Dear Pak Jokowi: Dunia Berubah, Saatnya Pemuda Jadi Menteri!

Herdaru Purnomo & Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
03 July 2019 11:33
Foto: foto: Presiden Jokowi Hadiri Pembukaan KTT Ke-34 ASEAN ( Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Jakarta, CNBC Indonesia - "Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia"

Kutipan legendaris dari Presiden Soekarno tersebut cukup 'make sense'. Sejujurnya, memang tak perlu banyak orang tua yang banyak berfikir dan lambat dalam sebuah organisasi.

Label seorang CEO saat ini sudah banyak yang dijabat oleh anak-anak muda. Dengan segala ide gilanya, anak muda ini mampu mengubah dunia.

Ashley Stahl, kontributor dari Forbes pernah menuliskan, A Millennial Manifesto: Why Gen Y Will Change The World.



Dalam artikel tersebut, sedikit tersirat ambisi dari para pemuda saat ini lebih kepada eksekusi ide yang ternyata bisa mengubah dunia.

Kontributor Forbes lainnya, Kate Harrison juga menuliskan alasan kenapa pemimpin muda bisa mengubah dunia. Salah satunya, adalah 'Action'.

Mengubah dunia memang perlu banyak aksi daripada sekadar ide-ide. Generasi yang lebih tua, mungkin saat ini sudah terlalu stagnan dan cenderung tak mau ada banyak perubahan.

Ketika teknologi masuk, maka timbulah disrupsi. Siapa yang tak mau berkawan dengan teknologi maka sudah pasti jatuh.

Dear Pak Jokowi: Dunia Berubah, Saatnya Pemuda Jadi MenteriFoto: foto/ Presiden jokowi di KTT ASEAN (Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden)


Bank Dunia memiliki program sendiri yakni Young Professionals Program (YPP). YPP ini membuka mindset para pemuda dan profesional dan mendorong potensi kepemimpinan untuk tumbuh dalam peran teknis dan manajerial. Saat ini sudah banyak para pemuda yang mampu memimpin negaranya, entah sebagai Menteri maupun Presiden.

Jokowi Menyadari

"Bisa saja ada menteri umur 20 - 25 tahun. Tapi dia harus mengerti manajerial, manajemen, mampu mengeksekusi program yang ada. Karena saat ini dan ke depan perlu orang-orang dinamis,"

Kutipan di atas merupakan sepenggal pernyataan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sebuah sesi wawancara di salah satu stasiun televisi terkemuka, ketika disinggung kriteria menteri yang diinginkannya pada periode kedua pemerintahan.

Struktur menteri Kabinet Kerja, pun bukan tidak mungkin berubah seiring dengan pernyataan sang kepala negara yang telah membuka peluang untuk mengganti sebagian menteri Kabinet Kerja, menurut sumber CNBC Indonesia.

Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma'ruf, Erick Thohir beberapa waktu lalu sempat angkat bicara mengenai potensi adanya menteri muda dalam kabinet Jokowi selanjutnya.

Pada Kabinet Kerja di Periode I Jokowi, adalah Puan Maharani yang menjadi Menteri paling muda di kabinet. Di usia 45 tahun saat ini Puan menjabat sebagai Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Namun, Jokowi menyadari jika sudah banyak pemuda yang 'mendisrupsi' Indonesia. Bahkan secara positif mampu menghasilkan perusahaan brilian.

Tak usah sebut bagaimana ekspansi Gojek. Bagaimana Bukalapak pun mampu mengembangkan UKM sampai bagaimana Modalku mampu membantu pendaanan UMKM.

Kepala Ekonom BCA David Sumual memandang, dalam situasi perubahan dinamika perekonomain global, memang dibutuhkan 'pembantu' presiden yang bisa taktis dan memiliki ide cemerlang untuk mengatasi tantangan ke depan.

"Mereka sudah membuktikan bisa membuat perusahaan yang bukan apa-apa menjadi besar. Kemampuan mereka sudah ada," kata David saat berbincang dengan CNBC Indonesia, Rabu (3/7/2019).

Menurut David, keputusan Jokowi untuk mempertimbangkan kursi menteri diisi oleh anak muda sudah tepat. Apalagi, dinamika perekonomian dunia saat ini begitu cepat berubah.

"Saya pikir, perlu figur yang mengerti bahwa dunia sudah berubah. Tidak bisa menggunakan cara yang lama," jelasnya.










Next Article Jokowi: Saya Bukan Marah, Tapi Motivasi Menteri

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular