Kemarau Bakal Makin Menggila, Jokowi Mau Ada Modifikasi Cuaca

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
15 July 2019 18:13
Musim kemarau di beberapa wilayah belum sampai masa puncaknya.
Foto: Suasana lahan pertanian yang mengalami kekeriangan akibat musim kemarau, Desa Ridogalih di Kecamatan Cibarusah, Jawa Barat, Senin (8/7/2019). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para menteri Kabinet Kerja bertindak cepat dalam mengatasi musim kemarau panjang untuk menghindari risiko gagal panen. Musim kemarau saat ini belum sampai puncaknya, sehingga masih berpotensi "menggila".

"Saya minta cek suplai air bersih maupun untuk pertanian agar pasokan air terjaga, risiko gagal panen bisa dihindari," kata Jokowi saat memimpin rapat terbatas dengan topik antisipasi dampak kekeringan yang digelar di Kantor Presiden, kompleks kepresidenan, Jakarta.  Senin (15/7/2019).

"Kalau perlu kita lakukan modifikasi cuaca," kata Jokowi.



Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim kemarau masih akan terus terjadi hingga mencapai puncaknya pada September 2019.

"Kita sudah alami keadaan 21 hari tanpa hujan, ini status waspada. 31 hari tanpa hujan status siaga, dan 61 hari tanpa hujan status awas," jelasnya.



Beberapa provinsi yang mengalami kekeringan, sambung dia, antara laun Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, hingga wilayah timur Indonesia seperti Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Karena itu saya minta para menteri, gubernur, turun melihat langsung ke lapangan dan langsung antisipasi dampaknya," tegas Jokowi.


(hoi/hoi) Next Article Awas! Kekeringan Ekstrem Bakal Terjadi di Wilayah Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular