Jagung Masih Mahal, Harga Telur Ayam Terancam Naik

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
23 January 2019 20:35
Presiden Peternak Layer Nasional (PLN) Musbar Mesdi mengingatkan kepada pemerintah untuk menyelesaikan masalah suplai jagung.
Foto: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution memantau peternakan ayam di Blitar. (CNBC Indonesia/Muhammad Choirul Anwar)
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Peternak Layer Nasional (PLN) Musbar Mesdi mengingatkan kepada pemerintah untuk menyelesaikan masalah suplai jagung. Hal itu penting mengingat harga jagung yang mahal bakal berdampak ke harga telur dan daging ayam.

Kepada CNBC Indonesia, Rabu (23/1/2019), Musbar mengatakan, apabila suplai jagung masih langka dan harganya terus mahal, harga telur di tingkat farm gate (peternak) akan mengalami kenaikan hingga Rp 2.000/kg dari harga yang diatur pemerintah.

Pasalnya, biaya produksi telur peternak dengan harga jagung saat ini telah mencapai Rp 20.800 - 22.000 per kilogram.

Padahal, Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 96 Tahun 2018 mengatur harga acuan pembelian telur dan daging ayam di tingkat peternak seharga Rp 18.000 - 20.000/kg.

"Pemakaian jagung itu 50% dalam adukan pakan, artinya ada kenaikan harga Rp 1.000 per 1 kg pakan," imbuhnya.



Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa umumnya bahan pangan dari unggas seperti daging dan telur ayam harganya mengikuti tren "bulan Jawa", atau tren kenaikan permintaan saat ada hari-hari besar keagamaan seperti puasa, Lebaran atau Natal.

"Trennya Januari-Februari permintaan telur memang sedang menurun sehingga harga telur jatuh. Sementara harga pakannya naik. Bayangkan," keluhnya.

Jika Jagung Masih Mahal, Harga Telur & Daging Ayam Bakal NaikFoto: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution memantau peternakan ayam di Blitar. (CNBC Indonesia/Muhammad Choirul Anwar)


Musbar mengkhawatirkan, apabila pemerintah tidak segera turun tangan menambah impor jagung, permintaan telur yang naik di akhir Februari- Maret akan membuat harga telur melonjak.

Sebab, saat ini banyak peternak memilih memotong dan menjual daging ayam petelurnya dibandingkan merugi (afkir dini).

[Gambas:Video CNBC]


(miq/miq) Next Article RI Kaji Impor Jagung 200 Ribu Ton di 2020

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular