
Belanda Sesalkan Pemblokiran CPO RI oleh Uni Eropa, Serius?
Prima Wirayani & Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
05 April 2019 13:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Belanda menyesalkan pemblokiran minyak sawit (crude palm oil/ CPO) dari Indonesia oleh Uni Eropa (UE) dengan alasan telah menyebabkan kerusakan lingkungan.
Kepala Bagian Ekonomi Kedutaan Besar Belanda di Jakarta Hans de Brabander mengatakan pemerintahnya telah mengucurkan miliaran euro pendanaan untuk melatih para petani Indonesia agar dapat menanam CPO dengan cara yang lebih berkelanjutan bagi lingkungan.
"Kami akan segera memulai proyek G20 dengan pemerintahan Anda dan saya harus katakan bahwa saya sangat menyesalkan minyak sawit dilarang (Eropa)," ujarnya di Jakarta, Kamis (4/4/2019) malam.
"Ada banyak kegunaan minyak sawit dan saya tidak tahu siapa yang salah dan siapa yang benar dalam hal ini," tambahnya.
Ia berharap kedua belah pihak dapat segera keluar dari situasi ini karena sengketa tersebut merugikan bagi kedua negara, termasuk blok euro tempat Belanda bergabung.
"Ini akan merugikan Anda karena ini (minyak sawit) adalah komoditas ekspor Indonesia," kata de Brabander. "Kita harus bekerja bersama. Kita harus saling bicara dan tidak menciptakan perang dagang. Hanya ada para pecundang dalam perang dagang," tegasnya.
Bulan lalu, Komisi Eropa menyimpulkan bahwa budidaya kelapa sawit menyebabkan pembukaan hutan/deforestasi yang berlebihan dan penggunaannya dalam bahan bakar transportasi harus dihapuskan pada 2030 di wilayah itu.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan sempat mengatakan pemerintah telah mempertimbangkan berbagai opsi retaliasi dagang, termasuk memboikot produk-produk UE di Tanah Air, mulai dari mengalihkan pembelian pesawat terbang dari Airbus ke Boeing, hingga menghentikan impor truk dan bus Scania.
(miq) Next Article Berlumur Minyak CPO, Potret Pekerja Penguras Kapal di Priok
Kepala Bagian Ekonomi Kedutaan Besar Belanda di Jakarta Hans de Brabander mengatakan pemerintahnya telah mengucurkan miliaran euro pendanaan untuk melatih para petani Indonesia agar dapat menanam CPO dengan cara yang lebih berkelanjutan bagi lingkungan.
"Ada banyak kegunaan minyak sawit dan saya tidak tahu siapa yang salah dan siapa yang benar dalam hal ini," tambahnya.
![]() |
Ia berharap kedua belah pihak dapat segera keluar dari situasi ini karena sengketa tersebut merugikan bagi kedua negara, termasuk blok euro tempat Belanda bergabung.
"Ini akan merugikan Anda karena ini (minyak sawit) adalah komoditas ekspor Indonesia," kata de Brabander. "Kita harus bekerja bersama. Kita harus saling bicara dan tidak menciptakan perang dagang. Hanya ada para pecundang dalam perang dagang," tegasnya.
Bulan lalu, Komisi Eropa menyimpulkan bahwa budidaya kelapa sawit menyebabkan pembukaan hutan/deforestasi yang berlebihan dan penggunaannya dalam bahan bakar transportasi harus dihapuskan pada 2030 di wilayah itu.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan sempat mengatakan pemerintah telah mempertimbangkan berbagai opsi retaliasi dagang, termasuk memboikot produk-produk UE di Tanah Air, mulai dari mengalihkan pembelian pesawat terbang dari Airbus ke Boeing, hingga menghentikan impor truk dan bus Scania.
(miq) Next Article Berlumur Minyak CPO, Potret Pekerja Penguras Kapal di Priok
Most Popular