
Prabowo Vs Luhut, 5% Ndasmu, dan Panasnya Pilpres 2019
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
09 April 2019 09:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengkritik klaim capres petahana Joko Widodo (Jokowi) mengenai kondisi perekonomian RI saat ini. Prabowo bahkan terang-terangan mempertanyakan klaim pertumbuhan ekonomi selama masa pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.
"Ekonomi Indonesia baik, pertumbuhan 5%, 5% ndasmu! Harga terkendali, kemiskinan menurun. Iya, menurun dari kakek ke cucu! Kita banyak bangun infrastruktur, bagi kartu. Hung, rakyat butuhnya pekerjaan, bukan kartu," kata Prabowo dalam kampanye akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (7/4/2019).
Merespons ucapan Prabowo, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan angkat bicara. Dia menegaskan bahwa kondisi ekonomi RI saat ini nyatanya memang baik-baik saja.
"Kalau dibilang 5% baik, bukan kita saja yang bilang. Semua dunia bilang baik, kalau dibilang ndasmu, aneh juga. Kok kasar begitu. Nggak sesederhana itu ngatur pemerintahan," kata Luhut dalam media briefing di kantornya, Senin (8/4/2019).
Lebih jauh Luhut menjelaskan, dalam mengontrol harga sejumlah komoditas, pemerintah selalu mencari titik tengah. Menurutnya, harga yang terlalu tinggi atau terlalu rendah bisa jadi akan merugikan pihak-pihak yang terlibat.
"Menurunkan harga, misalnya beras, dampaknya kan kepada petani jadi mesti dicari keseimbangannya," jelasnya.
Terkait hal ini, lanjutnya, pemerintah juga menyiapkan berbagai aspek penunjang, termasuk untuk menekan biaya logistik. Salah satunya, yakni melalui pembangunan infrastruktur.
"Nggak bisa satu saja, makanya ada infrastruktur, makanya ada dana desa supaya biaya produksi turun, supaya harga bisa disesuaikan, sama dengan yang lain," imbuhnya.
"Jadi tidak sesederhana apa yang dibilang, ada seorang ekonom, 'saya bisa turunkan', kapan success story dia? Saya kan sama-sama menteri sama dia, sebutkan, berapa lama jadi menteri, berapa lama dia Menko," sindir Luhut.
Pernyataan itu menyindir ekonom senior sekaligus mantan Menko Kemaritiman, Rizal Ramli yang juga kerap berkomentar pedas mengenai kebijakan pemerintah. Luhut pun mengimbau masyarakat agar tidak terpengaruh kabar-kabar hoax.
"Kita bernegara, sekarang mau pilpres, mau pilih nomor 1, 2, 3, 5 kek, 10 kek, itu hak konstitusi anda. Tapi jangan sampai ada berita-berita bohong," kata mantan Menko Polhukam tersebut.
Soal 'diperkosa'
Tak lupa, Luhut juga mengritik pernyataan Prabowo yang mengibaratkan bahwa kondisi perekonomian Indonesia saat ini seperti sedang 'diperkosa'.
"Indonesia negara besar dengan sumber daya alam yang hebat. Pertumbuhan kita bagus. Jadi kalau orang bilang Ibu Pertiwi diperkosa, mungkin diperkosa dia kali," kata Luhut.
Luhut menegaskan, pernyataan tersebut sama sekali tidak berdasar. Menurut dia, kondisi perekonomian Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan perbaikan.
Realisasi pertumbuhan ekonomi yang masih terjaga di 5%, sampai dengan angka kemiskinan yang mulai menurun. Apalagi, sambungnya, Indonesia diproyeksikan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ke empat pada 2050 mendatang.
"Ini data diambil bukan dari dari data sembarang," tegas mantan Kepala Staf Kepresidenan tersebut.
Seperti diketahui, dalam kampanye akbar hari Minggu kemarin, Prabowo juga mengibaratkan Ibu Pertiwi seperti sedang 'diperkosa' oleh korupsi dan kekayaan yang terus 'kabur' ke luar negeri.
"Rakyat Indonesia ingin perubahan, ingin perbaikan, sudah tidak mau dibohongi lagi. Sudah muak dengan korupsi dan ketidakadilan. Rakyat sudah tidak terima lagi haknya diinjak-injak," kata Prabowo.
"Saya berdiri di sini karena rakyat sedang sakit. Ibu Pertiwi sedang diperkosa. Kekayaan kita diambil terus," imbuhnya.
Simak video pernyataan Prabowo yang direspons Luhut di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article 3 Kegagalan Jokowi di Sektor Ekonomi Menurut Prabowo-Sandiaga
"Ekonomi Indonesia baik, pertumbuhan 5%, 5% ndasmu! Harga terkendali, kemiskinan menurun. Iya, menurun dari kakek ke cucu! Kita banyak bangun infrastruktur, bagi kartu. Hung, rakyat butuhnya pekerjaan, bukan kartu," kata Prabowo dalam kampanye akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (7/4/2019).
Merespons ucapan Prabowo, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan angkat bicara. Dia menegaskan bahwa kondisi ekonomi RI saat ini nyatanya memang baik-baik saja.
Lebih jauh Luhut menjelaskan, dalam mengontrol harga sejumlah komoditas, pemerintah selalu mencari titik tengah. Menurutnya, harga yang terlalu tinggi atau terlalu rendah bisa jadi akan merugikan pihak-pihak yang terlibat.
"Menurunkan harga, misalnya beras, dampaknya kan kepada petani jadi mesti dicari keseimbangannya," jelasnya.
Terkait hal ini, lanjutnya, pemerintah juga menyiapkan berbagai aspek penunjang, termasuk untuk menekan biaya logistik. Salah satunya, yakni melalui pembangunan infrastruktur.
"Nggak bisa satu saja, makanya ada infrastruktur, makanya ada dana desa supaya biaya produksi turun, supaya harga bisa disesuaikan, sama dengan yang lain," imbuhnya.
"Jadi tidak sesederhana apa yang dibilang, ada seorang ekonom, 'saya bisa turunkan', kapan success story dia? Saya kan sama-sama menteri sama dia, sebutkan, berapa lama jadi menteri, berapa lama dia Menko," sindir Luhut.
Pernyataan itu menyindir ekonom senior sekaligus mantan Menko Kemaritiman, Rizal Ramli yang juga kerap berkomentar pedas mengenai kebijakan pemerintah. Luhut pun mengimbau masyarakat agar tidak terpengaruh kabar-kabar hoax.
"Kita bernegara, sekarang mau pilpres, mau pilih nomor 1, 2, 3, 5 kek, 10 kek, itu hak konstitusi anda. Tapi jangan sampai ada berita-berita bohong," kata mantan Menko Polhukam tersebut.
![]() |
Soal 'diperkosa'
Tak lupa, Luhut juga mengritik pernyataan Prabowo yang mengibaratkan bahwa kondisi perekonomian Indonesia saat ini seperti sedang 'diperkosa'.
"Indonesia negara besar dengan sumber daya alam yang hebat. Pertumbuhan kita bagus. Jadi kalau orang bilang Ibu Pertiwi diperkosa, mungkin diperkosa dia kali," kata Luhut.
Luhut menegaskan, pernyataan tersebut sama sekali tidak berdasar. Menurut dia, kondisi perekonomian Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan perbaikan.
Realisasi pertumbuhan ekonomi yang masih terjaga di 5%, sampai dengan angka kemiskinan yang mulai menurun. Apalagi, sambungnya, Indonesia diproyeksikan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ke empat pada 2050 mendatang.
"Ini data diambil bukan dari dari data sembarang," tegas mantan Kepala Staf Kepresidenan tersebut.
Seperti diketahui, dalam kampanye akbar hari Minggu kemarin, Prabowo juga mengibaratkan Ibu Pertiwi seperti sedang 'diperkosa' oleh korupsi dan kekayaan yang terus 'kabur' ke luar negeri.
"Rakyat Indonesia ingin perubahan, ingin perbaikan, sudah tidak mau dibohongi lagi. Sudah muak dengan korupsi dan ketidakadilan. Rakyat sudah tidak terima lagi haknya diinjak-injak," kata Prabowo.
"Saya berdiri di sini karena rakyat sedang sakit. Ibu Pertiwi sedang diperkosa. Kekayaan kita diambil terus," imbuhnya.
Simak video pernyataan Prabowo yang direspons Luhut di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article 3 Kegagalan Jokowi di Sektor Ekonomi Menurut Prabowo-Sandiaga
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular