
Sedih, RI Masih Tergantung Impor Bawang Putih Sampai 2021
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
15 April 2019 17:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan Indonesia masih akan terus mengimpor bawang putih hingga 2021. Ketergantungan impor itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri RI.
"Jadi kebutuhan dalam negeri sampai 2021 dipenuhi seluruhnya dari impor," kata Dirjen Hortikultura Kementan, Suwandi, di kantornya, Senin (15/4/2019).
Suwandi menjelaskan bahwa sebagian besar hasil produksi bawang putih dari petani lokal sejauh ini belum bisa dimanfaatkan untuk konsumsi. Pasalnya, hasil produksi tersebut masih diperlukan sebagai benih untuk ditanam ulang sehingga menghasilkan nilai produksi yang lebih tinggi.
Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan konsumsi masih tidak mungkin lepas dari jeratan impor. Dia juga tidak menjamin ada penurunan impor bawang putih dari tahun ke tahun.
"Jadi konsepnya tidak setiap tahun impor menurun. Konsepnya kita menanam, hasil tanam dipanen, hasil panen diproses jadi benih, benih ditanam lagi," ujar Suwandi menjelaskan.
Dari setiap proses tanam tersebut, Kementan mencatat hasil panen bisa mencapai dua kali hingga tiga kali lipat dibandingkan hasil panen periode sebelumnya. Proses demikian masih akan berlangsung hingga diprediksi tahun 2021 RI mampu swasembada bawang putih.
"Yang diproduksi dalam negeri dijadikan sebagai benih sampai mengejar swasembada," tegasnya.
Dikatakan, luas tanam produksi bawang putih yang kini 69 ribu hektare akan diperluas mencapai sekitar 90-100 ribu hektare. Dari jumlah itu, rata-rata per hektare mampu menghasilkan 8 ton hingga 10 ton bawang putih.
"Itu kami proses jadi benih lagi. Kecuali yang susut ya, kan pasti ada yang kering dan sebagainya," paparnya.
Simak video terkait neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2019 di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Efek Virus Corona Buat Harga Bawang Putih Melonjak
"Jadi kebutuhan dalam negeri sampai 2021 dipenuhi seluruhnya dari impor," kata Dirjen Hortikultura Kementan, Suwandi, di kantornya, Senin (15/4/2019).
Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan konsumsi masih tidak mungkin lepas dari jeratan impor. Dia juga tidak menjamin ada penurunan impor bawang putih dari tahun ke tahun.
"Jadi konsepnya tidak setiap tahun impor menurun. Konsepnya kita menanam, hasil tanam dipanen, hasil panen diproses jadi benih, benih ditanam lagi," ujar Suwandi menjelaskan.
Dari setiap proses tanam tersebut, Kementan mencatat hasil panen bisa mencapai dua kali hingga tiga kali lipat dibandingkan hasil panen periode sebelumnya. Proses demikian masih akan berlangsung hingga diprediksi tahun 2021 RI mampu swasembada bawang putih.
"Yang diproduksi dalam negeri dijadikan sebagai benih sampai mengejar swasembada," tegasnya.
Dikatakan, luas tanam produksi bawang putih yang kini 69 ribu hektare akan diperluas mencapai sekitar 90-100 ribu hektare. Dari jumlah itu, rata-rata per hektare mampu menghasilkan 8 ton hingga 10 ton bawang putih.
"Itu kami proses jadi benih lagi. Kecuali yang susut ya, kan pasti ada yang kering dan sebagainya," paparnya.
Simak video terkait neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2019 di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Efek Virus Corona Buat Harga Bawang Putih Melonjak
Most Popular