Tak Becus Tekan Impor Garam, RI Jangan Harap Jadi Negara Maju

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
03 December 2020 18:35
[DALAM] Indonesia Mabuk Garam Impor
Foto: Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia masih belum mampu memenuhi sepenuhnya kebutuhan garam di dalam negeri, sebagian besar masih harus impor terutama garam industri. Tahun lalu, impor garam telah mencapai 2,6 juta ton.

Ekonom senior INDEF Faisal Basri menilai seharusnya ada kebijakan yang tepat dalam memproduksi garam. Pasalnya, Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapai titik swasembada. Dengan garis pantai sepanjang 95.181 km dan menjadi yang terpanjang kedua di dunia, bukan tidak mungkin Indonesia bisa swasembada garam.

"Swasembada ya bisa, masa Indonesia yang pantainya salah satu terpanjang di dunia masa nggak bisa. Kalau swasembada ditanya bisa? kalau nggak bisa bodoh sekali. Kalau sekadar bisa ya bisa," kata Faisal Basri dalam webinar tentang Swasembada Garam Kamis (3/12).

Saat ini, produksi garam dalam negeri Indonesia masih di angka sekitar 2,5 juta ton. Negara lain seperti China yang produksinya per tahun mencapai 60 juta ton, kemudian Amerika Serikat di angka 42 juta ton serta India 30 juta ton. Adapun negara dengan luas kecil seperti Jerman bisa memproduksi 14 juta ton.

"Negara-negara ini memang punya pantai, industrinya sangat maju. Sehingga mereka mencoba memanfaatkan karunia tuhan, ini industri yang bahan bakunya gratis jadi Tuhan memberi karunia untuk menghasilkan garam," sebut Faisal Basri.

"Kalau kita bisa menyelesaikan garam Insya Allah ekonomi kita yang lainnya bisa kita selesaikan. Tapi kalau (ngurus) garam saja nggak bisa kita selesaikan sampai sekarang, lupakan kita jadi negara maju, ngurus garam saja nggak bisa. Nanti malam saya ada meeting dengan teman-teman pengambil keputusan, akan sarankan nih kasus garam sebagai transformasi perekonomian nasional pasca Covid-19, mudah-mudahan bisa," lanjutnya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Diam-Diam Harga Garam Merangkak Naik, Kenapa ya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular