Rapor 5 Tahun Kabinet Jokowi

Rapor Menkeu Sri Mulyani: When The Best Isn't Good Enough?

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
05 July 2019 07:07
Perekonomian Lesu, Tak Ada Gairahnya
Foto: Muhammad Sabki
Berbicara mengenai Kementerian Keuangan, tak cukup rasanya bila tak membahas realisasi pertumbuhan ekonomi. Dalam APBN/APBNP yang disusun oleh Kementerian Keuangan setiap tahunnya, terdapat asumsi dasar ekonomi makro, yang salah satunya adalah asumsi pertumbuhan ekonomi.

Anggaran belanja pemerintah lantas dialokasikan seefektif mungkin untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tersebut. Kenyataannya, realisasi pertumbuhan ekonomi selalu jauh dari target pemerintah.

Pada tahun 2015, dalam APBNP ditargetkan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 5,7%. Kenyataannya, perekonomian hanya tumbuh sebesar 4,79%, dilansir dari data yang disajikan Refinitiv. Pada tahun 2016, APBNP menyebut bahwa target pertumbuhan ekonomi berada di level 5,2%. Namun, realisasinya ternyata hanya sebesar 5,02%.

Kini mari beralih ke tahun 2017 dan 2018 untuk mengukur performa Sri Mulyani. Dalam APBN 2017, target pertumbuhan dipatok di level 5,1%. Tak puas sampai di situ, pemerintah seolah menyombongkan diri dengan menaikkan target menjadi 5,2% dalam APBNP 2017. Padahal, biasanya target justru diturunkan dari yang dicanangkan di APBN. Kenyataannya, realisasi pertumbuhan ekonomi hanyalah 5,07%.

Untuk tahun 2018, pemerintah tidak mengajukan APBNP ke Dewan Pewakilan Rakyat (DPR). Dalam APBN 2018, pertumbuhan ekonomi dipatok di level 5,4% dan yang terealisasi hanyalah 5,17%.

Celakanya, untuk tahun ini perekonomian justru bisa lebih merana lagi. Dalam APBN 2019, pertumbuhan ekonomi dipatok di level 5,3%. Namun, sekuritas-sekuritas besar berbendera asing justru memproyeksikan bahwa perekonomian Indonesia akan tumbuh di bawah 5%. Ya, di bawah 5% seperti pada tahun 2015 silam.

Melansir konsensus yang dihimpun oleh Bloomberg, JPMorgan Chase dan Goldman Sachs Group memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 4,9% pada tahun ini, sementara Deutsche Bank menaruh proyeksinya di level 4,8%.

Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi Indonesia periode kuartal-I 2019 diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) di level 5,07% secara tahunan (year-on-year/YoY), jauh lebih rendah dibandingkan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia sebesar 5,19% YoY.

HALAMAN SELANJUTNYA >>>> 'Kurang Nyali'

(ank/dru)
Next Page
Kurang Nyali
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular