PDB Tumbuh Stagnan, Penggangguran RI Nambah 1,5 Juta/Tahun

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
08 February 2019 12:39
Apabila realisasi pertumbuhan ekonomi stagnan di 5%, bukan tidak mungkin angka pengangguran semakin membludak.
Foto: Pencari kerja memadati gelaran Job For Career Festival 2018 di area Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (27/11). Angka pengangguran pada Agustus 2018 tercatat 7 juta orang, menurun 40 ribu orang dibanding Agustus 2017 lalu. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka pertumbuhan ekonomi sepanjang 2018. Hasilnya cukup menggembirakan, lantaran perekonomian Indonesia tumbuh 5,17%.

Angka tersebut bahkan di atas ekspektasi pasar, bahkan di atas perkiraan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Bendahara negara sebelumnya memperkirakan, ekonomi Indonesia bisa tumbuh 5,15% di 2018.

Meski demikian, realisasi pertumbuhan ekonomi domestik sebesar 5%, dianggap tak cukup. Apabila realisasi pertumbuhan ekonomi stagnan di 5%, bukan tidak mungkin angka pengangguran semakin membludak.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengemukakan, rata-rata pertumbuhan ekonomi domestik dalam beberapa tahun terakhir hanya sekitar 5%.

Sementara di sisi lain, pertumbuhan angkatan kerja setiap tahunnya selalu mengalami kenaikan. Namun dengan pertumbuhan di kisaran 5%, maka serapan lapangan pekerjaan menjadi lebih lambat.

"Pertumbuhan ekonomi itu kita butuhkan untuk menyediakan lapangan pekerjaan dan menyejahterakan masyarakat," kata Piter saat berkunjung ke RedaksiĀ CNBC Indonesia, Jumat (8/2/2019).

"Gembar gembor bonus demografi. Angkatan kerja produktif kita itu sekarang kisaran tumbuh sekitar 3 juta jiwa. Kalau tumbuh 5%, hanya bisa menyediakan kisaran 1,5 juta. Artinya nambah 1,5 juta pengangguran tiap tahun," tegasnya.

"Puncak bonus demografi itu 2023. Kalau terus-terusan seperti ini, kita akan alami puncak pengangguran. Artinya bonus demografi berubah jadi bencana demografi," jelasnya.

Menurutnya, untuk menghindari hal tersebut, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia setidaknya harus tumbuh minimal 8%. Lantas, apakah mungkin Indonesia tumbuh di angka tersebut dalam beberapa tahun ke depan?

"China itu dari 3,35% melompat ke 14% dalam 2 tahun. Vietnam sekarang sudah 7%. Kenapa kita tidak bisa? Padahal kita menghadapi kondisi global yang sama," tegasnya.

"Perlu kejujuran terhadap apa yang kita lakukan. KIta gak pernah jujur pada kondisi yang sebenarnya," tegas Piter.

Berdasarkan penelusuran tim riset CNBC Indonesia, perekonomian Indonesia saat ini memang dikuasai oleh sektor non tradable yakni sebesar 53,4% dari perekonomian nasional. Sementara sisanya, dikuasai sektor tradable.

Padahal, lapangan kerja sektor tradable ini yang relatif mudah diakses oleh masyarakat Indonesia yang mayoritasnya berpendidikan rendah. Dari total angkatan kerja di Indonesia sebanyak 131 juta jiwa, hanya 12,4 juta yang tercatat sebagai lulusan universitas.

Pada akhirnya, tingkat pengangguran pun makin sulit ditekan. Apabila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya, seperti Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam, tingkat pengangguran Indonesia menjadi yang tertinggi.

Saksikan video Tingkat Kemiskinan di Era Jokowi

[Gambas:Video CNBC]
(dob) Next Article Kenaikan Anggaran Pertahanan China Salip Pertumbuhan PDB

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular