
Ditarget Jokowi Kelar 2019, Proyek 35 Ribu MW Molor ke 2028
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
04 July 2019 11:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Target penyelesaian proyek pembangkit listrik 35.000 MW yang sejatinya pada 2019 ini, mau tidak mau mundur ke 2028.
Mega proyek kelistrikan 35.000 Megawatt (MW) ini digagas oleh Presiden Joko Widodo untuk mengebut rasio elektrifikasi dan menghindari krisis listrik dalam pemerintahannya, seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang melesat saat itu. Namun, pertumbuhan ekonomi RI justru melambat dan membuat proyeksi pengerjaan mega proyek ini disesuaikan.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Pembinaan Program Ketenagalistikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu ketika dijumpai beberapa waktu lalu, di kantornya, di Jakarta.
Ia menjelaskan, pertumbuhan konsumsi listrik tidak setinggi proyeksi awal. Sehingga, hal tersebut berdampak pada penyelesaian beberapa pembangkit yang harus diundur.
"Ada pergeseran dan sebagian COD (commercial operation date) 35.000 MW itu bisa di 2028. Disesuaikan dengan pertumbuhan sistem setempat," tuturnya saat dijumpai di kantornya, Selasa (3/7/2019).
Meskipun begitu, Jisman menilai hal tersebut bukan berarti proyek 35.000 MW bermasalah, karena hanya tinggal sedikit proyek pembangkit 35.000 MW yang belum sampai tahap PPA (power puchase agreeement).
"Dari situ kelihatan proyek ini tidak ada permasalahan. Hanya COD-nya saja yang disesuaikan," pungkasnya.
Sebagai informasi, total proyek yang telah menyelesaikan perjanjian jual beli tenaga listrik (power purchase agreement/PPA) sudah mencapai 33.251 MW atau 93,83%. Hanya tersisa 2.187 MW yang belum meneken PPA.
Sementara itu, sampai dengan 15 Juni 2019, proyek yang telah COD baru sekitar 3.617 MW atau 10% saja. Mayoritas masih berada dalam tahap konstruksi sebesar 20.119 MW atau 57%.
Dari sisi transmisi, hingga 15 Juni 2019, proyek yang telah selesai dan beroperasi mencapai 16.483 kilometer sirkuit (kms) atau 35%. Sebanyak 17.440 kms atau 37% tengah berada dalam tahap penyelesaian dan sisanya 13.620 kms atau 28% masih dalam tahap prakonstruksi.
Untuk gardu induk, yang telah selesai dan beroperasi sebesar 61.223 megavolt ampere (MVA) atau 54%, sementara 26.291 MVA atau 23% dalam proses penyelesaian, dan sisanya 25.990 MVA atau 23% masih dalam tahap prakonstruksi.
Adapun, Sebanyak 6 pembangkit listrik yang merupakan bagian dari proyek 35.000 MW akan selesai di tahun ini. Total kapasitas dari 6 pembangkit yang akan Commercial Operation Date (COD) ini mencapai 2.100 megawatt (MW).
Rinciannya, 5 pembangkit berasal dari Independent Power Producer (IPP), dan satu berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PT PLN).
Berdasarkan data ESDM, jika dijabarkan, pembangkit yang akan COD pada 2019 ini, terdapat 3 dari 6 (pembangkit) yang masih didominasi oleh PLTU, yaitu PLTU Kalsel, PLTU Jawa-7, dan PLTU Jawa-8. Secara keseluruhan, kapasitas pembangkit yang akan COD tahun ini sebesar 2.161,5 MW.
(gus) Next Article Target Kelar 2019, Proyek 35 Ribu Megawatt Molor ke 2028
Mega proyek kelistrikan 35.000 Megawatt (MW) ini digagas oleh Presiden Joko Widodo untuk mengebut rasio elektrifikasi dan menghindari krisis listrik dalam pemerintahannya, seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang melesat saat itu. Namun, pertumbuhan ekonomi RI justru melambat dan membuat proyeksi pengerjaan mega proyek ini disesuaikan.
Ia menjelaskan, pertumbuhan konsumsi listrik tidak setinggi proyeksi awal. Sehingga, hal tersebut berdampak pada penyelesaian beberapa pembangkit yang harus diundur.
"Ada pergeseran dan sebagian COD (commercial operation date) 35.000 MW itu bisa di 2028. Disesuaikan dengan pertumbuhan sistem setempat," tuturnya saat dijumpai di kantornya, Selasa (3/7/2019).
Meskipun begitu, Jisman menilai hal tersebut bukan berarti proyek 35.000 MW bermasalah, karena hanya tinggal sedikit proyek pembangkit 35.000 MW yang belum sampai tahap PPA (power puchase agreeement).
"Dari situ kelihatan proyek ini tidak ada permasalahan. Hanya COD-nya saja yang disesuaikan," pungkasnya.
Sebagai informasi, total proyek yang telah menyelesaikan perjanjian jual beli tenaga listrik (power purchase agreement/PPA) sudah mencapai 33.251 MW atau 93,83%. Hanya tersisa 2.187 MW yang belum meneken PPA.
Sementara itu, sampai dengan 15 Juni 2019, proyek yang telah COD baru sekitar 3.617 MW atau 10% saja. Mayoritas masih berada dalam tahap konstruksi sebesar 20.119 MW atau 57%.
Dari sisi transmisi, hingga 15 Juni 2019, proyek yang telah selesai dan beroperasi mencapai 16.483 kilometer sirkuit (kms) atau 35%. Sebanyak 17.440 kms atau 37% tengah berada dalam tahap penyelesaian dan sisanya 13.620 kms atau 28% masih dalam tahap prakonstruksi.
Untuk gardu induk, yang telah selesai dan beroperasi sebesar 61.223 megavolt ampere (MVA) atau 54%, sementara 26.291 MVA atau 23% dalam proses penyelesaian, dan sisanya 25.990 MVA atau 23% masih dalam tahap prakonstruksi.
Adapun, Sebanyak 6 pembangkit listrik yang merupakan bagian dari proyek 35.000 MW akan selesai di tahun ini. Total kapasitas dari 6 pembangkit yang akan Commercial Operation Date (COD) ini mencapai 2.100 megawatt (MW).
Rinciannya, 5 pembangkit berasal dari Independent Power Producer (IPP), dan satu berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PT PLN).
Berdasarkan data ESDM, jika dijabarkan, pembangkit yang akan COD pada 2019 ini, terdapat 3 dari 6 (pembangkit) yang masih didominasi oleh PLTU, yaitu PLTU Kalsel, PLTU Jawa-7, dan PLTU Jawa-8. Secara keseluruhan, kapasitas pembangkit yang akan COD tahun ini sebesar 2.161,5 MW.
(gus) Next Article Target Kelar 2019, Proyek 35 Ribu Megawatt Molor ke 2028
Most Popular