
Jokowi: MRT Diputuskan Waktu saya Jadi Gubernur dengan Ahok
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
21 March 2019 20:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Calon Presiden Nomor urut 01 yang juga petahana Joko Widodo (Jokowi) memamerkan rampung pembangunan infrastruktur mass rapid transportation (MRT) Jakarta di hadapan pengusaha nasional di Istora Senayan, Kamis (21/3/2019).
Jokowi mengatakan keputusan politik pembagunan MRT dilakukan ketika dia masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
"Itu putusan politiknya kita putuskan waktu saya jadi gubernur saat itu dengan Pak Ahok. Negara sebesar Indonesia masak baru punya MRT Sekarang," ujarnya.
Jokowi menambahkan, di manapun MRT pasti rugi terlebih dahulu dan keuntungannya nanti dipetik dengan pengembangan kawasan Transit Oriented Development (TOD). Tetapi negara tidak memperhitungkan soal untung rugi tetapi benefit dari kehadiran MRT.
"Sekarang ini hitungan Bappenas Rugi Rp 65 triliun karena kemacetan. Sekarang sudah Rp 100 triliun gara-gara macet, apa harus diterus-teruskan. Lebih baik dipakai bangun MRT, betul? LRT, betul?" ujar Jokowi.
"Kalau kehilangan Rp 100 triliun karena kemacetan 20 tahun sudah berapa coba? Rp 200 triliun hilang. Ini yang seringkali tidak dihitung oleh kita sehingga ragu-ragu terus memutuskan. Kita ini pejabat publik, ya ini keputusan publik karena sampai kapanpun pasti rugi."
Jokowi menambahkan infrastruktur mutlak bagi pertumbuhan ekonomi di mana pun dalam menunjang daya saing.
"Pasti ada sakitnya. Tapi inilah obat bagi ekonomi ke depan kita," tegasnya.
Saksikan video sensasi naik MRT di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(roy/gus) Next Article Lagi! MRT Jakarta Mendadak Tutup Lebih Cepat Gegara Demo
Jokowi mengatakan keputusan politik pembagunan MRT dilakukan ketika dia masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
"Itu putusan politiknya kita putuskan waktu saya jadi gubernur saat itu dengan Pak Ahok. Negara sebesar Indonesia masak baru punya MRT Sekarang," ujarnya.
Jokowi menambahkan, di manapun MRT pasti rugi terlebih dahulu dan keuntungannya nanti dipetik dengan pengembangan kawasan Transit Oriented Development (TOD). Tetapi negara tidak memperhitungkan soal untung rugi tetapi benefit dari kehadiran MRT.
"Sekarang ini hitungan Bappenas Rugi Rp 65 triliun karena kemacetan. Sekarang sudah Rp 100 triliun gara-gara macet, apa harus diterus-teruskan. Lebih baik dipakai bangun MRT, betul? LRT, betul?" ujar Jokowi.
"Kalau kehilangan Rp 100 triliun karena kemacetan 20 tahun sudah berapa coba? Rp 200 triliun hilang. Ini yang seringkali tidak dihitung oleh kita sehingga ragu-ragu terus memutuskan. Kita ini pejabat publik, ya ini keputusan publik karena sampai kapanpun pasti rugi."
Jokowi menambahkan infrastruktur mutlak bagi pertumbuhan ekonomi di mana pun dalam menunjang daya saing.
"Pasti ada sakitnya. Tapi inilah obat bagi ekonomi ke depan kita," tegasnya.
Saksikan video sensasi naik MRT di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(roy/gus) Next Article Lagi! MRT Jakarta Mendadak Tutup Lebih Cepat Gegara Demo
Most Popular