
Impor Minyak Pertamina Turun 25% di Awal Tahun, Ini Sebabnya
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
18 February 2019 19:58

Jakarta, CNBC Indonesia- Volume impor minyak mentah dan BBM PT Pertamina (Persero) turun 25% pada periode Januari 2019. Demikian disampaikan Direktur Utama (Dirut) Pertamina, Nicke Widyawati.
"Januari 2019, impor dari crude dan juga produk BBM itu turun 25%. Ini terjadi karena kita sekarang yang biasanya crude oil porsi KKKS diekspor itu sebagian besar sudah dijual ke Pertamina dan diolah di kilang Pertamina," ujarnya ketika dijumpai di kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Senin (18/2/2019).
Penurunan ini juga berkontribusi pada berkurangnya impor migas RI sebagaimana neraca dagang Januari 2019 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS). Tercatat, impor migas RI di Januari 2019 turun 25,22% jadi US$ 1,69 juta dibanding periode serupa tahun lalu, yang mencapai US$ 2,25 juta.
Turunnya impor migas ini terlihat dikontribusi signifikan oleh penurunan impor minyak mentah dan BBM. Impor minyak mentah turun 20,55% jadi US$ 455,7 juta, dan impor BBM atau hasil minyak turun 26,52% jadi US$ 1,05 juta.
Selama tiga belas bulan terakhir, nilai impor migas tertinggi tercatat pada Agustus 2018 dengan nilai mencapai US$3,04 juta dan terendah terjadi di Januari 2019 dengan nilai US$1,69 juta.
Nicke menjelaskan, penurunan impor minyak mentah dan BBM dilakukan sebagai salah satu langkah efisiensi. Penerapan kebijakan B20 juga mendorong minimalnya impor Pertamina.
"Karena B20 kan sudah mandatori per 1 September 2019, sehingga impor menurun. Jadi mandatori dari penurunan impor minyak mentah dan penurunan impor solar itu menghasilkan penurunan impor minyak total 25%," ungkapnya.
Meski tak menyebutkan angka pasti kisaran perbandingan, Nicke membeberkan simulasi.
"Angkanya ada ya. Biasanya gini, kalau kita itu kan impor antara 350-400 ribu barel/hari, nah itu kita sekarang bisa kurangi karena setengahnya itu sudah kita bisa beli [di dalam negeri]. Sama yang solar juga begitu, biasanya kita kan produk itu 350-400, itu pun sudah bisa kita kurangi sekitar 20%," lanjutnya.
Lebih lanjut, dikatakan, kebutuhan Pertamina yang sebelumnya harus dipenuhi melalui impor, kini sebagian sudah bisa disuplai oleh Chevron. Dia menyebut, suplai yang sudah diterima sebesar 90 ribu barel/hari sejak Januari 2019.
"Nanti ada sisanya akan mulai kita beli periode Juli sampai dengan Desember 2019," bebernya, sambil menyebutkan bahwa target ke depan diharapkan mampu menambah kapasitas pembelian hingga 280 ribu barel/hari.
"Exxon kita masih melakukan negosiasi tapi yang Chevron sudah," pungkasnya.
Saksikan video Pertamina temukan cadangan minyak baru di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article Budi Gunadi Jabarkan Jurus Pertamina Kurangi Impor
"Januari 2019, impor dari crude dan juga produk BBM itu turun 25%. Ini terjadi karena kita sekarang yang biasanya crude oil porsi KKKS diekspor itu sebagian besar sudah dijual ke Pertamina dan diolah di kilang Pertamina," ujarnya ketika dijumpai di kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Senin (18/2/2019).
Turunnya impor migas ini terlihat dikontribusi signifikan oleh penurunan impor minyak mentah dan BBM. Impor minyak mentah turun 20,55% jadi US$ 455,7 juta, dan impor BBM atau hasil minyak turun 26,52% jadi US$ 1,05 juta.
Selama tiga belas bulan terakhir, nilai impor migas tertinggi tercatat pada Agustus 2018 dengan nilai mencapai US$3,04 juta dan terendah terjadi di Januari 2019 dengan nilai US$1,69 juta.
Nicke menjelaskan, penurunan impor minyak mentah dan BBM dilakukan sebagai salah satu langkah efisiensi. Penerapan kebijakan B20 juga mendorong minimalnya impor Pertamina.
"Karena B20 kan sudah mandatori per 1 September 2019, sehingga impor menurun. Jadi mandatori dari penurunan impor minyak mentah dan penurunan impor solar itu menghasilkan penurunan impor minyak total 25%," ungkapnya.
Meski tak menyebutkan angka pasti kisaran perbandingan, Nicke membeberkan simulasi.
"Angkanya ada ya. Biasanya gini, kalau kita itu kan impor antara 350-400 ribu barel/hari, nah itu kita sekarang bisa kurangi karena setengahnya itu sudah kita bisa beli [di dalam negeri]. Sama yang solar juga begitu, biasanya kita kan produk itu 350-400, itu pun sudah bisa kita kurangi sekitar 20%," lanjutnya.
Lebih lanjut, dikatakan, kebutuhan Pertamina yang sebelumnya harus dipenuhi melalui impor, kini sebagian sudah bisa disuplai oleh Chevron. Dia menyebut, suplai yang sudah diterima sebesar 90 ribu barel/hari sejak Januari 2019.
"Nanti ada sisanya akan mulai kita beli periode Juli sampai dengan Desember 2019," bebernya, sambil menyebutkan bahwa target ke depan diharapkan mampu menambah kapasitas pembelian hingga 280 ribu barel/hari.
"Exxon kita masih melakukan negosiasi tapi yang Chevron sudah," pungkasnya.
Saksikan video Pertamina temukan cadangan minyak baru di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article Budi Gunadi Jabarkan Jurus Pertamina Kurangi Impor
Most Popular