Simak! Industri Ini Bakal Menang Banyak di Tahun Politik
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
31 January 2019 13:37
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto, meramal bahwa Pemilu 2019 bakal berdampak positif pada pertumbuhan beberapa sektor industri. Ramalan itu berdasarkan pada pengalaman Pemilu 2014 lalu.
"Belajar dari Pemilu 2014, Pemilu 2019 akan memiliki dampak di beberapa sub sektor industri mamin (makanan dan minuman), tekstil dan pakaian jadi, serta industri dari kulit dan alas kaki," demikian paparan Menperin yang disampaikan oleh Imam Haryono Staf Ahli Menteri Bidang Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri, dalam sebuah seminar di Kemenperin, Kamis (31/1/2019).
Secara umum, industri non migas diproyeksikan tumbuh 5.57% pada 2019. Dari proyeksi itu, sektor yang diproyeksikan tancap gas adalah mamin 9,8%, mesin 7 %, tekstil dan pakaian jadi 5,86%, barang dari kulit 5,4%, serta industri barang dari logam 3.81%.
Di sisi lain, masih dalam rangka menyongsong tahun 2019 dia menilai sedang menghadapi beberapa isu penting. Selain Pemilu, isu yang perlu diperhatikan adalah perang dagang, dan perjanjian perdagangan Indonesia-Eropa FTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE-CEPA).
"Perang dagang antara AS dan Tiongkok akhirnya menyetujui moratorium untuk meredakan dagang selama 90 hari sejak 3 Desember 2018, dengan penundaan kenaikan tarif oleh AS sebesar 25% dengan total USD 200 miliar. Walaupun adanya perang dagang, Indonesia diuntungkan dengan rencana relokasi perusahaan Tiongkok ke Indonesia untuk menghindari peningkatan tarif," urainya.
"Bulan Februari sampai Desember 2018 terlihat eskpansi, sektor industri mengalami perkembangan dan akan terus berlanjut di 2019," pungkasnya.
(roy/roy) Next Article Nyoblos Pakai Kemeja Putih, Menperin: Langkahnya Enteng
"Belajar dari Pemilu 2014, Pemilu 2019 akan memiliki dampak di beberapa sub sektor industri mamin (makanan dan minuman), tekstil dan pakaian jadi, serta industri dari kulit dan alas kaki," demikian paparan Menperin yang disampaikan oleh Imam Haryono Staf Ahli Menteri Bidang Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri, dalam sebuah seminar di Kemenperin, Kamis (31/1/2019).
"Perang dagang antara AS dan Tiongkok akhirnya menyetujui moratorium untuk meredakan dagang selama 90 hari sejak 3 Desember 2018, dengan penundaan kenaikan tarif oleh AS sebesar 25% dengan total USD 200 miliar. Walaupun adanya perang dagang, Indonesia diuntungkan dengan rencana relokasi perusahaan Tiongkok ke Indonesia untuk menghindari peningkatan tarif," urainya.
"Bulan Februari sampai Desember 2018 terlihat eskpansi, sektor industri mengalami perkembangan dan akan terus berlanjut di 2019," pungkasnya.
(roy/roy) Next Article Nyoblos Pakai Kemeja Putih, Menperin: Langkahnya Enteng
Most Popular