
Mega Proyek 35 Ribu MW Molor 9 Tahun ke 2028, Ini Sebabnya
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
04 July 2019 11:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Target penyelesaian proyek pembangkit listrik 35.000 MW yang sejatinya pada 2019 ini, mau tidak mau mundur ke 2028.
Apa penyebabnya?
Direktur Pembinaan Program Ketenagalistikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu ketika dijumpai beberapa waktu lalu, di kantornya, di Jakarta menjelaskan, pertumbuhan konsumsi listrik tidak setinggi proyeksi awal. Sehingga, hal tersebut berdampak pada penyelesaian beberapa pembangkit yang harus diundur.
"Ada pergeseran dan sebagian COD (commercial operation date) 35.000 MW itu bisa di 2028. Disesuaikan dengan pertumbuhan sistem setempat," ujar Jisman.
Meskipun begitu, Jisman menilai hal tersebut bukan berarti proyek 35.000 MW bermasalah, karena hanya tinggal sedikit proyek pembangkit 35.000 MW yang belum sampai tahap PPA (power puchase agreeement).
"Dari situ kelihatan proyek ini tidak ada permasalahan. Hanya COD-nya saja yang disesuaikan," pungkasnya.
Kendati demikian, masih ada kabar baik yang datang dari mega proyek pembangkit ini. Pasalnya, sebanyak 6 pembangkit listrik yang merupakan bagian dari proyek 35.000 MW akan selesai di tahun ini. Total kapasitas dari 6 pembangkit yang akan Commercial Operation Date (COD) ini mencapai 2.100 megawatt (MW).
Rinciannya, 5 pembangkit berasal dari Independent Power Producer (IPP), dan satu berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PT PLN).
Berdasarkan data ESDM, jika dijabarkan, pembangkit yang akan COD pada 2019 ini, ada 3 dari 6 (pembangkit) masih didominasi oleh PLTU, yaitu PLTU Kalsel, PLTU Jawa-7, dan PLTU Jawa-8. Secara keseluruhan, kapasitas pembangkit yang akan COD tahun ini sebesar 2.161,5 MW.
Terkait progress proyek kelistrikan 35.000 MW, Rida juga memaparkan, dari data per tanggal 15 Juni 2019, kapasitas pembangkit yang sudah COD sudah mencapai 3.617 MW yang berasal dari 119 unit pembangkit.
Di samping itu, 117 unit pembangkit dengan total kapasitas 20.120 MW saat ini dalam tahap konstruksi, sedangkan yang sudah kontrak belum konstruksi sebesar 9.515 MW.
Selain itu, dari program 35.000 MW, PLN akan membangun sebanyak 167 unit pembangkit dengan kapasitas 8.800 MW, sedangkan IPP akan membangun 193 unit pembangkit berkapasitas 26.600 MW.
Pembangkit IPP tercatat, sudah tidak ada lagi yang berada pada fase perencanaan dan pengadaan. Sebanyak 36% dari 26.600 MW sudah masuk tahap kontrak belum konstruksi, 59% atau 15.738 MW sedang dalam tahap konstruksi, dan sisanya sudah COD.
Sedangkan untuk pembangkit PLN, dari 8.800 MW, 8% (734 MW) masih tahap perencanaan, 17% (1.453 MW) tahap pengadaan, 50% (4.382 MW) tahap konstruksi, dan 25% (2.239 MW) sudah COD.
(gus) Next Article ESDM Imbau PLN Jaga Rasio Cadangan 30%
Apa penyebabnya?
Direktur Pembinaan Program Ketenagalistikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu ketika dijumpai beberapa waktu lalu, di kantornya, di Jakarta menjelaskan, pertumbuhan konsumsi listrik tidak setinggi proyeksi awal. Sehingga, hal tersebut berdampak pada penyelesaian beberapa pembangkit yang harus diundur.
"Ada pergeseran dan sebagian COD (commercial operation date) 35.000 MW itu bisa di 2028. Disesuaikan dengan pertumbuhan sistem setempat," ujar Jisman.
Meskipun begitu, Jisman menilai hal tersebut bukan berarti proyek 35.000 MW bermasalah, karena hanya tinggal sedikit proyek pembangkit 35.000 MW yang belum sampai tahap PPA (power puchase agreeement).
"Dari situ kelihatan proyek ini tidak ada permasalahan. Hanya COD-nya saja yang disesuaikan," pungkasnya.
Kendati demikian, masih ada kabar baik yang datang dari mega proyek pembangkit ini. Pasalnya, sebanyak 6 pembangkit listrik yang merupakan bagian dari proyek 35.000 MW akan selesai di tahun ini. Total kapasitas dari 6 pembangkit yang akan Commercial Operation Date (COD) ini mencapai 2.100 megawatt (MW).
Rinciannya, 5 pembangkit berasal dari Independent Power Producer (IPP), dan satu berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PT PLN).
Berdasarkan data ESDM, jika dijabarkan, pembangkit yang akan COD pada 2019 ini, ada 3 dari 6 (pembangkit) masih didominasi oleh PLTU, yaitu PLTU Kalsel, PLTU Jawa-7, dan PLTU Jawa-8. Secara keseluruhan, kapasitas pembangkit yang akan COD tahun ini sebesar 2.161,5 MW.
Terkait progress proyek kelistrikan 35.000 MW, Rida juga memaparkan, dari data per tanggal 15 Juni 2019, kapasitas pembangkit yang sudah COD sudah mencapai 3.617 MW yang berasal dari 119 unit pembangkit.
Di samping itu, 117 unit pembangkit dengan total kapasitas 20.120 MW saat ini dalam tahap konstruksi, sedangkan yang sudah kontrak belum konstruksi sebesar 9.515 MW.
Selain itu, dari program 35.000 MW, PLN akan membangun sebanyak 167 unit pembangkit dengan kapasitas 8.800 MW, sedangkan IPP akan membangun 193 unit pembangkit berkapasitas 26.600 MW.
Pembangkit IPP tercatat, sudah tidak ada lagi yang berada pada fase perencanaan dan pengadaan. Sebanyak 36% dari 26.600 MW sudah masuk tahap kontrak belum konstruksi, 59% atau 15.738 MW sedang dalam tahap konstruksi, dan sisanya sudah COD.
Sedangkan untuk pembangkit PLN, dari 8.800 MW, 8% (734 MW) masih tahap perencanaan, 17% (1.453 MW) tahap pengadaan, 50% (4.382 MW) tahap konstruksi, dan 25% (2.239 MW) sudah COD.
(gus) Next Article ESDM Imbau PLN Jaga Rasio Cadangan 30%
Most Popular