berjuta-juta ton.

Pada 2017, Indonesia mengimpor 2,5 juta ton garam dengan nilai US$83 juta. Garam-garam tersebut didatangkan dari Australia, India, Selandia Baru, hingga Thailand.

Berlanjut di 2018, jumlahnya naik menjadi 2,8 juta ton dengan nilai US$90,5 juta. Kemudian turun di 2019 menjadi 2,5 juta ton dengan nilai US$95,5 juta. Pada 2020 dan 2021 angkanya kembali naik yaitu 2,6 juta ton dan 2,8 juta ton dengan nilai masing-masing US$94,5 juta dan US$107,5 juta.

Mayoritas garam impor digunakan untuk kebutuhan industri seperti industri kertas, kaca, pengeboran, dan lain-lain. Garam yang dimpor ini memiliki kadar Natrium Klorida (NaCL) yang cukup tinggi dan punya spesifikasi khusus.

(wur/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pantas Jokowi Minta Impor Garam Dilarang 2024, Datanya Ngeri!