Corona Bikin Harga Minyak Anjlok, Pertamina Genjot Impor

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
03 April 2020 18:11
Pertamina justru genjot impor minyak di kala harga komoditas tersebut tengah merosot akibat corona
Foto: CNBC Indonesia/Rivi Satrianegara
Jakarta, CNBC Indonesia - Anjloknya harga minyak tidak disia-siakan PT Pertamina (Persero) untuk menambah impor minyak mentah. Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan tambahan impor juga dilakukan untuk produk BBM dan LPG.

"Tambahan impor minyak mentah akan meningkatkan ketersediaan minyak mentah dalam negeri yang akan diolah di kilang Pertamina," ungkapnya dalam keterangan tertulisnya, Jumat, (03/04/2020).

Sayangnya Pertamina belum memberikan rincian besaran tambahan impor minyak mentah. Fajriyah mengatakan meski ada tambahan impor minyak mentah, namun Pertamina tetap mengutamakan penyerapan minyak mentah dalam negeri.

Baik yang didapatkan dari bagian pemerintah (government intake), anak perusahaan Pertamina dan pembelian bagian KKKS. Sapai akhir Februari 2020, total minyak mentah domestik yang diserap dan diolah Pertamina sebesar 669 MBPD atau sekitar 92% dari produksi minyak mentah nasional.



Pertamina memastikan pasokan untuk BBM masih aman, untuk produk jenis gasoline yakni Premium, Pertalite, dan Pertamax berada pada level aman di atas 22 hari. Pertamax Turbo mencapai 42 hari dan Minyak Tanah mencapai 89 hari.

Lalu produk jenis gasoil yakni Solar dan Dexlite dapat memenuhi ketersediaan di atas 24 hari, produk Pertamina Dex secara nasional mencapai 53 hari. "Terjadi penurunan konsumsi harian BBM sebesar 16% menjadi 113 juta liter dari rata rata komsumsi normal harian sebesar 134 juta liter," terangnya.

Kondisi berbalik terjadi pada konsumsi LPG yang justru meningkat. Pasokan LPG secara nasional saat ini berada di level 16 hari. Peningkatan konsumsi LPG terjadi di sektor LPG untuk rumah tangga. LPG Subsidi 3 kg mengalami kenaikan konsumsi harian hampir 1% menjadi 22.117 metrik ton dari konsumsi normal sebesar 21.927 metrik ton.

Fajriyah mengatakan banyak konsumen yang beralih ke LPG non subsidi khusus untuk rumah tangga seperti produk Bright Gas kemasan 12 kg dan 5,5 kg. Terbukti dari adanya peningkatan konsumsi hingga mencapai 9% dalam 3 minggu terakhir.

"Seluruh operasional perusahaan dari hulu, pengolahan hingga hilir tetap berjalan normal dengan pengaturan personil yang ketat sesuai dengan protokol pencegahan Covid-19," paparnya
(gus) Next Article Pertamina Kebut Pembangunan Kilang Minyak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular