Internasional

Trump Cs Siap Jadi Penengah Konflik India-Pakistan

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
01 March 2019 17:33
Presiden AS Donald Trump mengatakan ia mengharapkan kabar baik terkait konflik antara India dan Pakistan.
Foto: Presiden AS Donald Trump menghadiri konferensi pers setelah pertemuan puncaknya dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, di JW Marriott Hotel di Hanoi, Vietnam 28 Februari 2019. (REUTERS / Jorge Silva)
Jakarta, CNBC Indonesia - Meningkatnya ketegangan yang terjadi antara India dan Pakistan, Selasa (26/2/2019) menandai kemunduran terbaru dalam hubungan antara kedua negara. Padahal, November lalu Perdana Menteri Pakistan Imran Khan sempat berbicara mengenai "memperbaiki hubungan" dengan India.

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengatakan pilot India yang ditahan setelah Pakistan menembak jatuh dua pesawat jet India akan dibebaskan pada hari Jumat.

Pilot yang diketahui merupakan Komandan Wing bernama Abhi Nandan menjadi tawanan di tengah gejolak yang terjadi di wilayah Kashmir yang diperebutkan. Sebuah video menunjukkan ia ditangkap dan kemudian ditahan.

Keputusan Khan untuk melepaskan pilot India yang ditahan, dilakukan setelah beberapa negara menawarkan bantuan diplomatik untuk menengahi konflik antara dua negara itu. Pakistan dan India, mengutip Reuters, telah berperang tiga kali sejak kemerdekaan mereka dari pemerintahan kolonial Inggris pada tahun 1947.


Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengatakan dirinya telah berbicara dengan para pemimpin kedua negara dan mendesak mereka untuk menghindari "tindakan apa pun yang akan sangat memanaskan dan meningkatkan risiko dalam hubungan mereka."

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan ia mengharapkan kabar baik terkait konflik antara India dan Pakistan, dan menambahkan bahwa Amerika Serikat berusaha menengahi kedua negara.

"Mereka telah melakukannya dan kami terlibat dalam upaya menghentikan mereka," kata Trump di Hanoi, tempat ia menghadiri pertemuan tingkat tinggi dengan pemimpin Korea Utara.

"Kami berada di tengah, berusaha untuk membantu mereka berdua," tambahnya.

Trump Cs Siap Jadi Penengah Konflik India-PakistanFoto: Pakistan (REUTERS/Akhtar Soomro)

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov juga menawarkan untuk memfasilitasi pembicaraan antara kedua belah pihak.

Kantor Khan mengatakan perdana menteri telah berbicara dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan dan Pangeran Mahkota Uni Emirat Arab Sheikh Mohamed bin Zayed bin Sultan al-Nahyan, dan bahwa keduanya menghargai kesediaannya untuk menemukan resolusi damai terhadap krisis yang terjadi.

Khan juga telah menyerukan pembicaraan dengan India untuk mencegah risiko "salah perhitungan" antara militer mereka.

Sebelumnya pada hari Kamis, Perdana Menteri India Narendra Modi, yang akan menghadapi pemilihan umum dalam beberapa bulan, mengatakan pada sebuah rapat umum pendukungnya bahwa India akan bersatu melawan musuh-musuhnya.

"Dunia mengamati kehendak kita bersama. Penting bagi kita untuk tidak melakukan apa pun yang memungkinkan musuh kita mengacungkan jari pada kita," katanya, dalam sebuah sambutan pertamanya sejak penembakan pesawat pada hari Rabu.

Diplomat tinggi pemerintah China, Anggota Dewan Negara Wang Yi, berbicara melalui telepon dengan menteri luar negeri Pakistan dan menyatakan "keprihatinan yang mendalam".

Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis mengusulkan kepada Dewan Keamanan PBB untuk memasukkan Masood Azhar, pimpinan kelompok militan Jaish-e-Mohammad yang bermarkas di Pakistan, ke dalam daftar hitam.


Jaish-e-Mohammad adalah kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan 14 Februari itu. Namun, China kemungkinan akan menentang langkah tersebut.

Trump Cs Siap Jadi Penengah Konflik India-PakistanFoto: Penumpang menunggu setelah Thai Airway membatalkan semua penerbangan ke dan dari Eropa di Bandara Suvarnabhumi di Bangkok, Thailand 28 Februari 2019. REUTERS / Soe Zeya Tun

Sebagai tindakan pencegahan di tengah meningkatnya aktivitas militer, Pakistan telah menutup wilayah udaranya sehingga memaksa maskapai penerbangan komersial untuk mengalihkan rute.

Thai Airways International pada hari Kamis mengumumkan bahwa mereka telah membatalkan penerbangan ke Pakistan dan Eropa, yang menyebabkan ribuan penumpang terdampar di Bangkok.
(prm) Next Article Kashmir Rugi Hingga US$ 1 Miliar, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular