Hong Kong Ricuh, Polisi Tembakkan Peluru Karet & Gas Air Mata

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
12 June 2019 17:38
Demonstrasi ratusan ribu orang di jalan-jalan Hong Kong yang berlangsung sejak akhir pekan lalu berubah menjadi kericuhan, Rabu (12/6/2019).
Foto: Demo Hong Kong (REUTERS/Athit Perawongmetha)
Jakarta, CNBC Indonesia - Demonstrasi ratusan ribu orang di jalan-jalan Hong Kong yang berlangsung sejak akhir pekan lalu berubah menjadi kericuhan, Rabu (12/6/2019).

Kepolisian setempat berulang kali menembakkan gas air mata dan peluru karet ke arah demonstran. Hal itu terjadi ketika para pembuat kebijakan menunda pembahasan rancangan undang-undang (RUU) yang diprotes oleh ratusan ribu orang di kota itu.

Unjuk rasa itu dilakukan untuk membatalkan rencana pemerintah mengizinkan ekstradisi para tersangka kejahatan ke China. Para demonstran berpendapat langkah itu berarti penyerahan otonomi Hong Kong kepada China.

Aksi protes ini disebut-sebut sebagai yang terbesar sejak Hong Kong diserahkan kembali ke China oleh Inggris.


Massa tampak menyemut di jalan-jalan menuju Dewan Legislatif di saat pihak kepolisian dengan perlengkapan antihuru-hara diturunkan.

Siang hari tadi, suara seperti ledakan terdengar dan asap dari gas air mata menguar dari lokasi dekat titik protes tempat polisi dan demonstran saling berhadapan. Sebuah rekaman video menunjukkan otoritas menggunakan tabung gas dan metode lain untuk memukul mundur demonstran.

Para anggota parlemen dijadwalkan untuk membahas usulan itu pada Rabu namun mereka mengumumkan dalam pernyataan singkat di situs webnya bahwa pertemuan itu dijadwalkan ulang ke lain waktu, dilansir dari CNBC International.

Hong Kong Ricuh, Polisi Tembakkan Peluru Karet & Gas Air MataFoto: Demo Ekstradisi Hongkong berakhir ricuh (REUTERS/Tyrone Siu)

Dennis Kwok, salah satu anggota parlemen yang memimpin kubu oposisi, mengatakan ia memprotes rancangan itu sebab Hong Kong dan China daratan secara fundamental memiliki karakter hukum yang berbeda.

"Ini karena kami tidak memercayai sistem hukum di China di mana tidak ada penegak hukum yang independen dan tidak ada penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia dan proses yang berlaku," ujarnya kepada CNBC, Rabu.

"Mengirimkan orang-orang ke sana untuk menghadapi persidangan pidana serius tanpa perlindungan hak asasi manusia adalah tindakan di bawah standar kami," tegasnya.

Hong Kong Ricuh, Polisi Tembakkan Peluru Karet & Gas Air MataFoto: Demo Ekstradisi Hongkong berakhir ricuh (REUTERS/Athit Perawongmetha)

CNBC mencoba mengontak juru bicara kementerian luar negeri China di Hong Kong untuk menanggapi pernyataan Kwok namun belum mendapatkan respons.

Polisi mengatakan sekitar 240.000 orang ikut serta saat protes mencapai puncaknya Minggu siang. Mereka meneriakkan slogan-slogan dan membawa tulisan-tulisan berisi protes dan permintaan agar pemimpin Hong Kong, Carrie Lam, mundur.

Para koordinator aksi unjuk rasa itu mengklaim ada lebih dari 1 juta orang turun ke jalan.


Pada 2003, Hong Kong juga mengalami aksi demo besar-besaran dengan sekitar 500.000 orang turun ke jalan memprotes usulan undang-undang keamanan yang juga dikhawatirkan akan mendekatkan Hong Kong dengan China.

Aksi protes pada Minggu kemarin berlangsung damai meski terjadi kericuhan pada malam harinya antara pendemo dan polisi yang menyebabkan beberapa orang terluka dan ditangkap.

Lam yang pada bulan depan akan memasuki masa jabatan tahun ketiganya pada Senin kemarin menolak seruan untuk mundur. Ia mengatakan akan terus memperjuangkan rancangan aturan itu di parlemen lokal.

Saksikan video mengenai demo di Hong Kong berikut ini.

[Gambas:Video CNBC]


(prm) Next Article Ini Kronologi Demo Besar Hong Kong yang Lumpuhkan Ekonomi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular