Neraca Dagang Surplus Tipis, Sri Mulyani: Faktor Musiman

Lidya Julita S, CNBC Indonesia
15 July 2019 13:26
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan di Juni 2019 surplus US$ 200 juta.
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara)
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan di Juni 2019 surplus US$ 200 juta. Nilai ekspor Juni 2019 mencapai US$ 11,78 miliar dan nilai impor di Juni 2019 mencapai US$ 11,58 miliar.

Adapun nilai ekspor tersebut turun 8,98% (year on year).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, neraca dagang memang biasanya musiman. Di mana jika setelah lebaran akan kembali surplus.

Selain itu, dia mengatakan untuk tidak melihat neraca dagang secara bulanan tapi untuk menunggu setahun penuh.

"Kita lihat nanti keseluruhan tahun saja ya, tiap tahun kan kita lihat ada yang sifatnya berpengaruh dari musiman, ada juga yang sifatnya adalah tren," ujarnya di Kantor Pusat DJP, Jakarta, Senin (15/7/2019).

Menurutnya, pemerintah akan terus melakukan upaya untuk menggenjot ekspor. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada seluruh menteri.

"Yang paling penting presiden tetap meminta kepada setiap menteri bersungguh-sungguh dalam menangani masalah neraca perdagangan ini. Artinya ekspor harus terus digenjot, dan seluruh policy kita di kementerian lembaga, kebijakan-kebijakan di semua kementerian lembaga," jelasnya.

Di Kementerian Keuangan, kebijakan yang dilakukan untuk menggenjot ekspor adalah melalui perpajakan seperti pemberian insentif.

"Bagi kami di kementerian keuangan berarti kita bicara tentang perpajakan, pajak, bea cukai dan peraturan peraturan lain yang mungkin mempengaruhi kinerja ekspor. Kita akan terus menerus bekerja sama dengan instansi lain dalam mendukung ekspor dan menciptakan industri dalam negeri yang lebih kuat," tegasnya.





(dru) Next Article Sri Mulyani Soal Ekspor Loyo: Kita Harus Waspada!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular