
Naik 384%, Lokomotif Jadi Juara Ekspor Barang RI di Maret
Iswari Anggit Pramesti, CNBC Indonesia
15 April 2019 15:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto membawa kabar yang cukup menggembirakan. Pasalnya neraca dagang Bulan Maret 2019 surplus sebesar US$ 540 juta.
Namun, ekspor Indonesia di Bulan Maret 2019 ini turun 10,01% (year-on-year/ yoy). Penurunan juga dapat dilihat dalam ekspor secara kumulatif, dari ekspor Bulan Januari hingga Maret 2019, sebesar 8,5% (yoy).
"Tapi, ekspor bulanannya, Maret 2019 ini nilainya US$ 14,02 miliar, naik 11,71% jika dibandingkan dengan Februari 2019, yang nilainya US$ 12,55 miliar," ujarnya dalam konferensi pers BPS terkait neraca dagang 2019, Senin (15/4/2019).
Lantas, komoditas apa saja ya yang paling banyak diekspor Indonesia, serta yang penurunannya paling dalam?
Ini dia rinciannya:
1. Sektor migas:
Komoditas yang ekspornya naik:
Komoditas yang ekspornya turun:
- Bijih, kerak, dan abu logam; ekspor komoditas ini tercatat turun 44,43% secara kumulatif tahunan (yoy Bulan Januari hingga Maret 2019). Pada awal tahun ini, ekspor ketiganya hanya sebesar US$ 755 juta, padahal awal tahun sebelumnya mencapai US$ 1,35 miliar.
Namun, secara bulanan, ekspor ketiganya naik 110,41% (mtm), karena pada Bulan Februari hanya sebesar US$ 147,6 juta, sementara Bulan Maret mencapai US$ 310,5 juta.
- Bahan bakar mineral; ekspor komoditas ini tercatat turun 9,26% secara kumulatif tahunan (yoy Bulan Januari hingga Maret 2019). Pada awal tahun ini, ekspor bahan bakar mineral hanya sebesar US$ 5,65 miliar, padahal awal tahun sebelumnya mencapai US$ 6,23 miliar.
Namun, secara bulanan, ekspor bahan bakar mineral naik 24,21% (mtm), karena pada Bulan Februari hanya sebesar US$ 1,65 miliar, sementara Bulan Maret mencapai US$ 2,05 miliar.
- Perhiasan/ permata; ekspor komoditas ini tercatat turun 2,58% secara kumulatif tahunan (yoy Bulan Januari hingga Maret 2019). Pada awal tahun ini, ekspor perhiasan/ permata hanya sebesar US$ 1,71 miliar, padahal awal tahun sebelumnya mencapai US$ 1,75 miliar.
Penurunan ekspor perhiasan/ permata juga terjadi secara bulanan, yakni 4,84% (mtm), karena pada Bulan Februari mencapai US$ 656,7 juta, sementara Bulan Maret hanya sebesar US$ 624,9 juta.
- Kertas/ karton; ekspor komoditas ini tercatat turun 1,23% secara kumulatif tahunan (yoy Bulan Januari hingga Maret 2019). Pada awal tahun ini, ekspor kertas/ karton hanya sebesar US$ 1,05 miliar, padahal awal tahun sebelumnya mencapai US$ 1,07 miliar.
Namun, secara bulanan, ekspor kertas/ karton naik 21,32% (mtm), karena pada Bulan Februari hanya sebesar US$ 328 juta, sementara Bulan Maret mencapai US$ 397,9 juta.
- Benda dari besi dan baja; ekspor komoditas ini tercatat turun 1,19% secara kumulatif tahunan (yoy Bulan Januari hingga Maret 2019). Pada awal tahun ini, ekspor benda dari besi dan baja hanya sebesar US$ 287,1 juta, padahal awal tahun sebelumnya mencapai US$ 290,6 juta.
Penurunan ekspor benda dari besi dan baja juga terjadi secara bulanan, yakni 9,81% (mtm), karena pada Bulan Februari mencapai US$ 97,7 juta, sementara Bulan Maret hanya sebesar US$ 88,1 juta.
- Ampas/ sisa industri makanan; ekspor komoditas ini tercatat turun 0,41% secara kumulatif tahunan (yoy Bulan Januari hingga Maret 2019). Pada awal tahun ini, ekspor ampas/ sisa industri makanan hanya sebesar US$ 180,1 juta, padahal awal tahun sebelumnya mencapai US$ 180,8 juta.
Penurunan ekspor ampas/ sisa industri makanan juga terjadi secara bulanan, yakni 38,12% (mtm), karena pada Bulan Februari mencapai US$ 71,6 juta, sementara Bulan Maret hanya sebesar US$ 44,3 juta.
(dru) Next Article Impor Juga Tercatat Turun 0,75% ke US$ 13,35 Miliar
Namun, ekspor Indonesia di Bulan Maret 2019 ini turun 10,01% (year-on-year/ yoy). Penurunan juga dapat dilihat dalam ekspor secara kumulatif, dari ekspor Bulan Januari hingga Maret 2019, sebesar 8,5% (yoy).
"Tapi, ekspor bulanannya, Maret 2019 ini nilainya US$ 14,02 miliar, naik 11,71% jika dibandingkan dengan Februari 2019, yang nilainya US$ 12,55 miliar," ujarnya dalam konferensi pers BPS terkait neraca dagang 2019, Senin (15/4/2019).
Ini dia rinciannya:
1. Sektor migas:
- Industri pengolahan hasil minyak; ekspor ini menurun baik secara tahunan maupun bulanan. Secara tahunan, pada Maret 2018 ekspor industri pengolahan hasil minyak mencapai US$ 120 juta, tetapi pada Maret 2019 hanya sebesar US$ 82,4 juta, atau turun 31,28% (yoy). Sementara itu, secara bulanan, pada Februari 2019 ekspor industri pengolahan hasil minyak mencapai US$ 92 juta, atau turun 10,44%.
- Pengadaan gas; ekspor ini menurun secara tahunan. Pada Maret 2018 ekspor pengadaan gas mencapai US$ 16,4 juta, tetapi pada Maret 2019 hanya sebesar US$ 4,3 juta, atau turun 73,72% (yoy). Akan tetapi, ekspor ini meningkat secara bulanan, karena pada Februari 2019 tercatat hanya sebesar US$ 3 juta, sehingga naik 45,06%.
- Pertambangan (minyak mentah dan gas); ekspor ini menurun baik secara tahunan maupun bulanan. Secara tahunan, pada Maret 2018 ekspor pertambangan mencapai US$ 1,20 miliar, tetapi pada Maret 2019 hanya sebesar US$ 1 miliar, atau turun 16,27% (yoy). Sementara itu, secara bulanan, pada Februari 2019 ekspor industri pengolahan hasil minyak mencapai US$ 1,01 miliar, atau turun 0,9%.
Komoditas yang ekspornya naik:
- Lokomotif dan peralatan kereta api; ekspor komoditas ini secara kumulatif (dari Bulan Januari hingga Maret 2019) yang sebesar US$ 22,7 juta, naik signifikan mencapai 384,85% yoy. Hal ini karena pada periode yang sama tahun sebelumnya, ekspor lokomotif dan peralatan kereta api hanya sebesar US$ 4,7 juta. Sementara itu, secara bulanan, ekspor ini turun 76,55%, karena pada Bulan Maret 2019 hanya sebesar US$ 2,5 juta, padahal bulan sebelumnya mencapai US$ 10,7 juta.
- Garam, belerang, dan kapur; ekspor komoditas ini secara kumulatif (dari Bulan Januari hingga Maret 2019) yang sebesar US$ 90 juta, naik cukup tinggi mencapai 65,55% yoy. Hal ini karena pada periode yang sama tahun sebelumnya, ekspor garam, belerang, dan kapur hanya sebesar US$ 54,3 juta. Sementara itu, secara bulanan, ekspor ini turun 18,30%, karena pada Bulan Maret 2019 hanya sebesar US$ 27,9 juta, padahal bulan sebelumnya mencapai US$ 34,1 juta.
- Besi dan baja; ekspor komoditas ini secara kumulatif (dari Bulan Januari hingga Maret 2019) yang sebesar US$ 1,63 miliar, naik cukup tinggi mencapai 30,33% yoy. Hal ini karena pada periode yang sama tahun sebelumnya, ekspor lokomotif dan peralatan kereta api hanya sebesar US$ 1,25 miliar. Secara bulanan, ekspor ini juga naik 40,38%, karena pada Bulan Februari 2019 hanya sebesar US$ 462,4 juta, dan Bulan Maret mencapai US$ 649,1 juta.
Komoditas yang ekspornya turun:
- Bijih, kerak, dan abu logam; ekspor komoditas ini tercatat turun 44,43% secara kumulatif tahunan (yoy Bulan Januari hingga Maret 2019). Pada awal tahun ini, ekspor ketiganya hanya sebesar US$ 755 juta, padahal awal tahun sebelumnya mencapai US$ 1,35 miliar.
Namun, secara bulanan, ekspor ketiganya naik 110,41% (mtm), karena pada Bulan Februari hanya sebesar US$ 147,6 juta, sementara Bulan Maret mencapai US$ 310,5 juta.
- Bahan bakar mineral; ekspor komoditas ini tercatat turun 9,26% secara kumulatif tahunan (yoy Bulan Januari hingga Maret 2019). Pada awal tahun ini, ekspor bahan bakar mineral hanya sebesar US$ 5,65 miliar, padahal awal tahun sebelumnya mencapai US$ 6,23 miliar.
Namun, secara bulanan, ekspor bahan bakar mineral naik 24,21% (mtm), karena pada Bulan Februari hanya sebesar US$ 1,65 miliar, sementara Bulan Maret mencapai US$ 2,05 miliar.
- Perhiasan/ permata; ekspor komoditas ini tercatat turun 2,58% secara kumulatif tahunan (yoy Bulan Januari hingga Maret 2019). Pada awal tahun ini, ekspor perhiasan/ permata hanya sebesar US$ 1,71 miliar, padahal awal tahun sebelumnya mencapai US$ 1,75 miliar.
Penurunan ekspor perhiasan/ permata juga terjadi secara bulanan, yakni 4,84% (mtm), karena pada Bulan Februari mencapai US$ 656,7 juta, sementara Bulan Maret hanya sebesar US$ 624,9 juta.
- Kertas/ karton; ekspor komoditas ini tercatat turun 1,23% secara kumulatif tahunan (yoy Bulan Januari hingga Maret 2019). Pada awal tahun ini, ekspor kertas/ karton hanya sebesar US$ 1,05 miliar, padahal awal tahun sebelumnya mencapai US$ 1,07 miliar.
Namun, secara bulanan, ekspor kertas/ karton naik 21,32% (mtm), karena pada Bulan Februari hanya sebesar US$ 328 juta, sementara Bulan Maret mencapai US$ 397,9 juta.
- Benda dari besi dan baja; ekspor komoditas ini tercatat turun 1,19% secara kumulatif tahunan (yoy Bulan Januari hingga Maret 2019). Pada awal tahun ini, ekspor benda dari besi dan baja hanya sebesar US$ 287,1 juta, padahal awal tahun sebelumnya mencapai US$ 290,6 juta.
Penurunan ekspor benda dari besi dan baja juga terjadi secara bulanan, yakni 9,81% (mtm), karena pada Bulan Februari mencapai US$ 97,7 juta, sementara Bulan Maret hanya sebesar US$ 88,1 juta.
- Ampas/ sisa industri makanan; ekspor komoditas ini tercatat turun 0,41% secara kumulatif tahunan (yoy Bulan Januari hingga Maret 2019). Pada awal tahun ini, ekspor ampas/ sisa industri makanan hanya sebesar US$ 180,1 juta, padahal awal tahun sebelumnya mencapai US$ 180,8 juta.
Penurunan ekspor ampas/ sisa industri makanan juga terjadi secara bulanan, yakni 38,12% (mtm), karena pada Bulan Februari mencapai US$ 71,6 juta, sementara Bulan Maret hanya sebesar US$ 44,3 juta.
(dru) Next Article Impor Juga Tercatat Turun 0,75% ke US$ 13,35 Miliar
Most Popular