
Soal Tiket Maskapai Diambil Alih Menko, Ini Penjelasan Menhub
Muhammad Choirul, CNBC Indonesia
29 April 2019 20:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Mahalnya tiket pesawat yang berdampak pada tingkat inflasi, ternyata menjadi salah satu penyebab Menko Perekonomian Darmin Nasution terlibat dalam urusan penerbangan.
"Ada beberapa dimensilah, kalau kita bicara tentang Menko Perekonomian yang terjadi adalah kemarin kita rapat dikoordinasikan oleh Menko Perekonomian," ujarnya dalam live program Closing Bell CNBC Indonesia TV, Senin (29/4/2019).
"Dan di situ dijelaskan berkaitan dengan inflasi dan kemungkinan inflasi yang terjadi pada saat nanti Lebaran," lanjut dia.
Dalam kesempatan itu, Budi Karya Sumadi sempat menyampaikan bahwa kecenderungan tarif pesawat masih akan tinggi. Dalam rapat tersebut juga sudah tercatat bahwa tarif penerbangan udara menjadi pemicu tingginya inflasi.
"Karenanya Menko Perekonomian akan bahas ini dengan pihak-pihak terkait," tuturnya.
Menhub juga menjelaskan, tingginya tarif tidak lepas dari komponen pembiayaan operasional. Dalam hal ini, bahan bakar berupa avtur masih memakan porsi terbesar.
"Nomor satu avtur 30%, 25% leasing atau perolehan awak. Artinya avtur atau leasing cukup tinggi mempengaruhi," papar dia.
Kendati demikian, saat ini Menhub menilai harga avtur sudah relatif sama jika dibandingkan dengan negara lain. Selanjutnya, jika masih perlu penurunan avtur, dia ingin para pihak terkait segera berkoordinasi.
"Bagaimana selanjutnya adalah komunikasi Garuda dan Pertamina untuk dapat harga lebih murah," pungkasnya.
(dru) Next Article Duh! Dari 34 Provinsi, Cuma 7 Daerah yang Surplus Beras
"Ada beberapa dimensilah, kalau kita bicara tentang Menko Perekonomian yang terjadi adalah kemarin kita rapat dikoordinasikan oleh Menko Perekonomian," ujarnya dalam live program Closing Bell CNBC Indonesia TV, Senin (29/4/2019).
"Dan di situ dijelaskan berkaitan dengan inflasi dan kemungkinan inflasi yang terjadi pada saat nanti Lebaran," lanjut dia.
"Karenanya Menko Perekonomian akan bahas ini dengan pihak-pihak terkait," tuturnya.
Menhub juga menjelaskan, tingginya tarif tidak lepas dari komponen pembiayaan operasional. Dalam hal ini, bahan bakar berupa avtur masih memakan porsi terbesar.
"Nomor satu avtur 30%, 25% leasing atau perolehan awak. Artinya avtur atau leasing cukup tinggi mempengaruhi," papar dia.
Kendati demikian, saat ini Menhub menilai harga avtur sudah relatif sama jika dibandingkan dengan negara lain. Selanjutnya, jika masih perlu penurunan avtur, dia ingin para pihak terkait segera berkoordinasi.
"Bagaimana selanjutnya adalah komunikasi Garuda dan Pertamina untuk dapat harga lebih murah," pungkasnya.
(dru) Next Article Duh! Dari 34 Provinsi, Cuma 7 Daerah yang Surplus Beras
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular