Internasional
Trump Kirim FBI untuk Selidiki Serangan Bom Sri Lanka
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
23 April 2019 12:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menelepon Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe, Senin (22/4/2019), untuk menyampaikan rasa belasungkawa atas tewasnya 290 orang dalam serangkaian ledakan bom bunuh diri di beberapa gereja dan hotel.
Serangan-serangan pada Minggu Paskah itu adalah "salah satu peristiwa terorisme paling mematikan sejak serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat," kata juru bicara Gedung Putih Hogan Gidley, dikutip dari AFP.
Pemerintah Sri Lanka yakin serangan itu dilakukan oleh kelompok Islam lokal, National Thowheeth Jama'ath (NTJ).
Setidaknya empat warga negara Amerika tewas dalam serangan bom itu, termasuk seorang siswa kelas lima (berusia sekitar 10 tahun) yang bersekolah di sekolah swasta Sidwell Friends di Washington.
"Perdana Menteri Wickremesinghe menyatakan apresiasinya atas ungkapan keprihatinan Presiden dan mengabarkan kemajuan penyelidikan," menurut Gedung Putih.
Trump mengatakan kepada Perdana Menteri bahwa ia "menjanjikan dukungan Amerika Serikat ke Sri Lanka untuk menyeret para pelaku ke pengadilan, dan para pemimpin menegaskan kembali komitmen mereka untuk memerangi terorisme global".
Washington telah menjanjikan bantuan investigasi dan sedang mengirim agen FBI untuk membantu proses penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian Sri Lanka, The Washington Post melaporkan.
FBI juga telah menawarkan bantuan laboratorium untuk menguji bukti bom, sementara analis meninjau database biro untuk mencari informasi berguna lainnya.
Dalam pernyataan singkatnya di Twitter, Trump mengatakan ia juga telah berbicara dengan Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena hari Minggu.
Ia kemudian menghapus pernyataan ini dan Gedung Putih belum merespons pertanyaan mengenai alasan Presiden melakukannya.
Saksikan video mengenai jumlah korban tewas bom Sri Lanka berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(prm) Next Article Pejabat Sri Lanka Sengaja Sembunyikan Informasi Soal Bom
Serangan-serangan pada Minggu Paskah itu adalah "salah satu peristiwa terorisme paling mematikan sejak serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat," kata juru bicara Gedung Putih Hogan Gidley, dikutip dari AFP.
![]() |
Pemerintah Sri Lanka yakin serangan itu dilakukan oleh kelompok Islam lokal, National Thowheeth Jama'ath (NTJ).
"Perdana Menteri Wickremesinghe menyatakan apresiasinya atas ungkapan keprihatinan Presiden dan mengabarkan kemajuan penyelidikan," menurut Gedung Putih.
Trump mengatakan kepada Perdana Menteri bahwa ia "menjanjikan dukungan Amerika Serikat ke Sri Lanka untuk menyeret para pelaku ke pengadilan, dan para pemimpin menegaskan kembali komitmen mereka untuk memerangi terorisme global".
Washington telah menjanjikan bantuan investigasi dan sedang mengirim agen FBI untuk membantu proses penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian Sri Lanka, The Washington Post melaporkan.
FBI juga telah menawarkan bantuan laboratorium untuk menguji bukti bom, sementara analis meninjau database biro untuk mencari informasi berguna lainnya.
Dalam pernyataan singkatnya di Twitter, Trump mengatakan ia juga telah berbicara dengan Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena hari Minggu.
Ia kemudian menghapus pernyataan ini dan Gedung Putih belum merespons pertanyaan mengenai alasan Presiden melakukannya.
Saksikan video mengenai jumlah korban tewas bom Sri Lanka berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(prm) Next Article Pejabat Sri Lanka Sengaja Sembunyikan Informasi Soal Bom
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular