Catat, Ini Janji-Janji Yang Menyatukan Jokowi-Prabowo

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
17 February 2019 16:51
Catat, Ini Janji-Janji Yang Menyatukan Jokowi-Prabowo
Foto: Cover Insert/Pilpres 2019/Edward Ricardo
Jakarta, CNBC Indonesia-Perdebatan identik dengan aksi saling lempar argumen untuk menunjukkan bahwa dua pihak yang berdebat memiliki perbedaan mendasar, hingga saling baku ide agar gagasan pihak lain mati atau minimal terlihat inferior.

Itulah yang akan kita saksikan malam nanti ketika peserta pemilihan presiden yakni petahana Joko Widodo (Jokowi) berdebat dengan penantangnya Prabowo Subianto dalam ajang debat. Keduanya akan mengupas tema infrastruktur, pangan, energi, dan sumber daya alam (SDA).

Namun, mari kita memandang keduanya dengan perspektif yang agak berbeda, yakni: mencari kesamaan yang menyatukan keduanya. Dwitunggal (ide), jika meminjam istilah yang sering digaungkan di era Orde Baru. Di titik mana sajakah mereka menunjukkan kesamaan perhatian? Berikut ini ulasannya.

Kedua kubu telah merilis visi-misi masing-masing yang telah diajukan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan bahkan sudah direvisi atau disempurnakan. Tim Riset CNBC Indonesia menyusun daftar visi, program, hingga rencana aksi yang telah mereka siapkan terkait dengan tema debat malam ini.

Kubu Jokowi memilih melanjutkan target yang digariskan gerbong pengusungnya yakni Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P), dalam rumusan bernama nawacita (sembilan cita-cita atau target). Formula itu diyakini bisa meneruskan "Jalan Perubahan untuk Indonesia Maju."



Dari 259 program tersebut, ada 24 program aksi yang terkait dengan topik debat malam ini, yakni enam program aksi terkait infrastruktur; enam program aksi terkait sumber daya alam dan pangan; dua program aksi terkait energi; dan 10 program aksi terkait lingkungan hidup.

Sementara itu, kubu Prabowo menyodorkan konsep yang lebih "sederhana" yang hanya berisikan empat fokus yang harus digarap. Mereka menamainya 'Empat Pilar' yang berisikan 110 program aksi untuk mencapai "Indonesia adil dan Makmur". 



Meski jumlah program aksinya hanya separuh dari jumlah program aksi di Nawacita, konsep 'Empat Pilar' Prabowo mengandung 25 program aksi yang terkait dengan tema debat malam ini. Artinya, seperempat program aksi yang disusun kubu mantan Jenderal ini berpeluang dikupas dalam debat malam ini.

NEXT

Nah, jika membandingkan jumlah program aksi mereka yang terkait dengan topik debat malam ini, bisa dikatakan bahwa keduanya relatif seimbang, yakni masing-masing dengan 25 program aksi. Jika kita lihat lebih dekat, setidaknya ada sembilan program yang senada di kedua kubu.

Keduanya memang menggunakan bahasa yang berbeda. Namun, poin atau titik sasaran yang dibidik sama, yang menunjukkan bahwa keduanya memiliki tingkat perhatian yang sama-sama tinggi untuk kesembilan isu tersebut.

Misalnya, isu mengenai pemerataan pembangunan infrastruktur, di mana kedua peserta pilpres tersebut sama-sama memiliki perhatian untuk mendorong infrastruktur tidak hanya di Jawa, melainkan juga daerah-daerah di luar Jawa, termasuk daerah terpencil.

Demikian juga dengan isu integrasi pembangunan infrastruktur dengan sentra aktivitas manufaktur, atau pusat kegiatan ekonomi yang produktif seperti kawasan industri serta kawasan ekonomi khusus (KEK).



Di bidang energi, keduanya sama-sama se-ide untuk mempercepat penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT) dalam bauran energi Indonesia. Pada tahun 2025, Indonesia menargetkan porsi EBT sebesar 23% dalam bauran energi primer.

Dalam hal pangan, keduanya juga sepakat mengenai pentingnya untuk mewujudkan ketersediaan pangan, serta melanjutkan program yang belum tuntas sejak dirintis di tahun 1945 sampai dengan sekarang, yakni reformasi agraria.

Untuk isu perubahan iklim, keduanya juga sepakat untuk mengedepankan upaya mengatasi pemanasan global, yakni tak lain mengurangi emisi gas rumah kaca (karbondioksida) sebagai kunci utama untuk memenuhi kesepakatan dunia di Prancis (Paris Agreement).

Keduanya juga seide untuk urusan memperkuat penegakan hukum terhadap para perusak lingkungan. Demikian juga dengan penanganan masalah daerah aliran sungai (DAS) serta sampah plastik. Perlu dicatat, Menteri kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyebutkan bahwa Indonesia adalah penghasil terbesar kedua, setelah China, untuk sampah plastik.

Dari situ, terlihat bahwa secara umum keduanya memiliki program yang bertujuan sama, yakni memperbaiki Indonesia. Pertanyaan selanjutnya: serealistis apa mereka mengejawantahkan janji-janjinya? Itulah yang perlu disimak malam ini. Jangan sampai terjebak “inflasi" janji yang membumbung tinggi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular