Internasional

Pemerintahan Tutup 35 Hari, PNS AS Trauma

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
28 January 2019 14:20
Berakhirnya penutupan pemerintah AS ternyata masih membuat pekerja federal merasa tidak aman.
Foto: Dampak Shutdown (Reuters/Leah Milis)
Washington, CNBC Indonesia - Penutupan pemerintah sebagian (partial government shutdown) Amerika Serikat (AS) baru saja berakhir setelah berlangsung selama 35 hari. Namun, berakhirnya penutupan pemerintah AS ternyata masih membuat pekerja federal merasa trauma.

"Saya pikir (pembukaan pemerintah sementara) ini sangat membantu, terutama untuk mendapatkan bayaran, mendapatkan gaji," kata Deepan Patel. "Dan mudah-mudahan mereka membuat kesepakatan sebelum pemerintah ditutup lagi."


Deepan Patel merupakan salah satu dari sejumlah pekerja pemerintah AS yang pada hari Jumat (25/1/2019) mengantre untuk mendapatkan makan di dapur umum "Chefs for Feds" milik chef terkenal Jose Andres.

Presiden AS Donald Trump telah menyetujui anggaran sementara sehingga pemerintahan AS bisa kembali dibuka. Namun, anggaran tersebut hanya akan membiayai pemerintah selama tiga minggu.

Anggaran sementara tersebut tidak memuat dana untuk pembangunan tembok di perbatasan AS-Meksiko, sesuatu yang sangat diinginkan Trump dan ditentang legislatif (terutama House of Representatives yang dikuasai kubu oposisi Partai Demokrat). Sehingga, bisa dikatakan bahwa masalah politik-anggaran di Washington ini dimenangkan oleh Demokrat.

Pemerintahan Tutup 35 Hari, PNS AS TraumaFoto: Sebuah tanda menyatakan Arsip Nasional ditutup karena penutupan sebagian pemerintah federal di Washington, AS, 22 Desember 2018. REUTERS / Joshua Roberts

Namun, Trump masih berkeras untuk membangun tembok. Jika nantinya masa berlaku anggaran sementara ini habis pada 15 Februari dan janji Demokrat untuk membuat kesepakatan yang di dalamnya termasuk pendanaan untuk tembok tidak tercapai, maka kemungkinan Trump akan menutup kembali pemerintahan.

Trump, dalam sebuah wawancara dengan The Wall Street Journal (WSJ), Minggu (27/1/2019), mengatakan dia merasa hanya ada kurang dari 50% keyakinan bahwa kesepakatan mengenai pendanaan tembok dapat dicapai sebelum rapat pembentukan Undang-Undang (UU) pendanaan berikutnya tiba.

Penutupan yang sudah berlangsung sejak 22 Desember 2018 dan merupakan yang terlama dalam sejarah itu telah menyebabkan 800.000 pekerja AS tidak digaji.

Seperti kebanyakan dari pekerja federal yang dipaksa cuti di seluruh Amerika, Patel, yang bekerja untuk otoritas pajak AS, Internal Revenue Service (IRS), menyatakan kelegaan sekaligus keraguannya tentang apakah perjanjian tiga minggu untuk mendanai pemerintah akan bertahan melampaui 15 Februari.

Sementara itu, Dulce Hernandez (37 tahun), yang merupakan seorang perwira dengan serikat pekerja yang mewakili agen-agen IRS di Spring Valley, California, mengatakan teleponnya sering berdering di malam hari oleh panggilan dari para karyawan yang kebingungan tentang cara membayar tagihan mereka.


"Saya berharap mereka bisa mendapatkan keinginan mereka dan menyelesaikan masalah (dana) ini, karena kami tidak bisa melalui ini lagi," katanya. "Keadaan ini membuat stres. Saya tidak tidur."

Melansir Reuters, jika pemerintahan tidak juga dibuka sampai pada hari Jumat (1/2/2019), maka pekerja federal akan kehilangan gaji mereka untuk bulan kedua.

Dalam kesepakatan sementara yang ditandatangani Trump, di dalamnya termasuk anggaran untuk pembayaran gaji yang pegawai tidak terima selama penutupan berlangsung, yang kata Trump sebut akan segera diterima para pekerja.

Selain Patel, Monte Engler (50 tahun), seorang perwakilan serikat pekerja untuk serikat Spesialis Keselamatan Penerbangan Profesional yang tinggal di Gurnee, Illinois, juga menyatakan kekhawatirannya terkait keadaan pemerintah AS saat ini.

"Saya sama sekali tidak merasa senang bekerja untuk pemerintah federal, tetapi saya sudah bekerja di sana lebih dari 30 tahun, jadi apa lagi yang akan saya lakukan," kata Engler, seorang penderita diabetes, yang mendaftar untuk mendapatkan kupon makanan.

Akibat tidak mendapatkan gaji, ia mengaku meminjam uang dari anggota keluarga untuk membayar bensin untuk pergi bekerja dan pergi ke bank makanan untuk memberi makan keluarganya.

"Jika Anda terbang dengan pesawat terbang dan kami tidak ada di sana, Anda dalam bahaya," kata Engler, yang diminta untuk tetap bekerja selama penutupan, untuk dapat terus melakukan pemeliharaan peralatan kontrol lalu lintas udara di Bandara Internasional O'Hare.

"Seluruh situasi mengerikan dan saya yakin itu akan terjadi lagi," tambahnya.

Racheal Abraham (53 tahun), yang telah bekerja tanpa dibayar sebagai petugas Administrasi Keamanan Transportasi (TSA) di Bandara Nasional Reagan Washington, hanya bisa berharap pada bantuan sementara.

Pemerintahan Tutup 35 Hari, PNS AS TraumaFoto: Pekerja pemerintah yang terkena dampak dari penutupan melakukan protes diam-diam terhadap penutupan sebagian pemerintah yang sedang berlangsung di Capitol Hill di Washington, Rabu, 23 Januari 2019 (AP Photo / Andrew Harnik)

"Ini memberikan sedikit bantuan kepada karyawan federal selama beberapa minggu sebelum tingkat stres mereka naik lagi. Kami tidak bisa terus-menerus dilempar ke sana ke mari antara dibayar dan harus menunggu dibayar, hidup kami bergantung pada gaji ini," jelasnya.

Lonjakan absennya petugas TSA selama penutupan telah menyebabkan pos-pos pemeriksaan ditutup dan antrean panjang di beberapa bandara tersibuk di Amerika Serikat.

Carole Sneed, yang bekerja untuk Administrasi Layanan Umum, juga sedang menunggu makanan di dapur darurat Jose Andres di Pennsylvania Avenue yang terletak di antara Capitol dan Gedung Putih, dua titik fokus dari debat penutupan diadakan.

"Saya hanya berharap bahwa mereka benar-benar akan menghasilkan kesepakatan nyata sehingga kita bisa melanjutkan hidup kita," kata Sneed.


(prm) Next Article Demi Loloskan Dana Tembok Batas, Trump Sebut AS Alami Krisis

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular