Saudi Kerja Sama Kilang dengan China, Apa Kata Pertamina?

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
04 March 2019 21:09
RI masih digantung ketidakpastian dari Saudi Aramco.
Foto: REUTERS/Hamad I Mohammed
Jakarta, CNBC Indonesia - Ada kejutan saat nasib Kilang Cilacap masih terus digantung oleh Saudi Aramco meski pendekatan sudah dilakukan sejak 2016. Tiba-tiba perusahaan minyak raksasa Arab itu justru tanpa ragu mengucurkan investasi US$ 10 miliar atau setara Rp 140 triliun untuk pengembangan kilang di China.

Dikutip dari CNBC Internasional, Saudi Aramco baru saja meneken perjanjian pembentukan join venture dengan grup konglomerat China, Norinco, untuk pengembangan proyek kilang di Kota Panjin.



Lalu, bagaimana tanggapan Pertamina?

Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Ignatius Tallulembang memaklumi hal itu. Menurut Ignatius, membangun proyek dari nol memang lebih mudah ketimbang mengembangkan kilang yang sudah ada.

"Ini kan karena ada fasilitas eksisting, nah itu kan ada negosiasi yang kadang-kadang ada pandangan berbeda. Di Cilacap itu ya seperti itu kasusnya, ada aset lama kan yang harus dihitung," kata Ignatius saat dijumpai di Jakarta, Senin (4/3/2019).



Sebelumnya, Aramco dan Norinco, bersama dengan Panjin Sincen, akan membentuk perusahaan baru bernama Huajin Aramco Petrochemical Co sebagai bagian dari proyek yang akan mencakup kilang 300.000 barel per hari (bpd) dengan cracker ethylene 1,5 juta metrik ton per tahun (mmtpa).

Kesepakatan itu ditandatangani selama kunjungan Putra Mahkota Saudi Muhammad bin Salman ke Beijing dalam rangka tur Asia. Di joint venture ini, Aramco memiliki saham 35%, Norinco 36%, dan Panjin 29%. Aramco akan memasok hingga 70% dari bahan baku mentah untuk kompleks itu, yang diharapkan akan mulai beroperasi pada tahun 2024. Ini adalah transaksi luar negeri Saudi Aramco terbesar.

Saudi Kerja Sama Kilang dengan China, Apa Kata Pertamina?Foto: Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman terlihat selama kunjungannya ke Tembok Besar Cina di Beijing, Cina 21 Februari 2019. Bandar Algaloud / Courtesy of Saudi Royal Court / Handout via REUTERS


Adapun, sampai saat ini, pengerjaan kilang Cilacap masih tersendat. RI masih digantung ketidakpastian dari Saudi Aramco, dan menunggu hasil valuasi ulang kilang tersebut.

Ignatius mengatakan, valuasi ulang ini dijadwalkan akan selesai pada akhir Maret 2019 ini. Sedangkan baik Pertamina dan Saudi Aramco memiliki waktu hingga Juni 2019 untuk memutuskan apakah perjanjian kerja sama akan diterminasi atau dilanjutkan, sesuai dengan batas waktu yang tertuang dalam perjanjian.

Simak video terkait harga avtur di bawah ini.

[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Iran Bantah Tuduhan Menyerang Kilang Minyak Arab Saudi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular