Perbesar Impor LPG-Minyak dari AS, Pertamina Tunggu Aturan Pemerintah

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
17 July 2025 19:35
Gedung Graha Pertamina di Jakarta Pusat. (Dok. PT Pertamina (Persero))
Foto: Gedung Graha Pertamina di Jakarta Pusat. (Dok. PT Pertamina (Persero))

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) masih menunggu regulasi dari pemerintah terkait rencana pembelian minyak mentah (crude) dan liquefied petroleum gas (LPG) dari Amerika Serikat (AS).

Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menjelaskan bahwa rencana penambahan impor dari AS sebagai bagian dari negosiasi tarif dagang antara Indonesia dengan AS. Namun, untuk mengeksekusi rencana tersebut, Pertamina memerlukan dukungan dari pemerintah berupa payung hukum yang kuat.

"Nah, untuk melakukan itu kita perlu dukungan regulasi dari pemerintah, untuk menjustifikasi bahwa kita bisa melakukan pengadaan dari sana," kata Fadjar di Jakarta, Kamis (17/7/2025).

Fadjar membeberkan, volume impor LPG dari AS sendiri saat ini porsinya mencapai 57% dari total impor secara keseluruhan. Rencananya porsi impor LPG dari AS akan ditambah menjadi 60%.

"Tapi banyak yang menanyakan nominalnya, volumenya, nah itu belum bisa kami sampaikan karena adanya perjanjian kerja sama bahwa tidak boleh ada public announcement terkait dengan kerja sama yang energi, khusus energi. Jadi yang penting kita mendukung pemerintah," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, Presiden AS Donald Trump meminta Indonesia untuk membuka keran impor energi lebih besar sebagai bagian dari negosiasi tarif.

Dalam pernyataannya, Trump menegaskan bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari kesepakatan dagang baru yang lebih luas. "Mereka akan membayar 19% dan kami tidak akan membayar apapun kami kini memiliki akses penuh ke Indonesia, dan beberapa kesepakatan energi besar akan diumumkan," ujar Trump, Selasa (15/7/2025) seperti dikutip Reuters.

Sebagai imbal balik, Indonesia berkomitmen mengimpor produk energi AS senilai US$15 miliar atau setara Rp 244 triliun (kurs Rp16.290/US$). Paket ini mencakup peningkatan impor minyak mentah, gas alam cair (LNG), batu bara metalurgi, serta listrik dan hydrocarbon gas liquids.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awas! Tambahan Impor Minyak & LPG ke AS Bisa Bikin Kantong RI Bengkak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular