
Inflasi Naik Tipis, Bank Sentral Eropa Sumringah
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
01 March 2019 20:48

Brussels, CNBC Indonesia - Inflasi zona euro naik tipis bulan lalu, kata Eurostat, Jumat (1/3/2019), memberi sedikit kenyamanan bagi Bank Sentral Eropa (ECB) yang sedang mempersiapkan langkah-langkah baru untuk mengurangi perlambatan ekonomi yang dalam dan panjang secara tak terduga.
Inflasi konsumen di 19 negara yang menggunakan mata uang euro itu naik hingga 1,5% pada Februari, seperti yang diharapkan, naik dari 1,4% pada Januari, karena biaya makanan dan energi terus meningkat.
Tetapi inflasi underlying, yang diawasi ketat oleh ECB, tidak naik. Pertumbuhan harga tidak termasuk makanan dan energi tetap stabil di 1,2%, kurang dari target inflasi bank sentral secara keseluruhan yang hampir 2%.
Hasil ini mungkin memprihatinkan bagi ECB, karena telah lama memprediksi akan adanya kenaikan inflasi inti. Hasil yang lemah menunjukkan pemahaman yang buruk tentang bagaimana dinamika inflasi berubah setelah krisis utang zona euro.
Hasil itu juga memberi ECB alasan lain untuk menunda penghapusan stimulus lebih lanjut, terutama karena perlambatan pertumbuhan blok itu menandakan membutuhkan lebih banyak dukungan, bukan pengurangan.
Namun, ECB yang baru saja mengakhiri skema pembelian obligasi 2,6 triliun euro yang bertujuan menekan biaya pinjaman, sudah mempertimbangkan langkah-langkah dukungan baru. Langkah dukungan pertama mungkin akan dikeluarkan pada pertemuan kebijakan berikutnya, pada 7 Maret, mengutip Reuters.
ECB, yang ingin mengatasi perlambatan dalam pinjaman bank, cenderung memberi sinyal lebih banyak pinjaman jangka panjang kepada bank, dengan harapan akan menjaga aliran kredit dan investasi.
Saat bank terus memberi sinyal bahwa suku bunga akan stabil melewati musim panas, namun beberapa pihak percaya suku bunga akan naik tahun ini. Pasar telah memproyeksikan akan ada kenaikan hingga pertengahan 2020.
Dalam rilis terpisah, Eurostat melaporkan tingkat pengangguran zona euro adalah 7,8% pada Januari, tidak berubah dari angka revisi sebulan sebelumnya, meskipun angka pengangguran sudah berkurang 23.000 orang dibandingkan pada bulan Desember.
Angka pengangguran yang sebesar 7,8% adalah yang terendah sejak Oktober 2008. Pada bulan Desember sebelumnya, angkanya diperkirakan sebesar 7,9%.
(roy/roy) Next Article Slovenia Umumkan Epidemi Covid-19 Berakhir, Luar Biasa!
Inflasi konsumen di 19 negara yang menggunakan mata uang euro itu naik hingga 1,5% pada Februari, seperti yang diharapkan, naik dari 1,4% pada Januari, karena biaya makanan dan energi terus meningkat.
Tetapi inflasi underlying, yang diawasi ketat oleh ECB, tidak naik. Pertumbuhan harga tidak termasuk makanan dan energi tetap stabil di 1,2%, kurang dari target inflasi bank sentral secara keseluruhan yang hampir 2%.
Namun, ECB yang baru saja mengakhiri skema pembelian obligasi 2,6 triliun euro yang bertujuan menekan biaya pinjaman, sudah mempertimbangkan langkah-langkah dukungan baru. Langkah dukungan pertama mungkin akan dikeluarkan pada pertemuan kebijakan berikutnya, pada 7 Maret, mengutip Reuters.
ECB, yang ingin mengatasi perlambatan dalam pinjaman bank, cenderung memberi sinyal lebih banyak pinjaman jangka panjang kepada bank, dengan harapan akan menjaga aliran kredit dan investasi.
Saat bank terus memberi sinyal bahwa suku bunga akan stabil melewati musim panas, namun beberapa pihak percaya suku bunga akan naik tahun ini. Pasar telah memproyeksikan akan ada kenaikan hingga pertengahan 2020.
Dalam rilis terpisah, Eurostat melaporkan tingkat pengangguran zona euro adalah 7,8% pada Januari, tidak berubah dari angka revisi sebulan sebelumnya, meskipun angka pengangguran sudah berkurang 23.000 orang dibandingkan pada bulan Desember.
Angka pengangguran yang sebesar 7,8% adalah yang terendah sejak Oktober 2008. Pada bulan Desember sebelumnya, angkanya diperkirakan sebesar 7,9%.
(roy/roy) Next Article Slovenia Umumkan Epidemi Covid-19 Berakhir, Luar Biasa!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular