
Jokowi Wanti-Wanti Menteri ATR: Semua Tanah Disertifikat 2025
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
20 June 2019 18:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjanjikan seluruh tanah di berbagai wilayah Indonesia akan tersertifikasi pada 2025. Namun, perkembangan proses sertifikasi beberapa tahun terakhir cenderung lamban.
"Tahun depan saya minta 5 juta, tahun depannya lagi saya minta 7 juta, tahun depannya lagi saya minta 9 juta, tahun depannya lagi 12 juta, tahun depan naik terus," kata Jokowi saat menyerahkan 3.200 sertifikat tanah untuk rakyat di GOR Tri Dharma PT Petrokimia, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, seperti dikutip laman Sekretariat Kabinet, Kamis (20/6/2019).
"Sehingga target kita 2025 seluruh Indonesia yang namanya sertifikat ini rampung. InsyaAllah rampung," tegasnya.
Menurut Jokowi, sertifikat tanah yang dipegang masyarakat pada 2015 lalu seharusnya sudah mencapai 126 juta bidang. Namun, pada saat itu baru 46 juta bidang tanah yang sudah bersertifikat.
"Sebelumnya dulu setahun itu hanya bisa produksi 500 ribu per tahun, se-Indonesia 500 ribu. Kalau kurangnya 80 juta berarti nunggunya 160 tahun. 80 juta setahun hanya 500 ribu berarti nunggunya sertifikat ini nunggu harus nunggu 160 tahun," kata Jokowi.
Jokowi mendesak Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala BPN Sofyan Djalil agar keterlambatan sertifikasi tak terus dibiarkan. Ia mendesak Sofyan bahwa tak ada alasan, pada 2025 seluruh tanah di sejumlah wilayah Indonesia harus bersertifikat.
"Tadi sudah dijanjikan Pak Menteri BPN, yang janji Pak Menteri lho, Gresik 2024 semuanya selesai. Pak Menteri yang janji, saya tinggal nagih janjinya, bapak ibu semuanya juga nagih janjinya," tegasnya.
Di depan masyarakat yang sudah memegang sertifikat tanah, Jokowi kembali menitipkan pesan agar sertifikat tanah tidak digunakan untuk hal-hal yang konsumtif. Jika ingin digunakan, maka harus untuk kegiatan yang produktif.
"Tolong dihitung dulu, dikalkulasi dulu bisa nyicil enggak, bisa ngangsur enggak. Kalau hitungannya tidak masuk jangan pinjam, jangan dipakai untuk jaminan atau agunan," kata Jokowi
"Baru kita terima hari ini besok ke bank iya kan, karena tergesa-gesa pengen dapat pinjaman terus lupa enggak dihitung enggak bisa ngangsur, sertifikatnya ilang malahan," jelasnya.
(hoi/hoi) Next Article Top Pak Jokowi! Bukan Sepeda, Tapi Bagikan 1 Juta Sertifikat
"Tahun depan saya minta 5 juta, tahun depannya lagi saya minta 7 juta, tahun depannya lagi saya minta 9 juta, tahun depannya lagi 12 juta, tahun depan naik terus," kata Jokowi saat menyerahkan 3.200 sertifikat tanah untuk rakyat di GOR Tri Dharma PT Petrokimia, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, seperti dikutip laman Sekretariat Kabinet, Kamis (20/6/2019).
"Sehingga target kita 2025 seluruh Indonesia yang namanya sertifikat ini rampung. InsyaAllah rampung," tegasnya.
Menurut Jokowi, sertifikat tanah yang dipegang masyarakat pada 2015 lalu seharusnya sudah mencapai 126 juta bidang. Namun, pada saat itu baru 46 juta bidang tanah yang sudah bersertifikat.
"Sebelumnya dulu setahun itu hanya bisa produksi 500 ribu per tahun, se-Indonesia 500 ribu. Kalau kurangnya 80 juta berarti nunggunya 160 tahun. 80 juta setahun hanya 500 ribu berarti nunggunya sertifikat ini nunggu harus nunggu 160 tahun," kata Jokowi.
Jokowi mendesak Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala BPN Sofyan Djalil agar keterlambatan sertifikasi tak terus dibiarkan. Ia mendesak Sofyan bahwa tak ada alasan, pada 2025 seluruh tanah di sejumlah wilayah Indonesia harus bersertifikat.
"Tadi sudah dijanjikan Pak Menteri BPN, yang janji Pak Menteri lho, Gresik 2024 semuanya selesai. Pak Menteri yang janji, saya tinggal nagih janjinya, bapak ibu semuanya juga nagih janjinya," tegasnya.
Di depan masyarakat yang sudah memegang sertifikat tanah, Jokowi kembali menitipkan pesan agar sertifikat tanah tidak digunakan untuk hal-hal yang konsumtif. Jika ingin digunakan, maka harus untuk kegiatan yang produktif.
"Tolong dihitung dulu, dikalkulasi dulu bisa nyicil enggak, bisa ngangsur enggak. Kalau hitungannya tidak masuk jangan pinjam, jangan dipakai untuk jaminan atau agunan," kata Jokowi
"Baru kita terima hari ini besok ke bank iya kan, karena tergesa-gesa pengen dapat pinjaman terus lupa enggak dihitung enggak bisa ngangsur, sertifikatnya ilang malahan," jelasnya.
(hoi/hoi) Next Article Top Pak Jokowi! Bukan Sepeda, Tapi Bagikan 1 Juta Sertifikat
Most Popular