
Trump 'Pede' Bakal Sepakat Damai Dagang dengan China
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
09 March 2019 10:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meyakini, Amerika Serikat dapat menghasilkan kesepakatan perdagangan dengan China dalam pertemuan 27 Maret mendatang.
Melansir Reuters, Sabtu (9/3/2019), pertemuan Trump - Xi Jinping kemungkinan besar akan membahas progres perundingan perang dagang dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu. Dalam pemberitaan terlansir, pertemuan keduanya diperkirakan akan berlangsung di resor milik Trump, Mar-a-Lago di Florida, Amerika Serikat.
Trump cukup percaya diri, pertemuan itu bisa mencapai kesepakatan. "Tentu, saya percaya diri, tetapi jika kita tidak membuat kesepakatan yang sangat baik untuk negara kita, saya tidak akan membuat kesepakatan," kata Trump seperti diberitakan Reuters.
Sebelumnya, dikabarkan China tidak menyambut positif kesepakatan dagang dengan Washington dan bisa saja pertemuan itu tidak terjadi, Trump menyanggah-nya. "Saya belum pernah mendengarnya, saya pikir kami baik-baik saja. Kami akan melakukannya dengan sangat baik, dengan atau tanpa kesepakatan," kata Trump.
Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan kedua negara dijadwalkan segera bertemu untuk menuntaskan kesepakatan dagang. "Itu bisa masuk ke bulan April, kami membuat banyak perjanjian di sini di Washington dua minggu lalu, pertemuan Presiden Xi dan Trump adalah kuncinya," ujarnya.
Seperti diketahui, dalam perang dagang yang berlangsung sejak tahun lalu, AS telah mengenakan bea masuk terhadap berbagai produk China senilai US$250 miliar dan telah dibalas Beijing dengan menjatuhkan bea impor terhadap barang-barang AS senilai US$110 miliar.
Aksi saling balas itu mengganggu rantai pasokan manufaktur dan menurunkan ekspor pertanian Negeri Paman Sam. Kondisi ini juga berdampak pada lesunya perekonomian Negeri Tirai Bambu.
Ekspor China pada periode Februari 2019 diumumkan terkontraksi sebesar 20,7% secara tahunan, anjlok dalam tiga tahun terakhir.
Sementara itu, impor turun hingga 5,2%, juga lebih dalam dari ekspektasi yakni penurunan sebesar 1,4%. Hal ini menimbulkan adanya kekhawatiran perlambatan lebih lanjut bagi ekonomi China. Hal ini juga direspons pelaku pasar, di mana indeks indeks Shanghai anjlok 4,4% pada Jumat (8/3/2019).
Melemah-nya perekonomian China berhembus di tengah upaya negosiasi intens antara Washington dan Beijing berbulan-bulan yang bertujuan mengakhiri sengketa perdagangan mereka. Pada Rabu waktu setempat, AS melaporkan defisit perdagangan dengan China melonjak ke posisi tertinggi sepanjang tahun lalu.
(hps) Next Article Harapan Palsu Damai Dagang
Melansir Reuters, Sabtu (9/3/2019), pertemuan Trump - Xi Jinping kemungkinan besar akan membahas progres perundingan perang dagang dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu. Dalam pemberitaan terlansir, pertemuan keduanya diperkirakan akan berlangsung di resor milik Trump, Mar-a-Lago di Florida, Amerika Serikat.
Trump cukup percaya diri, pertemuan itu bisa mencapai kesepakatan. "Tentu, saya percaya diri, tetapi jika kita tidak membuat kesepakatan yang sangat baik untuk negara kita, saya tidak akan membuat kesepakatan," kata Trump seperti diberitakan Reuters.
Sebelumnya, dikabarkan China tidak menyambut positif kesepakatan dagang dengan Washington dan bisa saja pertemuan itu tidak terjadi, Trump menyanggah-nya. "Saya belum pernah mendengarnya, saya pikir kami baik-baik saja. Kami akan melakukannya dengan sangat baik, dengan atau tanpa kesepakatan," kata Trump.
Seperti diketahui, dalam perang dagang yang berlangsung sejak tahun lalu, AS telah mengenakan bea masuk terhadap berbagai produk China senilai US$250 miliar dan telah dibalas Beijing dengan menjatuhkan bea impor terhadap barang-barang AS senilai US$110 miliar.
Aksi saling balas itu mengganggu rantai pasokan manufaktur dan menurunkan ekspor pertanian Negeri Paman Sam. Kondisi ini juga berdampak pada lesunya perekonomian Negeri Tirai Bambu.
Ekspor China pada periode Februari 2019 diumumkan terkontraksi sebesar 20,7% secara tahunan, anjlok dalam tiga tahun terakhir.
Sementara itu, impor turun hingga 5,2%, juga lebih dalam dari ekspektasi yakni penurunan sebesar 1,4%. Hal ini menimbulkan adanya kekhawatiran perlambatan lebih lanjut bagi ekonomi China. Hal ini juga direspons pelaku pasar, di mana indeks indeks Shanghai anjlok 4,4% pada Jumat (8/3/2019).
Melemah-nya perekonomian China berhembus di tengah upaya negosiasi intens antara Washington dan Beijing berbulan-bulan yang bertujuan mengakhiri sengketa perdagangan mereka. Pada Rabu waktu setempat, AS melaporkan defisit perdagangan dengan China melonjak ke posisi tertinggi sepanjang tahun lalu.
(hps) Next Article Harapan Palsu Damai Dagang
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular