Laporan Keuangan Pertamina Dirilis Akhir Februari, Jeblok?

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
05 February 2019 07:45
Pemerintah menjanjikan laporan kinerja keuangan PT Pertamina (Persero) akan keluar paling lambat di akhir bulan Februari 2019.
Foto: PT Pertamina (Persero) telah meluncurkan Green Energy Station (GES) yang merupakan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) pertama dari BUMN migas tersebut. (CNBC Indonesia/Anastasia Arvirianty)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menjanjikan laporan kinerja keuangan PT Pertamina (Persero) akan keluar paling lambat di akhir bulan Februari 2019.

"Ya, nanti akan diumumkan, sekarang kan sedang diaudit, dan audit memerlukan waktu," ujar Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno saat dihubungi CNBC Indonesia, Selasa (5/2/2019).

Lebih lanjut, Fajar menuturkan, dalam audit laporan kinerja, memang yang paling cepat adalah di industri perbankan, dan juga perusahaan-perusahaan publik. Namun, sesuai dengan aturan Menteri Keuangan dan Menteri BUMN, audit paling lambat harus selesai di akhir Februari.

Fajar pun menuturkan, jumlah BUMN yang merugi juga semakin sedikit, kecuali yang sudah rugi dari awalnya, seperti yang sudah tidak beroperasi dan sebagainya.

"Tapi kalau yang tadinya rugi, sudah baik kok, seperti Krakatau Steel, Balai Pustaka, Primisima dan lainnya. Garuda Indonesia nanti kita tunggu deh. Kalau Pertamina dan PLN juga baik-baik saja kok. Akhir Februari sudah harus keluar, harus diumumin," pungkas Fajar.

Sebelumnya, membuka kondisi keuangan PT Pertamina (Persero) di kuartal III-2018. Perusahaan migas pelat merah ini hanya mampu membukukan laba Rp 5 triliun.

Laba ini merosot sekitar 81% dibanding yang bisa dicapai perseroan di periode serupa tahun lalu, di mana Pertamina membukukan laba US$ 1,99 miliar atau setara Rp 26,8 triliun.

Kementerian BUMN sendiri tidak mau berkomentar banyak soal merosotnya laba Pertamina. "Ini sampai dengan kuartal III. Tapi sektoral dan spesifiknya biar deputi yang jelaskan," ujar Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kemneterian BUMN, Aloysius Kiik Ro, saat paparan di kantornya, Selasa (4/12/2018).





(dru) Next Article Sebenarnya, Berapa Laba Pertamina di 2018?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular