Apa Kebijakan Gila Jokowi Tunjuk Anak Muda Jadi Menteri?
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
03 July 2019 12:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak menutup kemungkinan untuk mengisi jajaran kabinetnya dengan anak-anak muda, seperti yang sudah dilakukan sejumlah negara.
Kriteria anak muda yang diinginkan Jokowi adalah eksekutor handal yang memiliki manajerial yang kompeten, dinamis, fleksibel, serta mampu mengikuti perubahan zaman dengan cepat.
"Itu ada di anak-anak muda," kata Jokowi dalam sebuah wawancara dengan salah satu televisi terkemuka, seperti dikutip CNBC Indonesia, Rabu (3/7/2019).
Jokowi memang saat ini tengah mempertimbangkan untuk mengganti sejumlah menteri Kabinet Kerja, menurut sumber CNBC Indonesia. Hal ini diperkuat dengan sikap tegas yang diutarakan kepala negara dalam berbagai kesempatan.
Dalam rapat terbatas misalnya, Jokowi tak segan mengutarakan kejengkelannya atas masalah defisit transaksi berjalan yang tak kunjung terselesaikan. Padahal, berbagai kebijakan sudah dikeluarkan untuk mengatasi hal itu.
Jokowi mengaku tak habis pikir, masalah defisit transaksi berjalan tak dapat diselesaikan para 'pembantunya'. Padahal, sudah berkali-kali pemerintah membawa masalah ini dalam rapat tingkat tinggi.
"Ini adalah ratas [rapat terbatas] ke enam. Tolong digaris bawahi. Ini adalah ratas yang ke 6 yang terkait keinginan saya sejak awal untuk terobosan kebijakan di bidang investasi, di bidang ekspor, dan di bidang perpajakan," kata Jokowi.
Munculnya kritik keras Jokowi terhadap para menteri bukan tanpa alasan. Loyonya kinerja ekspor dan investasi membuat transaksi berjalan Indonesia terus-terusan mengalami defisit karena arus devisa yang keluar lebih besar.
Beberapa waktu lalu, pada saat bertemu dengan aktivis 98, Jokowi menegaskan tak akan ragu mengeluarkan kebijakan gila jika itu berkaitan dengan kepentingan bangsa dan negara.
Persoalan ini pun memantik pertanyaan, apakah keputusan gila yang dimaksud kepala negara adalah mengganti para menteri yang dianggap tak becus mengelola masalah perekonomian nasional?
Keberadaan menteri muda seperti yang diutarakan Jokowi pun bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah perekonomian. Misalnya dari sistem birokrasi pemerintah yang dianggap rigid oleh sebagian investor.
"Bisa aja merubah culture birokrasi dari pemerintah. Kalau itu bisa dilakukan, itu sesuatu hal yang luar biasa," kata Kepala Ekonom BCA David Sumual saat berbincang dengan CNBC Indonesia.
"Anak-anak muda ini dinamis. Mengenai investasi bisa saja mereka menggunakan teknologi yang lebih cepat seperti di negara lain. Singapura itu izin sudah hitungan jam, kita masih hitungan hari," jelasnya.
David bahkan berbicara mengenai anak-anak muda sukses Indonesia seperti Pendiri Go-Jek Nadiem Makarim dan Pendiri Bukalapak Achmad Zaky. Keduanya telah membuktikan kualtas manajerial, meskipun masih minim pengalaman.
"Mereka sudah membuktikan bisa membuat perusahaan yang bukan apa-apa menjadi besar. Kemampuan mereka sudah ada," kata David.
Apakah kebijakan gila yang dimaksud Jokowi dengan memilih menteri muda seperti Nadiem Makarim dan Achmad Zaky? Kita tunggu saja.
(dru) Next Article Jokowi: Saya Bukan Marah, Tapi Motivasi Menteri
Kriteria anak muda yang diinginkan Jokowi adalah eksekutor handal yang memiliki manajerial yang kompeten, dinamis, fleksibel, serta mampu mengikuti perubahan zaman dengan cepat.
"Itu ada di anak-anak muda," kata Jokowi dalam sebuah wawancara dengan salah satu televisi terkemuka, seperti dikutip CNBC Indonesia, Rabu (3/7/2019).
Jokowi mengaku tak habis pikir, masalah defisit transaksi berjalan tak dapat diselesaikan para 'pembantunya'. Padahal, sudah berkali-kali pemerintah membawa masalah ini dalam rapat tingkat tinggi.
"Ini adalah ratas [rapat terbatas] ke enam. Tolong digaris bawahi. Ini adalah ratas yang ke 6 yang terkait keinginan saya sejak awal untuk terobosan kebijakan di bidang investasi, di bidang ekspor, dan di bidang perpajakan," kata Jokowi.
Munculnya kritik keras Jokowi terhadap para menteri bukan tanpa alasan. Loyonya kinerja ekspor dan investasi membuat transaksi berjalan Indonesia terus-terusan mengalami defisit karena arus devisa yang keluar lebih besar.
Beberapa waktu lalu, pada saat bertemu dengan aktivis 98, Jokowi menegaskan tak akan ragu mengeluarkan kebijakan gila jika itu berkaitan dengan kepentingan bangsa dan negara.
Persoalan ini pun memantik pertanyaan, apakah keputusan gila yang dimaksud kepala negara adalah mengganti para menteri yang dianggap tak becus mengelola masalah perekonomian nasional?
![]() |
Keberadaan menteri muda seperti yang diutarakan Jokowi pun bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah perekonomian. Misalnya dari sistem birokrasi pemerintah yang dianggap rigid oleh sebagian investor.
"Bisa aja merubah culture birokrasi dari pemerintah. Kalau itu bisa dilakukan, itu sesuatu hal yang luar biasa," kata Kepala Ekonom BCA David Sumual saat berbincang dengan CNBC Indonesia.
"Anak-anak muda ini dinamis. Mengenai investasi bisa saja mereka menggunakan teknologi yang lebih cepat seperti di negara lain. Singapura itu izin sudah hitungan jam, kita masih hitungan hari," jelasnya.
David bahkan berbicara mengenai anak-anak muda sukses Indonesia seperti Pendiri Go-Jek Nadiem Makarim dan Pendiri Bukalapak Achmad Zaky. Keduanya telah membuktikan kualtas manajerial, meskipun masih minim pengalaman.
"Mereka sudah membuktikan bisa membuat perusahaan yang bukan apa-apa menjadi besar. Kemampuan mereka sudah ada," kata David.
Apakah kebijakan gila yang dimaksud Jokowi dengan memilih menteri muda seperti Nadiem Makarim dan Achmad Zaky? Kita tunggu saja.
(dru) Next Article Jokowi: Saya Bukan Marah, Tapi Motivasi Menteri
Most Popular