
UE Blokir CPO RI, Belanda: Jangan Sampai Ada Perang Dagang!
Prima Wirayani & Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
05 April 2019 14:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Belanda berharap Indonesia dan Uni Eropa (UE) tidak terlibat dalam perang dagang menyusul diblokirnya minyak kelapa sawit (crude palm oil/ CPO) produksi dalam negeri oleh UE.
"Hal yang perlu kita lakukan adalah keluar dari situasi ini karena ini merugikan kedua negara kita (Indonesia dan Belanda), merugikan bagi kedua blok, dan ini akan merugikan Anda karena minyak sawit adalah komoditas ekspor Indonesia," kata Kepala Bagian Ekonomi Kedutaan Besar Belanda Hans de Brabander di Jakarta, Kamis (4/4/2019).
"Kita harus bekerja bersama. Kita harus saling bicara dan tidak melakukan perang dagang," tegasnya.
Bulan lalu, Komisi Eropa menyimpulkan bahwa budidaya kelapa sawit menyebabkan pembukaan hutan/deforestasi yang berlebihan dan penggunaannya dalam bahan bakar transportasi harus dihapuskan pada 2030 di wilayah itu.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan sempat mengatakan pemerintah telah mempertimbangkan berbagai opsi retaliasi dagang, termasuk memboikot produk-produk UE di Tanah Air, mulai dari mengalihkan pembelian pesawat terbang dari Airbus ke Boeing, hingga menghentikan impor truk dan bus Scania.
"Saya rasa apa yang terpenting adalah menghindari perselisihan dan perang dagang benar-benar hanya menghasilkan pecundang," ujar de Brabander.
Ia mengatakan peran dan kegunaan minyak sawit sangat besar dan menyayangkan adanya pelarangan terhadap produk CPO dari Indonesia oleh UE.
(miq) Next Article RI Yakin Menangi Sengketa Biodiesel dengan Uni Eropa
"Hal yang perlu kita lakukan adalah keluar dari situasi ini karena ini merugikan kedua negara kita (Indonesia dan Belanda), merugikan bagi kedua blok, dan ini akan merugikan Anda karena minyak sawit adalah komoditas ekspor Indonesia," kata Kepala Bagian Ekonomi Kedutaan Besar Belanda Hans de Brabander di Jakarta, Kamis (4/4/2019).
"Kita harus bekerja bersama. Kita harus saling bicara dan tidak melakukan perang dagang," tegasnya.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan sempat mengatakan pemerintah telah mempertimbangkan berbagai opsi retaliasi dagang, termasuk memboikot produk-produk UE di Tanah Air, mulai dari mengalihkan pembelian pesawat terbang dari Airbus ke Boeing, hingga menghentikan impor truk dan bus Scania.
"Saya rasa apa yang terpenting adalah menghindari perselisihan dan perang dagang benar-benar hanya menghasilkan pecundang," ujar de Brabander.
Ia mengatakan peran dan kegunaan minyak sawit sangat besar dan menyayangkan adanya pelarangan terhadap produk CPO dari Indonesia oleh UE.
(miq) Next Article RI Yakin Menangi Sengketa Biodiesel dengan Uni Eropa
Most Popular