Bulog 'Buang' 50.000 Ton Beras Sebelum Busuk, Buat Apa Sih?

Efrem Siregar, CNBC Indonesia
04 July 2019 13:50
Bulog menggunakan beras yang mulai turun kualitasnya untuk operasi pasar (OP) dan bencana alam.
Foto: Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso melayat pendiri Sinar Mas, Eka Tjipta Widjaja di Rumah Duka RSPAD Gatot Subroto (CNBC Indonesia/Samuel Pablo)
Jakarta, CNBC Indonesia - Perum Bulog memprioritaskan untuk melepas 50.000 ton cadangan beras pemerintah (CBP). Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengatakan langkah ini diambil untuk mencegah potensi makin turunnya mutu beras milik Bulog.

Ia menjelaskan 50.000 ton beras yang dilepas ini selanjutnya akan disalurkan untuk operasi pasar dan bantuan bencana alam. Sebelumnya pihak Bulog pernah menyatakan, Bulog yang dilepas dari gudang bisa dimanfaatkan untuk bahan baku MSG, ethanol, atau tepung giling.

"Bulog selalu membuat perhitungan mana beras yang harus dikeluarkan lebih dulu. 50.000 ton ini kemudian yang diprioritaskan karena sudah mulai ada kecenderungan mulai turun mutunya," kata Budi Waseso, Kamis (4/7/2019).



Menurut Budi Waseso, total CBP yang ada di gudang Bulog sebanyak 2,4 juta ton. Selain untuk operasi pasar dan bencana alam, CBP juga akan disalurkan ke program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan program pemerintah lainnya.

Untuj diketahui, kualitas beras akan menurun jika disimpan terlalu lama dalam gudang. Dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38 Tahun 2018, disebutkan bahwa pelepasan CBP dilakukan apabila CBP telah melampaui batas waktu simpan paling sedikit 4 bulan dan/atau berpotensi atau mengalami penurunan mutu.

Perum Bulog akan melepas 50.000 ton cadangan beras pemerintah (CBP). Sementara 1 juta ton lainnya akan menyusul.




(hoi/hoi) Next Article Buwas Klaim Urusan 20 Ribu Ton Beras Rusak Bulog Sudah Beres

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular