
Internasional
Defisit Dagang AS Capai US$ 59 M, Tertinggi dalam 10 Tahun
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
07 March 2019 06:46

Washinton, CNBC Indonesia - Defisit perdagangan Amerika Serikat (AS) membengkak pada Desember 2018 ke level tertinggi dalam 10 tahun terakhir menjadi US$ 59,8 miliar, jauh melampaui ekspektasi. Defisit perdagangan masih tetap terjadi meskipun Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sejak awal menjabat telah berupaya untuk menguranginya, seperti yang dilaporkan Departemen Perdagangan AS, Rabu (6/3/2019) yang dikutip dari CNBC Internasional.
Berdasarkan survei ekonom oleh Reuters defisit akan naik menjadi US$ 57,3 miliar, dari angka November yang sebesar US$ 50,3 miliar. Angka tersebut telah direvisi naik sebesar US$ 1 miliar pada perhitungan terbaru.
Pelebaran defisit terjadi karena ada peningkatan impor 2,1% menjadi US$ 264,9 miliar sementara ekspor turun 1,9% menjadi US$ 205,1 miliar.
Perlambatan pertumbuhan global menyebabkan berkurangnya permintaan untuk barang-barang AS, ditambah lagi dengan dolar yang lebih kuat juga menekan neraca perdagangan.
Sepanjang 2018, defisit di sektor barang dan jasa meningkat US$ 68,8 miliar atau 12,5% menjadi US$ 621 miliar disebabkan perang dagang dengan China.
Angka defisit perdagangan ini adalah yang terbesar sejak 2008. Trump dan Gedung Putih secara khusus telah menargetkan China, menerapkan serangkaian tarif impor pada negeri tirai bambu, berupaya menciptakan lapangan permainan yang lebih adil dan menghentikan praktik pencurian kekayaan intelektual.
Defisit perdagangan dengan China pada Desember sebesar US$ 38,7 miliar, dan sejauh ini merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan negara mana pun di dunia ini. Defisit tertinggi AS berikutnya adalah dengan Uni Eropa yang sebesar US$ 15,8 miliar dan Meksiko yang sebesar US$ 8,8 miliar.
Jika disesuaikan dengan inflasi, defisit perdagangan barang naik US$ 10 miliar ke rekor tertinggi US$ 91,6 miliar pada bulan Desember dan kemungkinan akan membebani perhitungan akhir untuk produk domestik bruto (PDB). Estimasi awal untuk PDB kuartal keempat adalah 2,6%.
(hps) Next Article Ekonomi AS Tumbuh 3,5%, Kadin: Waspadai Capital Outflow
Berdasarkan survei ekonom oleh Reuters defisit akan naik menjadi US$ 57,3 miliar, dari angka November yang sebesar US$ 50,3 miliar. Angka tersebut telah direvisi naik sebesar US$ 1 miliar pada perhitungan terbaru.
Pelebaran defisit terjadi karena ada peningkatan impor 2,1% menjadi US$ 264,9 miliar sementara ekspor turun 1,9% menjadi US$ 205,1 miliar.
Sepanjang 2018, defisit di sektor barang dan jasa meningkat US$ 68,8 miliar atau 12,5% menjadi US$ 621 miliar disebabkan perang dagang dengan China.
Angka defisit perdagangan ini adalah yang terbesar sejak 2008. Trump dan Gedung Putih secara khusus telah menargetkan China, menerapkan serangkaian tarif impor pada negeri tirai bambu, berupaya menciptakan lapangan permainan yang lebih adil dan menghentikan praktik pencurian kekayaan intelektual.
Defisit perdagangan dengan China pada Desember sebesar US$ 38,7 miliar, dan sejauh ini merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan negara mana pun di dunia ini. Defisit tertinggi AS berikutnya adalah dengan Uni Eropa yang sebesar US$ 15,8 miliar dan Meksiko yang sebesar US$ 8,8 miliar.
Jika disesuaikan dengan inflasi, defisit perdagangan barang naik US$ 10 miliar ke rekor tertinggi US$ 91,6 miliar pada bulan Desember dan kemungkinan akan membebani perhitungan akhir untuk produk domestik bruto (PDB). Estimasi awal untuk PDB kuartal keempat adalah 2,6%.
(hps) Next Article Ekonomi AS Tumbuh 3,5%, Kadin: Waspadai Capital Outflow
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular