Internasional
Sabar, Jalan Damai Dagang AS-China Masih Panjang & Berliku
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
08 February 2019 11:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Penasihat ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow, pada hari Kamis (7/2/2019) mengatakan pemerintah Amerika Serikat (AS) berharap mencapai kesepakatan dagang dengan China. Sayangnya, masih banyak hal di antara kedua negara yang belum terselesaikan.
"Presiden telah mengindikasikan bahwa dia optimistis berkenaan dengan kemungkinan tercapainya kesepakatan perdagangan," kata Kudlow, direktur Dewan Ekonomi Nasional, pada Fox Business, tulis CNBC International.
"Tapi masih ada jarak yang cukup jauh untuk dapat menuju ke sana (tercapainya kesepakatan)."
Pernyataannya tersebut, bersama dengan kekhawatiran pasar apakah AS-China dapat mencapai kesepakatan dagang tepat waktu sebelum 2 Maret, membuat indeks Dow Jones di Wall Street terkoreksi lebih dari 200 poin.
Jika kedua negara gagal mencapai kesepakatan dagang sebelum tenggat waktu habis, maka AS kemungkinan besar akan menerapkan putaran tarif impor baru terhadap barang-barang China.
Presiden AS Donald Trump juga mengatakan rencana pertemuannya dengan Presiden China Xi Jinping sepertinya tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Padahal, ia pekan lalu menyatakan ingin bertemu Xi sebelum perjanjian dagang dinyatakan rampung.
Komentar Kudlow tersebut senada dengan pernyataan Menteri Keuangan Steven Mnuchin pada hari Rabu.
Kepada CNBC, Mnuchin mengatakan pembicaraan dengan China "sangat produktif." Namun, ia juga mengatakan ada "berbagai masalah" yang masih harus diselesaikan.
Mnuchin bersama dengan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer akan bertolak ke Beijing pekan depan untuk mengadakan pembicaraan dagang lagi dengan Wakil Perdana Menteri Liu He.
Kudlow menilai pembicaraan sebelumnya yang melibatkan ketiga pemimpin itu memiliki "dampak yang baik bagi mereka."
"Kami membahas berbagai masalah dasar yang luar biasa dan semua masalah utama," katanya. "Semua hal itu dikemukakan dan dibahas secara rinci. Saya pikir pembicaraan itu akan berlanjut."
Kedua belah pihak sedang menggarap sejumlah masalah, khususnya mengupayakan agar China mengimpor lebih banyak lagi produk Amerika dan menghentikan transfer teknologi paksa dari perusahaan AS.
Presiden Donald Trump telah menetapkan pengurangan defisit perdagangan antara AS dan China sebagai prioritas ekonomi utama.
Saksikan video mengenai kabar terbaru rencana pertemuan Trump dan Xi Jinping berikut ini.
(prm) Next Article Kudlow: AS Inginkan Perundingan Dagang Serius dengan China
"Presiden telah mengindikasikan bahwa dia optimistis berkenaan dengan kemungkinan tercapainya kesepakatan perdagangan," kata Kudlow, direktur Dewan Ekonomi Nasional, pada Fox Business, tulis CNBC International.
"Tapi masih ada jarak yang cukup jauh untuk dapat menuju ke sana (tercapainya kesepakatan)."
Jika kedua negara gagal mencapai kesepakatan dagang sebelum tenggat waktu habis, maka AS kemungkinan besar akan menerapkan putaran tarif impor baru terhadap barang-barang China.
Presiden AS Donald Trump juga mengatakan rencana pertemuannya dengan Presiden China Xi Jinping sepertinya tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Padahal, ia pekan lalu menyatakan ingin bertemu Xi sebelum perjanjian dagang dinyatakan rampung.
Komentar Kudlow tersebut senada dengan pernyataan Menteri Keuangan Steven Mnuchin pada hari Rabu.
![]() |
Kepada CNBC, Mnuchin mengatakan pembicaraan dengan China "sangat produktif." Namun, ia juga mengatakan ada "berbagai masalah" yang masih harus diselesaikan.
Mnuchin bersama dengan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer akan bertolak ke Beijing pekan depan untuk mengadakan pembicaraan dagang lagi dengan Wakil Perdana Menteri Liu He.
Kudlow menilai pembicaraan sebelumnya yang melibatkan ketiga pemimpin itu memiliki "dampak yang baik bagi mereka."
"Kami membahas berbagai masalah dasar yang luar biasa dan semua masalah utama," katanya. "Semua hal itu dikemukakan dan dibahas secara rinci. Saya pikir pembicaraan itu akan berlanjut."
Kedua belah pihak sedang menggarap sejumlah masalah, khususnya mengupayakan agar China mengimpor lebih banyak lagi produk Amerika dan menghentikan transfer teknologi paksa dari perusahaan AS.
Presiden Donald Trump telah menetapkan pengurangan defisit perdagangan antara AS dan China sebagai prioritas ekonomi utama.
Saksikan video mengenai kabar terbaru rencana pertemuan Trump dan Xi Jinping berikut ini.
(prm) Next Article Kudlow: AS Inginkan Perundingan Dagang Serius dengan China
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular